Menanti Lahirnya Bintang Baru Tenis Indonesia di Kamboja
Momen SEA Games Kamboja 2023 harus betul-betul dimanfaatkan petenis muda Indonesia. Mereka harus mampu membuktikan bisa diandalkan dalam perolehan medali yang selama ini lebih sering disumbangkan barisan senior.
Cabang tenis Indonesia masih sangat bergantung pada para atlet senior, yang aktif mengikuti beragam turnamen internasional, dalam upaya meraup medali emas di SEA Games Kamboja 2023. Padahal, di sisi lainnya, barisan atlet muda ingin menunjukkan bahwa mereka juga bisa diandalkan.
Indonesia akan mengirim 10 petenis ke Kamboja untuk mengikuti ajang multicabang dua tahunan itu. Mereka yaitu Christopher Rungkat, M Rifqi Fitriadi, Nathan Anthony Barki, David Agung Susanto, Anthony Susanto, Aldila Sutjiadi, Priska Madelyn Nugroho, Jessy Rompies, Beatrice Gumulya, dan Fitriana Sabrina.
Empat nama di antaranya masih menjadi tumpuan Indonesia untuk meraih medali. Mereka yaitu Christopher alias Christo (33), Aldila (28), Beatrice (32), dan Jessy (33). Selain aktif mengikuti kompetisi profesional, keempat senior itu sudah mengikuti SEA Games, setidaknya sejak 2015. Christo bahkan sudah mengikuti tujuh SEA Games, yaitu sejak edisi 2007 saat masih berusia 17 tahun. Dia telah meraih total 6 emas, 5 perak, dan 3 perunggu.
Di ganda campuran, Christo dan Aldila bahkan selalu menjaga tradisi emas, yaitu mulai dari Asian Games Indonesia 2018 hingga SEA Games edisi 2019 dan 2021. Pasangan ini bakal dipertahankan di Kamboja dan dinilai bisa mendapatkan medali emas.
Baca juga : Tenis Meja akan Dikirim untuk Hindari Sanksi
Selain nama-nama penjaga tradisi emas di cabang tenis itu, Indonesia juga mengirim atlet-atlet muda berbakatnya. Nathan Anthony Barki (18), debutan pada tim tenis putra, ikut dalam barisan. Ia nampaknya bakal dipasangkan dengan Christo untuk berlaga pada nomor ganda putra.
Pada turnamen MedcoEnergi International Tennis M25K di Jakarta, Nathan dan Christo memenangi seri pertama turnamen itu. Mereka mengalahkan Tsung-hao Huang/Duckhee Lee (Taiwan/Korea Selatan) dengan dua set langsung, 6-2, 6-4.
Dari hasil turnamen yang dilaksanakan tiga seri itu, Bonit Wiryawan, pelatih tim tenis putra Indonesia, menampik jika pihaknya hanya bergantung ke senior. Atlet-atlet muda pun punya potensi untuk bisa merebut medali.
”Saya kira sudah tidak bergantung ke Christo saja ya. Di turnamen ini (MedcoEnergi), mereka bersaing cukup baik. Ini semestinya bisa berlanjut di Kamboja,” kata Bonit saat ditemui di sela-sela turnamen itu, Jumat (28/4/2023) lalu.
Selain Anthony, Indonesia juga memiliki dua kakak beradik, yaitu David Agung dan Anthony Susanto. Kedua atlet itu bakal berangkat ke Kamboja dan akan bermain di nomor beregu atau ganda putra. ”David menunjukkan performa yang baik. Di turnamen kemarin, ia bersaing dengan petenis-petenis dari berbagai negara,” ungkap Bonit.
Baca juga : Langkah Rifqi Fitriadi Terhenti di Semifinal
Indonesia juga masih memiliki amunisi lain, yakni Muhammad Rifqi Fitriadi (24). Rifqi disebut sebagai tunggal putra terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Ia masuk dalam daftar pemain yang bakal berangkat ke Kamboja nanti. Rencananya, ia akan berlaga pada nomor tunggal putra.
SEA Games kali ini merupakan yang kedua yang diikuti Rifqi. Sebelumnya, ia sempat mengikuti SEA Games Vietnam 2021 dan meraih medali perak pada nomor beregu bersama senior-seniornya. Saat itu, Rifqi dikalahkan Kasidit Samrej (Thailand) yang peringkatnya jauh di bawahnya.
Di turnamen MedcoEnergi, Rifqi bermain cukup apik. Ia sempat menembus final di seri kedua meski dikalahkan petenis asal Australia. Pada seri ketiga, langkah Rifqi mengejutkan. Ia mampu menaklukan Leo Borg, anak legenda tenis dunia asal Swedia, Bjorn Borg. Borg adalah unggulan ketiga pada turnamen itu.
Pemain muda punya potensi, tetapi harus siapkan mental. (Wynne Prakusya)
Ia melaju ke perempat final dan bertemu petenis asal Taiwan, Tsung-hao Huang. Rifqi mampu menaklukkan finalis seri sebelumnya tersebut dengan rubber set sehingga melaju ke semifinal dan bertemu Brandon Walkin (Australia). Di semifinal, Walkin menunjukkan kualitasnya dan memenangi turnamen itu. Walaupun saat itu kalah, Bonit yakin Rifqi bisa meraih medali di SEA Games Kamboja.
”Selama latihan, saya mixed. Jadi, ikut program dari pelatih teknik dan fisik pribadi. Lalu, latihannya saya kombinasi dengan program pelatih timnas,” kata Rifqi.
Aldila mendunia
Tidak jauh berbeda dengan tim putra, tim tenis putri Indonesia juga masih mengandalkan tiga senior yang sudah punya pengalaman bermain di berbagai level. Mereka adalah Aldila, Jessy dan Beatrice. Mereka bahkan aktif mengikuti berbagai turnamen dunia jelang SEA Games Kamboja.
Aldila Sutjiadi, misalnya, berlaga di turnamen Asosiasi Tenis Wanita (WTA) 500 Stuttgart di Jerman dan 1000 Madrid. Aldila, yang aktif mengikuti turnamen sejak kelas ITF, kali ini bisa mendapatkan tiket babak utama di arena Grand Slam dan WTA 1000 untuk ganda putri.
Bersama petenis Jepang, Miyu Kato, Aldila mencapai hasil terbaik ketika menembus babak ketiga Grand Slam Australia Terbuka 2023. Di ajang WTA 1000, ia mencapai semifinal di Indian Wells yang disebut sebagai ”Grand Slam Kelima”. Setelah SEA Games 2023, Aldila akan langsung terbang ke Perancis untuk mengikuti Grand Slam Perancis Terbuka, 28 Mei-10 Juni.
Petenis putri lainnya, Jessy, bertanding di W100 Charleston, Amerika Serikat. Sedangkan Beatrice Gumulya sedang berlaga dalam turnamen W60 Koper di Slovenia.
Sementara Priska Madelyn, atlet muda yang ditunggu sinarnya sejak SEA Games tahun lalu, menjalankan uji coba W25 Guayaquil di Ekuador. Ia sudah berada di Jakarta untuk menjalankan latihan.
Baca juga : Timnas Tenis Kejar Tiga Emas Untuk SEA Games 2023
Wynne Prakusya, pelatih tim tenis putri Indonesia, tak menampik pihaknya masih bergantung pada atlet senior yang rutin menempa diri di berbagai ajang internasional. Aktif mengikuti turnamen menjadi satu-satunya cara bagi atlet meningkatkan semua aspek yang harus dimiliki.
”Gak ada persiapan khusus untuk mereka (senior). Kami sangat percaya ke mereka dan mereka tahu apa yang harus dilakukan,” ungkap Wynne.
Tim putri Indonesia juga punya debutan di SEA Games, yaitu Fitriana. Ia merasa bangga sekaligus tertantang. Tunggal putri Indonesia akan ikut bergantung pada dirinya.
Pemain asal DKI Jakarta itu berangkat ke Kamboja setelah lolos seleksi nasional. Di ajang itu, Fitriana, yang akrab disapa Ana, mengalahkan kembarannya, Fitriani ”Ani” Sabrini. Ani merupakan debutan SEA Games di Vietnam 2021. Ketika itu, ia gagal membawa medali untuk Indonesia.
”Saya dikasih tau banyak oleh dia (Ani) kalau yang pertama itu mentalnya harus kuat. Semua negara itu kuat, jadi harus diasah terus tekniknya,” kata Ana.
Baca juga : Aldila Ingin Lebih Konsisten Melawan Pemain Top Dunia
Serupa Priska, Ana adalah peraih medali di PON Papua 2021 lalu. Pada tahun 2022, Ana mengikuti tiga turnamen nasional dan sempat mengikuti seleksi SEA Games tahun lalu, namun gagal. Saat itu, ia kalah dari kembarannya.
Tahun ini, Ana mengikuti turnamen di Malaysia selama tiga minggu dan dua turnamen nasional lainnya. Ana bukan unggulan, namun lolos seleksi. Ia hanya ingin fokus pada dirinya dan bermain baik di SEA Games nanti. ”Di sana, lawannya bagus-bagus banget. Jadi, harus lebih banyak latihan lagi,” ujar Ana.
Dua minggu jelang ke Kamboja, Ana intens berlatih bersama Wynne. Sambil menunggu atlet lainnya tiba dari turnamen di luar negeri, Ana berlatih dengan pelatihnya itu. Beberapa petenis lainnya yang juga atlet nasional tidak jarang ikut membantu Ana berlatih.
Tim tenis Indonesia dibebani target tiga medali emas di Kamboja. Pemain muda bisa saja memberikan kejutan, walaupun tak ada beban khusus. ”Pemain muda punya potensi, tetapi harus siapkan mental,” kata Wynne. (IYA)