Perempat final Kejuaraan Asia Bulu Tangkis menjadi mimpi buruk pemain Indonesia. Hanya dua dari sembilan wakil ”Merah Putih” yang mampu lolos ke semifinal, selebihnya bertumbangan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
DUBAI, JUMAT — Harapan Indonesia membawa pulang gelar juara dari Kejuaraan Asia Bulu Tangkis 2023 kini tersisa pada pundak Anthony Sinisuka Ginting dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Hal itu menyusul rentetan kekalahan yang diderita wakil Indonesia lainnya pada babak perempat final kejuaraan di Dubai, Uni Emirat Arab, Jumat (28/4/2023).
Anthony tampil tenang di Sheikh Rashid bin Hamdan Indoor Hall, Al Nasr Club, untuk mengalahkan pemain China, Li Shifeng, lewat pertarungan ketat, 10-21, 23-21, 26-24, dalam waktu 1 jam 22 menit. Li sangat sulit dimatikan sehingga dua gim terakhir harus diselesaikan Anthony dengan perolehan angka yang ketat.
”Saya bisa mengelola perjuangan saya, naik dan turun sepanjang laga di lapangan. Ini adalah laga yang ketat, terutama di gim ketiga. Li Shifeng bermain lebih percaya diri setelah juara All England dibandingkan dengan pertemuan pertama kami sebelumnya. Jadi, tadi di lapangan saya coba mengadu saja dengan dia,” ujar Anthony.
Kemenangan Anthony, yang bermain di laga terakhir, cukup melegakan kubu Indonesia setelah para pemainnya bertumbangan. Lengah, kesalahan dalam mengambil keputusan, serta kesulitan mempertahankan pola permainam menjadi kelemahan skuad Indonesia dalam persaingan dengan pemain top dunia.
Salah satu andalan yang tak dapat meneruskan langkah ke semifinal adalah ganda putra nomor satu dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Juara Malaysia Terbuka dan All England, turnamen BWF World Tour Super 1000 yang selevel dengan Kejuaraan Asia, itu kalah dari wakil Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, dengan skor 20-22, 15-21.
Kekalahan itu terjadi setelah hasil serupa didapat Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang bertanding di lapangan 1, 2, dan 3. Satu-satunya kemenangan dari para wakil yang tampil di awal didapat ganda campuran Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja.
Penyebab kekalahan mereka beragam. Fajar/Rian tak bisa menekan lawan pada hampir sepanjang pertandingan karena terlalu banyak kesalahan yang mereka buat. Buruknya akurasi pukulan dan kesalahan dalam mengambil keputusan menjadi penyebab lawan sering mendapat poin dengan mudah. Rian berkali-kali membiarkan kok lawan jatuh di dalam lapangan karena menduga keluar.
Performa mereka pada laga itu bisa dinilai sebagai yang terburuk pada tahun ini. Kekalahan sebelumnya, pada perempat final Spanyol Masters, perempat final Indonesia Masters, dan semifinal India Terbuka, selalu melewati tiga gim.
Fajar menuturkan, mereka mulai kesulitan ketika lawan menerapkan pola bertahan setelah interval gim pertama. Dalam posisi ini, alih-alih bersabar dalam mengatur irama permainan, Fajar/Rian justru bermain terburu-buru karena ingin mendapat poin dengan cepat. Cara ini menjadi bumerang karena mereka banyak melakukan kesalahan.
Pada laga lain, pelajaran penting yang didapat Rinov/Pitha saat berhadapan dengan lawan berkemampuan seimbang adalah harus bisa menjaga pola permainan menjelang akhir pertandingan. Kekalahan dialami saat berhadapan dengan unggulan kedelapan asal Malaysia, Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie, 17-21, 21-15, 19-21. Ini menjadi kekalahan keempat Rinov/Pitha dari lima pertemuan dengan Goh/Lai.
Setelah tertinggal 3-8, Rinov/Pitha membuka peluang memenangi pertandingan saat bisa menyamakan skor menjadi 14-14 hingga 19-19. Namun, pada akhirnya, ganda campuran peringkat ke-14 dunia itu terhenti pada perempat final dengan selisih dua angka.
Ini adalah laga yang ketat, terutama di gim ketiga. Li Shifeng bermain lebih percaya diri setelah juara All England.
Rinov mengatakan, dirinya dan Pitha kehilangan konsentrasi menjelang akhir pertandingan hingga tak bisa mempertahankan pola permainan yang membuat mereka bisa merebut gim kedua. Pitha pun berkomentar bahwa mereka harus belajar menjaga konsistensi pola main yang benar hingga pertandingan selesai.
”Apalagi, lawan yang dihadapi memiliki kemampuan satu level. Pada pertandingan tadi, lawan bisa melakukan itu, konsisten dalam menjaga pola main mereka,” ujar Pitha yang juga membutuhkan waktu lama untuk bermain dengan nyaman di depan net.
Dengan hasil ini, Rinov/Pitha tak bisa melewati perempat final dari enam turnamen pada 2023. Perempat final lain dicapai pada turnamen dengan level lebih rendah, yaitu Swiss Terbuka Super 300.
Turut tersisih pula pada perempat final adalah Praveen/Melati. Mereka kalah dari pasangan nomor satu dunia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China), 11-21, 17-21.
Sehari sebelumnya, Praveen menyatakan ingin mengukur kemampuan diri melawan Zheng/Huang, ganda campuran terbaik dunia yang mendominasi setidaknya dua tahun terakhir. Praveen ingin melihat perbandingan kemampuannya setelah absen dari turnamen selama enam bulan pada 2022 karena cedera pinggang. Dalam laga itu, Praveen/Melati kesulitan mengimbangi konsistensi kecepatan pergerakan dan kemampuan lawan dalam membaca pola permainan.
Dengan demikian, selain Anthony, Indonesia tinggal menyisakan Dejan/Gloria yang akan bertemu pasangan China, Jiang Zhenbang/Wei Yaxin, pada semifinal. Dejan/Gloria, yang dikirimkan oleh PB Djarum bersama Praveen/Melati, harus bermain tiga gim melawan pasangan India yang lolos dari babak kualifikasi, Rohan Kapoor/Reddy Sikki, 21-18, 19-21, 21-15.
Dejan menyatakan bahwa dia tak puas dengan performanya meski menang. ”Saya tidak bisa bermain lepas. Ini di luar ekspektasi dan strategi yang disiapkan karena saya merasa tegang hingga tak bisa mengontrol diri. Beruntung, partner dan pelatih bisa menenangkan saya,” katanya.
Pada ganda putri, harapan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi untuk melanjutkan kejutan dihentikan pasangan Thailand, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai. Febriana/Amalia kalah dengan skor 21-16, 18-21, 11-21 karena kesulitan mengimbangi pola permainan cepat yang dikembangkan lawan.
Dari performa selama di Dubai, termasuk ketika mengalahkan unggulan ketiga Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan) pada babak kedua, Amalia mengatakan bahwa dia harus mengasah kemampuan untuk mengembalikan fokus agar bisa keluar dari tekanan lawan. Febriana/Amalia memiliki waktu untuk memperbaiki kekurangan mereka sebelum mewujudkan target meraih medali emas SEA Games Kamboja 2023 yang berlangsung pada 5-17 Mei.
Sementara itu, wakil tersisa pada tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, tak bisa melewati Chen Yufei meski bisa memaksa pemain peringkat ketiga dunia itu bermain tiga gim. Gregoria kalah 10-21, 21-19, 13-21.
Dua ganda putra Indonesia lain yang tampil di perempat final, yakni Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dan pasangan senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, juga tersisih. Bagas/Fikri menyerah pada Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang), 14-21, 17-21, sedangkan Hendra/Ahsan ditundukkan pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, 11-21, 12-21.