Bastianini Baru Bisa "Tancap" Gas Mulai di Mugello
Enea Bastianini lolos tes medis untuk balapan MotoGP seri Spanyol, akhir pekan ini. Namun, pebalap Ducati itu baru bisa tampil maksimal mulai balapan di Mugello, Juni mendatang, seiring pemulihan cedera belikat kanan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
JEREZ DE LA FRONTERA, JUMAT – Enea Bastianini dipastikan kembali tampil dalam balapan MotoGP seri Spanyol di Sirkuit Jerez-Angel Nieto, akhir pekan ini. Namun, pebalap tim pabrikan Ducati itu belum bisa tampil maksimal karena belum pulih dari cedera retak tulang belikat kanan.
Bastianini menargetkan fisiknya sudah bugar pada balapan seri Italia di Sirkuit Mugello pada 9-10 Juni mendatang. Akhir pekan ini, pebalap berjuluk Bestia itu akan lebih fokus untuk mengembalikan kepercayaan dirina di atas motor Desmosedici GP23 sembari berjuang finis di zona poin.
Bastianini mengalami cedera retak belikat kanan dalam balapan sprint MotoGP seri pembuka di Portimao, Portugal, 25 Maret lalu. Dia terjatuh karena motornya tertabrak motor pebalap VR46, Luca Marini, yang sudah terjatuh terlebih dahulu. Bastianini tidak menjalani operasi. Retak pada tulang belikat kananna dinilai oleh tim dokter sangat kecil dan bisa pulih secara alami.
Sejak kecelakaan itu, Bastianini absen dalam balapan utama di Portimao, kemudian melewatkan seri Argentina, dan Amerika. "Saya senang bisa berada di sini lagi. Sulit menonton balapan dari rumah, dan sekarang lebih baik," ungkap Bastianini di Jerez, Kamis (27/4/2023).
"Pada Senin, saya kembali mengendarai motor dengan Panigale, feeling cukup bagus, tetapi tidak terlalu bagus. Saya tahu kondisi saat ini belum 100 persen, sehingga perlu meraih kembali kepercayaan diri dengan motor, dan berusaha meraih beberapa poin. Saya berada di sini tidak untuk memenangi balapan ini, tetapi harus berusaha 100 persen. Maka, sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan diri. Ini target utama saya akhir pekan ini," ujar pebalap asal Italia itu.
Terkait dengan proses mengembalikan kepercayaan diri serta kecepatan, Bastianini menilai, proses itu sangat tergantung pada kondisi pemulihan cedera. Jika tulangnya sudah solid, dia akan bisa tampil maksimal memacu Desmosedici untuk bersaing meraih kemenangan.
"Tergantung juga dengan kondisi pemulihan. Saya ingin berkendara di Mugello dalam kondisi 99 persen, itu memungkinkan. Dan, mulai dari balapan itu, menurut saya kejuaraan saya akan dimulai. Sekarang, saya tidak dalam kondisi terkuat untuk menjalani jarak balapan, tetapi mungkin di Mugello saya akan bisa," ujar Bastianini.
Musim ini, Bastianini dinilai sebagai salah satu pesaing juara. Dia pebalap yang sangat cepat dan bisa menjadi lawan yang kompetitif bagi rekan setimnya sekaligus juara dunia bertahan, Francesco Bagnaia. Namun, kecelakaan dalam balapan sprint di Portimao membuat langkah Bastianini tertahan. Dia kini belum meraih poin dan terpaut 64 poin dari pemuncak klasemen sementara, pebalap Mooney VR46 Ducati, Marco Bezzecchi, serta 53 poin dari Bagnaia di posisi kedua.
Kendala Pecco
Para pebalap Ducati musim ini sangat kuat berkat motor Desmosedici GP22 dan GP23 yang kompetitif. Namun, meskipun memiliki motor yang sangat cepat dan stabil, Bagnaia masih mengalami kecelakaan yang menuntut dirinya lebih memahami motornya.
Pebalap berjuluk Pecco itu bahkan merasa lebih senang motornya lebih lambat 0,1 detik, tetapi semuanya bisa dia kendalikan. Hal itu lebih penting ketimbang motor yang lebih cepat, tetapi tidak semuanya ada dalam kendalinya.
Faktor motor yang tidak semuanya bisa dia pahami itulah yang membuat dirinya terjatuh di Argentina dan Amerika. Terkait, terkait kecelakaan di Amerika, Pecco menegaskan, itu bukan karena dirinya berada dalam tekanan pebalap LCR Honda, Alex Rins, yang ada di belakangnya.
Pecco mengatakan itu saat menjawab pertanyaan, apakah tekanan memengaruhi dirinya di COTA karena sejak musim lalu dia sudah lima kali terjatuh saat sedang memimpin balapan. "Berapa banyak balapan yang saya menangi saat saya memimpin?" ujar Pecco. "Jadi, menurut saya, pertanyaan ini tidak memiliki jawaban yang tepat," lanjut pebalap asal Italia itu.
"Kemenangan normal saya adalah saat saya memimpin, kemudian tancap gas, dan mengontrol jarak. Itu cara saya menang. Mungkin, saya harus mulai melakukan cara lain untuk menang dan mungkin lebih baik membiarkan Alex mendahului dan kemudian melihat apa yang terjadi," jelas Pecco.
"saya selalu menang seperti itu sejak Moto2 dan saya tidak pernah kekurangan konsentrasi. Saya tidak pernah kekurangan performa. Saya tidak merasakan tekanan karena terlalu tancap gas. Saya hanya mempertimbangkan pace menjadi kuat dan tetap mempertahankan itu," lanjut Pecco dalam konferensi pers di Jerez.