Euforia Liga Europa bak Pisau Bermata Dua untuk ”Serigala Roma”
Euforia lolos ke semifinal Liga Europa bisa menjadi pisau bermata dua untuk AS Roma. Maka itu, kemampuan Roma menjaga konsistensi permainan akan menentukan langkah mereka saat bertandang menghadapi Atalanta di Serie A.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
ROMA, MINGGU — Euforia kemenangan 4-1 atas Feyenoord dan lolos ke semifinal Liga Europa bisa menjadi pisau bermata dua untuk AS Roma. Euforia itu bisa memberikan semangat berlebih untuk meneruskan tren kemenangan saat ”Serigala Roma” bertandang menghadapi Atalanta pada pekan ke-31 Liga Italia, Selasa (25/4/2023). Namun, energi terkuras seusai menjalani laga 120 menit itu pun bisa membawa mereka dilumat ”Sang Dewi Bergamo”.
Roma menunjukkan performa luar biasa saat menjamu Feyenoord pada laga kedua perempat final Liga Europa, Jumat (21/4/2023). ”I Giallorossi” alias ”Si Kuning-Merah” bermain spartan untuk membalikkan kedudukan seusai tertinggal agregat 0-1 dari laga pertama, Kamis (13/4/2023).
Roma, yang mengeluarkan segenap kemampuannya, bisa unggul 2-1 oleh gol pemain pengganti, penyerang Paulo Dybala, semenit sebelum waktu normal laga kedua berakhir. Laga pun dilanjutkan dalam babak tambahan. Dengan dukungan suporter yang memadati Stadion Olimpico, mereka mencetak dua gol dalam babak tambahan dan agregat berbalik menjadi 4-2.
”Itu adalah momen luar biasa yang menyatukan tim dan penggemar lebih dekat daripada sebelumnya. Jose Mourinho (pelatih Roma) melakukan keajaibannya. Roma satu menit lagi akan tersingkir (dalam waktu normal) dan kemudian mereka melakukan reaksi yang luar biasa, membalikkan skenario yang tragis (menjadi euforia),” ujar mantan Direktur Olahraga Roma Walter Sabatini kepada TMW dilansir Roma Press, Minggu (23/4/2023).
Gelandang Roma, Bryan Cristante, kepada Sky Sport, mengatakan, para pemain semakin mengenal keinginan Mourinho setelah dua tahun kebersamaan mereka. ”Kami semakin paham apa yang Mourinho inginkan. Kemenangan meningkatkan kesadaran dan ambisi Anda. Selalu menyenangkan ketika Anda menang dan maju di kompetisi Eropa, serta mendapatkan kontinuitas di Liga Italia. Kami ingin terus seperti ini,” tegasnya.
Akan tetapi, euforia Liga Europa harus segera dilupakan oleh Roma. Sebab, misi berikutnya tidak kalah penting, yakni mempertahankan posisi empat besar Liga Serie A Italia sudah menanti. Sejauh ini, Roma berada di urutan keempat dengan 56 poin dari 30 laga.
Apalagi, delapan laga sisa musim ini tidak akan mudah, antara lain melawan tuan rumah Atalanta yang dikenal sering merepotkan. Bahkan, Atalanta, yang kini berada di peringkat ketujuh dengan 49 poin dari 30 laga, menaklukkan Roma 0-1 pada pertemuan pertama mereka musim ini, Minggu (18/9/2022).
Akan sangat penting bagi kami untuk menang atas Roma. Kami patut mengoptimalkan keuntungan sebagai tuan rumah untuk kembali menang di hadapan pendukung kami. (Gasperini)
Lagi pula, kondisi fisik pemain Roma terkuras untuk meladeni Feyenoord. Setidaknya, laga itu ”memakan” korban dua pemain penting ”I Lupi” alias ”Si Serigala”, yakni gelandang Georginio Wijnaldum dan bek Chris Smalling, yang sama-sama cedera paha dan mesti ditarik lebih cepat.
Wijnaldum ditarik di menit ke-21 dan Smalling keluar di menit ke-78. Sejumlah media lokal di Italia mengabarkan keduanya berpotensi absen ketika kontra Atalanta. ”Kami harus beristirahat sebanyak yang kami bisa untuk bersiap menghadapi Serie A (bersua Atalanta),” ucap Mourinho dilansir Football-Italia sehabis menang atas Feyenoord.
Menghormati Roma
Ujung tombak Atalanta, Duvan Zapata, menilai euforia kemenangan di Liga Europa akan memberikan efek positif kepada Roma. Maka itu, pemain asal Kolombia itu memilih untuk menghormati tim asal ibu kota Italia tersebut. Belum lagi, performa Atalanta tidak konsisten sejak awal tahun baru ini.
Dua laga terakhir, ”I Nerazzurri” alias ”Si Hitam-Biru” kalah 0-2 dari tim tamu Bologna pada pekan ke-29 dan imbang 1-1 dengan tuan rumah Fiorentina pada pekan ke-30. Padahal, di awal musim ini, mereka begitu trengginas dan sempat memimpin klasemen pada pekan keempat serta kelima.
”Ini akan menjadi pertandingan yang serba cepat. Tim lain telah belajar untuk mengalahkan kami. Sementara Mourinho adalah pelatih yang luar biasa. Karena itu, saya berharap penguasaan terhadap detail kecil akan mengantarkan kami kepada hasil yang berbeda dalam pertandingan nanti,” ujar Zapata kepada L’Eco di Bergamo.
Sementara Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini mematok kemenangan sebagai harga mati untuk menjaga peluang mereka meraih tiket ke Liga Champions musim depan. Pelatih berusia 65 tahun itu tampaknya tidak terlalu khawatir dengan kekuatan timnya walau penyerang andalan mereka, Ademola Lookman, diperkirakan tidak bisa bermain untuk melawan Roma.
La Gazzetta dello Sport mengabarkan, Gasperini butuh keajaiban untuk bisa memainkan Lookman yang cedera hamstring jelang laga mendatang. ”Akan sangat penting bagi kami untuk menang atas Roma. Kami patut mengoptimalkan keuntungan sebagai tuan rumah untuk kembali menang di hadapan pendukung kami,” tutur Gasperini.