SEA Games 2023 berarti lebih untuk Lalu Muhammad Zohri. Ajang itu adalah wadah untuk memupuk kembali motivasinya yang sempat terpuruk karena rentetan cedera sehingga tidak optimal di Olimpiade 2020 dan SEA Games 2021.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·7 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - SEA Games Kamboja 2023 berarti lebih untuk sprinter andalan Indonesia Lalu Muhammad Zohri. Ajang itu diharapkan menjadi tempat untuk memupuk ulang motivasi Zohri usai mengalami penurunan performa pada Olimpiade Tokyo 2020 tahun 2021 dan SEA Games Vietnam 2021 tahun lalu. Apalagi pasca SEA Games kali ini, pelari asal Nusa Tenggara Barat itu diharapkan bisa tampil dan berprestasi dalam Asian Games Hangzhou, China 2022 tahun ini serta Olimpiade Paris 2024.
”Setelah kurang maksimal di Olimpiade 2020, SEA Games 2021, dan Kejuaraan Dunia 2022 (di Oregon, Amerika Serikat pada 15 Juli tahun lalu), Zohri tidak pernah lagi tampil di ajang internasional. Makanya, Zohri diharapkan bisa berprestasi di SEA Games 2023 agar motivasinya kembali tumbuh untuk ajang-ajang berikutnya, terutama di Asian Games 2022 dan Olimpiade 2024," ujar Eni Nuraini yang kembali ditunjuk sebagai pelatih Zohri per Desember 2022 di sela memimpin latihan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Selasa (18/4/2023).
Eni yang menjadi pelatih Zohri sejak pelari berusia 22 tahun itu bergabung dengan pelatnas pada 2018 mengatakan, dari segi fisik, kemampuan, dan mental, Zohri jauh berkembang dibanding lima tahun lalu. Dahulu, tugas utama Eni adalah mengoptimalkan bakat besar Zohri hingga akhirnya bisa menjadi juara Kejuaraan Dunia U-20 2018 dan memecahkan rekor nasional 100 meter, yakni dari 10,17 detik yang dicetak Suryo Agung Wibowo pada SEA GAMES Laos 2009 menjadi 10,03 detik yang dibukukan Zohri pada Osaka Grand Prix 2019 di Jepang.
”Kalau sekarang, bagaimana caranya untuk menimbulkan lagi motivasi Zohri seperti masa-masa awal Zohri bergabung ke pelatnas. Sebab, tak dipungkiri, Zohri mengalami kejenuhan karena tidak bisa tampil optimal di Olimpiade 2020 dan SEA Games 2021. Selain itu, setahun terakhir, Zohri hanya mengikuti ajang-ajang di dalam negeri,” kata Eni yang dinobatkan sebagai Pelatih Atletik Terbaik Asia pada 2019.
Menghadapi SEA Games 2023, lanjut Eni, dirinya cukup percaya Zohri bisa mencatatkan waktu lebih baik dan menyumbangkan medali. Lagi pula, secara fisik, Zohri jauh lebih kuat karena sempat ditempa selama dua bulan di Jamaika, yakni pada September-November tahun lalu. Kebugaran Zohri juga sangat prima seperti jelang Asian Games Jakarta-Palembang 2018, yaitu tidak sedikit pun mengeluhkan cedera.
Adapun cedera sempat menjadi momok besar untuk Zohri. Pelari kelahiran 1 Juli 2000 itu mengalami cedera robek ACL dan meniskus lutut kanan sebelum Olimpiade 2020 sehingga gagal mengeluarkan performa terbaik, yakni tersisih di babak penyisihan dengan catatan waktu 10,26 detik. Jelang SEA Games 2021, dia mengalami cedera hamstring kanan sehingga gagal meraih medali, yaitu cuma finis keempat di final dengan 10,59 detik. ”Bisa dibilang, saat ini adalah fase terbaik untuk kebugaran Zohri sehingga dia bisa latihan dengan baik dan lancar,” terang Eni.
Dari sisi kemampuan, Eni menuturkan, teknik start block dan berlari Zohri jauh lebih matang. Bahkan, akhir-akhir ini, Zohri stabil berlari di angka 10 detik kecil. Terbukti, Zohri finis pertama dengan 10,10 detik pada Kejuaraan Nasional 2022 di Semarang, Jawa Tengah dan menjadi yang terbaik dengan 10,17 detik pada Invitasi Atletik Nasional 2023 sebagai Seleksi Nasional untuk SEA Games 2023 di Stadion Madya.
”Padahal, di dua ajang itu, Zohri tidak mendapatkan pesaing yang bisa menariknya untuk berlari lebih kencang. Untuk itu, mudah-mudahan, Zohri bisa memperoleh waktu lebih baik di SEA Games nanti karena ada pelari-pelari dari negara lain yang bisa memacu dirinya mengeluarkan performa terbaik,” tutur Eni.
Persaingan medali
Kalau tidak ada halangan luar biasa, Eni menyampaikan, di atas kertas Zohri bisa menjadi yang terbaik dalam nomor 100 meter SEA Games 2023. Sebab, pesaing terberatnya pelari asal Thailand Puripol Boonson yang merebut emas 100 meter SEA Games 2021 hanya membukukan waktu terbaik 10,19 detik pada Kejuaraan Nasional Thailand awal April ini. Sementara itu, pelari terbaik Malaysia Muhd Azeem Fahmi mengemas waktu terbaik 10,36 detik pada kejuaraan universitas di Amerika Serikat awal April ini dan kemungkinan tidak berpartisipasi di SEA Games 2023.
Untuk 200 meter, Eni tidak memasang target. Sebab, Zohri terakhir kali tampil di nomor itu ketika finis pertama dengan 21,31 detik pada Pekan Olahraga Nasional Papua 2021. Sebaliknya, Boonson meraih emas SEA Games 2021 dengan 20,37 detik sekaligus rekor baru untuk ajang tersebut. Pelari Vietnam memperoleh perak SEA Games 2021 dengan 20,74 detik dan pelari Thailand lainnya, Chayut Khongprasit mendapatkan perunggu dengan 20,77 detik. ”Jadi, dari dua nomor individu yang diikuti, kami fokuskan Zohri ke 100 meter baru kemudian di 200 meter,” ungkap Eni.
Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) menurunkan tiga sprinter untuk berlomba di nomor individu SEA Games 2023. Di samping Zohri, ada Wahyu Setiawan yang tampil di 100 meter dan Bayu Kertanegara di 200 meter. ”Semoga, Wahyu dan Bayu bisa mendapatkan hasil terbaik di Kamboja nanti. Segalanya masih mungkin terjadi di atas lintasan,” ujar Eni.
Zohri sehabis latihan mengutarakan, SEA Games 2023 bukan sekadar SEA Games kedua untuknya melainkan wadah pembuktian bahwa dirinya masih ada. Dia tidak menafikan mengalami fase sulit selama dua-tiga tahun terakhir karena rentetan cedera sehingga tidak optimal di Olimpiade 2020 dan SEA Games 2021.
Saya akan coba menuntaskan target saya yang sudah lama terpendam di SEA Games nanti, yakni menembus waktu di bawah 10 detik yang saya dambakan sejak 2019.
Namun, kini, Zohri merasa sudah menemukan kembali kondisi terbaiknya. Oleh karenanya, dia lebih percaya diri menatap SEA Games 2023. ”Saya akan coba menuntaskan target saya yang sudah lama terpendam di SEA Games nanti, yakni menembus waktu di bawah 10 detik yang saya dambakan sejak 2019. Kalau bisa mencapainya, saya otomatis bisa bersaing di Asian Games dan Olimpiade. Apalagi limit waktu untuk lolos ke 100 meter Olimpiade semakin tajam, yaitu 10,00 detik,” tegas Zohri yang ingin fokus dengan diri sendiri ketimbang memikirkan calon pesaing di SEA Games ini.
Persiapan tim estafet
Sementara itu, per Desember 2022, Ahmad Sakeh yang sempat melatih sprinter purti nasional Alvin Tehupeiory ditunjuk sebagai pelatih tim estafet 4x100 meter putra. Tim itu terdiri dari Zohri, Wahyu, Bayu, Sudirman Hadi, dan Adith Rico Pradana. Untuk sementara, formasi tim estafet, yakni pelari pertama Wahyu, pelari kedua Zohri, pelari ketiga Bayu, dan pelari keempat antara Sudirman atau Adith.
Perkembangan tim estafet cukup baik, setidaknya mencatat waktu 39,60 detik dalam tes parameter sebelum atlet pelatnas berangkat ke SEA Games 2023 di Stadion Madya, Minggu (2/4/2023). Kalau dibandingkan dengan tim-tim negara lain, tim Merah-Putih dinilai bisa menembus tiga besar SEA Games kali ini.
Paling tidak, tim Malaysia yang meraih perak SEA Games 2021 dengan 39,09 detik cuma membukukan waktu 39,96 detik dalam kejuaraan di Australia pada awal April dan tim Singapura yang merebut perak SEA Games 2021 dengan 39,44 detik hanya mengemas waktu 40,2 detik dalam kejuaraan yang sama di ”Negeri Kanguru” tersebut.
Praktis, kemampuan tim Thailand yang memperoleh emas SEA Games 2021 dengan 38,58 detik yang tidak terpantau. ”Kalau tidak ada kejutan dari tim-tim lain, terutama Vietnam dan Filipina, mudah-mudahan kita bisa menembus tiga besar. Sekarang, kami terus memantapkan persiapan, khususnya kekompakan dalam perpindahan tongkat estafet,” kata Sakeh.
Manajer pelatnas atletik Mustara Musa yang memantau latihan mengatakan, sejatinya, mereka cuma menargetkan lima emas di SEA Games 2023. Target itu diharapkan lahir dari Odekta Elvina Naibaho yang meraih emas maraton putri SEA Games 2021 dengan 2 jam 55,28 menit dan Eki Febri Ekawati yang merebut emas tolak peluru putri SEA Games 2021 dengan 15,20 meter serta tambahan dari Sapwaturrahman di lompat jauh putra, Hendro Yap di jalan cepat putra, dan Maria Natalia Londa di lompat jauh putri. ”Target itu dibuat setelah membandingkan capaian para atlet kita dan para pesaing di kejuaraan terakhir yang mereka ikuti,” tutur Mustara.
Untuk tim sprinter, Mustara tidak berani memasang target karena catatan waktu sprinter terbaik Indonesia, yakni Zohri hanya unggul sedikit dari Boonson. Demikian untuk tim estafet, catatan waktu mereka masih tertinggal dari Tahiland dan unggul sedikit dari Malaysia maupun Singapura. ”Dalam atletik, keunggulan tipis tidak bisa menjadi tolak ukur. Sebab, sedikit saja lengah, kita bisa dilampaui oleh para pesaing,” jelasnya.