Rins Kembalikan Tawa Honda di MotoGP COTA
Alex Rins kembali membuat kejutan dengan memenangi balapan MotoGP seri Amerika, yang mengembalikan kegembiran ke Honda di tengah situasi sulit musim ini. Rins memaksimalkan peluang menyusul kecelakaan Francesco Bagnaia.
AUSTIN, MINGGU – Alex Rins mengembalikan tawa Honda dengan meraih kemenangan dalam balapan MotoGP seri Amerika di COTA, Austin, Texas, Minggu (16/4/2023) atau Senin dinihari WIB. Kemenangan ini menjadi penyegar sekaligus pembangkit motovasi bagi Honda yang sedang mengalami masa sulit dalam pengembangan motor RC213V. Ini juga momentum krusial bagi tim satelit LCR Honda yang meraih podium ke-100 di ajang MotoGP.
Kemenangan ini diraih oleh Rins setelah terus menekan Francesco Bagnaia hingga pebalap pabrikan Ducati itu melakukan kesalahan saat akan memasuki tikungan 3 dalam putaran kedelapan. Bagnaia kehilangan daya cengkeram ban depan dan terjatuh. Rins pun mengambil alih posisi pemimpin balapan dan tidak terkejar oleh lawan-lawannya. Posisi kedua diraih oleh pebalap VR46 Ducati Luca Marini, yang merupakan podium pertamanya di MotoGP. Pebalap andalan Yamaha Fabio Quartararo juga tampil brilian dengan meraih podium ketiga.
Rins melanjutkan momentum yang dia raih dalam balapan sprint pada Sabtu di mana dia finis di posisi kedua di belakang Bagnaia. Pebalap asal Spanyol itu kembali melakukan start yang bagus dalam balapan utama, Senin (17/4) dinihari WIB, dan terus menekan Bagnaia. Setiap kali Bagnaia menjauh dengan memanfaatkan keunggulan kecepatan puncak dan akselerasi Desmosedici GP23, Rins bisa kembali mendekat dengan mengambil resiko besar memacu RC213V hingga limit. Tekanan Rins itu kemudian membuat Bagnaia terjatu saat akan memasuki tikungan 3 dalam putaran kedelapan dari 20 putaran.
"Sulit diungkapkan, karena saya berusaha keras mengejar Pecco, di mana saya sangat kesulitan di sektor tiga, sektor empat, tetapi kemudian di chicane saya mengambil resiko besar untuk mengejar dia. Saya sangat senang dengan hasil ini, karena saya menang (di sini) di kelas Moto3, Moto2, bersama Suzuki dan kemudian Honda (di MotoGP). Jadi ini sangat mengesankan dan saya sangat senang. Saya sangat bangga dengan tim saya, juga tim personal saya, dan kalian semua (penonton) yang datang ke sini," ungkap Rins di parc ferme.
Rins merupakan pebalap Honda selain Marc Marquez yang bisa meraih kemenangan, setelah Cal Crutchlow dalam seri Argentina musim 2018. Ini merupakan momentum krusial, karena mengindikasikan RC213V memiliki ruang pengembangan untuk kompetitif.
"Luar biasa, jujur ini luar biasa, kami menjalani balapan dengan bagus, tim layak mendapat ini. Kami bagus sejak awal dan kami membangun basis (motor) kami, jadi sangat bangga. Kami mengawali balapan dengan sangat kencang. Saya berusaha mengikuti Pecco dia lebih cepat dari saya di sektor tiga, sektor empat, tetapi saya mengambil resiko besar di sektor pertama dan kedua untuk memangkas jarak. Kita lihat ke depan, ini hasil bagus bagi tim. Kami menantikan ini dan ini merupakan podium ke-100 LCR dan mereka layak mendapatkan ini," ungkap Rins.
"Saat kemarin saya memikirkan hari ini, saya berencana untuk berkendara lebih pelan karena kemarin (dalam balapan sprint) ban hancur dengan pace yang kami cetak. Namun, hari ini kami ternyata balapan dengan pace yang sama Jadi saya terkesan dengan bagaimana mengelola bukaan gas dan mengelola ban yang cukup bagus," lanjut mantan pebalap Suzuki itu.
Kemenangan ini disambut dengan luapan kegembiraan oleh anggota tim LCR Honda, serta para petinggi tim pabrikan Honda. Hal terpenting dari hasil ini adalah suntikan motivasi untuk terus melanjutkan pengembangan RC213V.
Saya sangat senang dengan hasil ini, karena saya menang (di sini) di kelas Moto3, Moto2, bersama Suzuki dan kemudian Honda (di MotoGP).
"Bintang rock-nya adalah Alex, dia menjalankan pekerjaan yang fantastik. Ini seperti sebuah mimpi," ungkap Kepala Tim LCR Honda Lucio Cecchinello kepada BT Sport.
"Saya harap begitu (lebih banyak kemenangan dari Rins), tetapi saya tidak tahu seperti apa daya saing kami di sirkuit yang lain, karena anda tahu Alex selalu sangat cepat di trek ini. Namun, yang pasti kami menemukan sesuatu dari motor dan kami jelas melakukan langkah maju," lanjut Cecchinello.
Balapan ini sangat menegangkan bagi Honda dan LCR, bahkan Cecchinello sampai memberi isyarat kepada Rins untuk menurunkan pace dalam lap terakhir. "Ya, karena dia berada dalam pace 3,5 atau 3,6 dan dalam pace tersebut banyak pebalap yang terjatuh sebelumnya. Jadi itu momen yang cukup sulit," ungkap Cecchinello.
Terkait dengan potensi tekanan dari Rins yang menyebabkan Pecco terjatuh, Cecchinello yang mantan pebalap, menilai itu bisa terjadi. Namun, dia menegaskan tidak ada strategi untuk menekan Pecco sehingga dia membuat kesalahan dalam balapan.
"Itu mungkin saja, karena ketika anda memimpin balapan dan ada pabalap lain di dekat anda yang setiap kali anda bisa unggul sepersekian detik, tetapi kemudian bisa dikejar lagi Itu akan memunculkan tekanan dan lebih mudah untuk kehilangan konsentrasi," jelas Cecchinello.
Baca juga : Bagnaia di Level ”Dewa”
"Strategi kami adalah berusaha melepaskan diri bersama dia (setelah start) dan tetap membuntuti dia, tetapi kami tidak membahas tentang memberi tekanan pada dia. Saya turut sedih dengan apa yang dia alami," lanjut Cecchinello.
"Kemenangan ini berarti sangat besar, karena ini sangat penting untuk motivasi kami, para pebalap kami, motivasi krew. Kami memiliki pekerjaan yang sangat berat dan musim yang berat dengan banyak sekali balapan ke depan. Jadi, kami perlu memiliki banyak energi dan motivasi, gairah ada, tetapi kadang saat situasi sulit, itu tidak mudah. Jadi, ini sangat penting bagi kami, bagi sponsor, bagi Honda karena kami bekerja sama erat dengan Honda. Honda adalah sponsor utama kami dan terima kasih kepada Honda yang terus percaya kepada tim kami meskipun dalam masa sulit," ujar Cecchinello.
Terkait pengembangan RC213V, Cecchinello optimistis motor bisa dikembangkan dengan lebih baik lagi. "Anda tahu, para pebalap selalu ingin lebih. Kemarin begitu kami keluar dari parc ferme Alex langsung mengatakan, bukan mengeluh, 'saya ingin rem yang lebih baik, saya perlu daya cengkeram lebih di tepi ban', saya ingin ini, saya ingin itu, dia sangat menuntut, tetapi itu berarti motor kami kencang dan ada ruang untuk ditingkatkan," pungkas Cecchinelo.
Podium pertama Marini
Rins sangat kuat dalam balapan di Amerika, bahkan tidak bisa dikejar oleh Marini yang memacu Desmosedici GP. Pebalap Italia itu akhirnya mengamankan posisi kedua yang merupakan podium pertamanya di MotoGP. Marini menjalani balapan dengan solid, di mana dia mampu mendahului Quartararo dengan mudah di trek lurus, yang sekaligus mengekspose kelemahan Yamaha M1 dalam kecepatan puncak dan akselerasi.
"Saya berhati-hati di awal karena saya tidak ingin membuat kesalahan. Kemudian Jack (Miller) mendahului saya dengan sangat agresif dan Fabio juga start dengan sangat bagus. Namun, saya tahu saya memiliki pace yang bagus dan saya lebih kuat. Jadi saya tidak pernah berpikir kemenangan hilang," ungkap Marini.
Baca juga : Pecco Patahkan Strategi Marquez
"Kemudian, setelah Pecco kecelakaan, saya tahu Alex memiliki kecepatan yang lebih, maka saya berusaha mendahului Fabio dan mengejar Alex. Namun, di trek ini dia selalu membalap dengan sangat bagus, setiap tahun dia sangat kuat. Kini, dengan Honda yang mungkin motor terbaik di sini selama bertahun-tahun, itu membuat sangat sulit untuk dikalahkan," jelas adik Valentino Rossi itu.
"Namun, saya sangat puas dengan hasil ini, pace saya, balapan saya yang masif, sangat mengesankan. Ini juga hasil yang bagus untuk tim, seluruh tim, krew saya, karena mereka bekerja dengan sangat baik dan saya sangat puas dengan pekerjaan yang dijalankan tahun ini. Luar biasa bekerja bersama mereka," ujar Marini.
Kepercayaan diri Quartararo
Balapan di COTA ini juga berakhir manis bagi Quartararo yang akhirnya bisa meraih podium pertamanya musim ini. Dia melakukan start dengan bagus dan menempati posisi keempat. Dia kemudian naik ke posisi ketiga setelah pebalap KTM Jack Miller terjatuh, dan berada di posisi kedua setelah Bagnaia kecelakaan. Dia berjuang keras menahan Marini, tetapi keunggulan motor Ducati di trek lurus tidak bisa dia bendung terlalu lama.
"Ya, ini sangat sulit. Pada dasarnya saya kesulitan dalam kecepatan puncak dan akselerasi, dan saya harus berjuang sangat keras dalam lap pertama, karena saya tahu, jika posisi saya mundur dalam lap pertama, maka podium tidak akan mungkin diraih. Jadi, saya melakukan yang terbaik," ujar Quartararo.
"Saya sangat senang karena saya menjalani balapan-balapan yang sangat sulit sebelumnya. Tim bekerja sangat keras, mereka berusaha membuat saya tetap tenang dan itu bukan pekerjaan yang mudah. Ya, bagus bisa kembali ke parc ferme dan semoga ada lebih banyak lagi ke depan," kata pebalap asal Perancis itu.
Baca juga : Rins Usik Dominasi Ducati di COTA
Meskipun bisa tampil lebih baik dan meraih podium, Quartararo menegaskan, masalah yang dialami oleh Yamaha belum terselesaikan. Namun, podium ini penting untuk membangkitkan kepercayaan dirinya serta tim.
"Itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah yang kami miliki, tetapi paling tidak penting bagi kepercayaan diri saya dan tim. Orang-orang yang bekerja dengan saya, mereka tidak bisa melakukan apa-apa kecuali terus bekerja keras, dan saya selalu mengerahkan kemampuan terbaik saya. Ya, podium ini sangat bagus bagi tim, khususnya untuk kepercayaan diri menghadapi balapan-balapan selanjutnya," tegas juara MotoGP 2021 itu
"Ya, masalah yang sama dengan kemarin, tenaga, akselerasi, wheelie yang kami alami terlalu banyak, sehingga kami tidak bisa banyak menggunakan potensi motor. Saya harus menggunakan itu dengan cara yang sangat berbeda. Saya senang dengan podium ini, tetapi saya tidak senang dengan bagaimana kami balapan," lanjut Quartararo.
Terkait dengan balapan selanjutnya di Jerez, Quartararo menilai, peluang untuk tampil lebih baik sangat terbuka, karena dia selalu bisa kompetitif di sana.
"Hasil terburuk saya dalam kualifikasi di sana (Jerez) adalah posisi kedua. Jadi itu tidak jelek dan semoga kami bisa benar-benar melakukan langkah maju dalam kualifikasi di sana, supaya bisa langsung berada di baris depan," pungkas Quartararo.
Baca juga : Pecco Tegaskan Status Favorit Juara MotoGP
Pecco marah
Sedangkan bagi Pecco, balapan seri Argentina ini membuat dirinya kembali mundur setelah sempat brilian dalam balapan sprint. Dia juga sangat kompetitif di awal balapan utama, tetapi kemudian terjatuh. Ini kecelakan kedua setelah seri Argentina.
"Ini kedua kali dalam dua akhir pekan balapan, saya tidak tahu mengapa. Saya cukup marah, kecewa, bukan pada diri saya, karena saya 100 persen yakin itu bukan kesalahan saya. Saya sudah menjalani banyak sekali putaran dan mengalami berulang kali kehilangan ban depan (di sini) dan dalam balapan hanya mengelola supaya tidak kecelakaan. Jadi, itu sesuatu yang tidak saya pahami, karena motor kami sangat kencang sangat kompetitif, tetapi kemudian kecelakaan dan tidak tahu mengapa, jadi kami harus memahami itu," tegas Pecco.
Pecco kini berada di posis kedua klasemen pebalap dengan 53 poin, terpaut 11 poin dari pemuncak klasemen pebalap VR46 Marco Bezzecchi.