Francesco Bagnaia berada di level ”dewa” di COTA. Pebalap Ducati itu mencetak rekor lap baru dalam kualifikasi dan melesat tak terkejar oleh lawan-lawannya dalam balapan sprint MotoGP seri Amerika.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
FAUSTIN, SABTU — Francesco Bagnaia meraih kebangkitan brilian di Amerika setelah akhir pekan kelabu di Argentina. Pebalap tim pabrikan Ducati itu bak berada di level dewa dalam MotoGP seri ketiga ini, dengan mencetak rekor lap tercepat di COTA dalam sesi kualifikasi, dan kemudian memenangi balapan sprint. Momentum positif juga diraih Alex Rins yang menghadirkan senyum bagi Honda dengan finis di posisi kedua yang dia persembahkan untuk putranya, Lucas, serta istrinya, Alexandra Perez.
Jorge Martin juga menunjukkan kelasnya dengan finis di posisi ketiga meskipun masih demam. Pebalap tim Prima Pramac Racing itu kesulitan bernapas karena sakit yang dia alami, tetapi masih mampu menahan serangan pebalap Aprilia, Aleix Espargaro, hingga finis.
Balapan sprint ketiga ini sangat ketat dalam dua lap awal, di mana Bagnaia memimpin dari posisi start terdepan. Dia terus ditekan oleh Rins yang start dari posisi kedua. Pebalap tim LCR Honda itu sempat memimpin balapan setelah mendahului Bagnaia di tikungan 7 dalam putaran pertama.
Namun, Bagnaia kembali merebut posisi terdepan di tikungan 12 dan kemudian menjauh. Dia tak terkejar dan finis terdepan dengan selisih 2,5 detik atas Rins di posisi kedua. Ini merupakan kebangkitan krusial bagi pebalap berjuluk Pecco itu, setelah akhir pekan yang sulit di Argentina, di mana dia terjatuh dalam balapan utama. Kecelakaan itu membuat dia kehilangan posisi pemuncak klasemen, digusur oleh pebalap VR46 Marco Bezzecchi yang menang di Argentina. Kini, Pecco masih di posisi kedua klasemen, terpaut satu poin dari Bezzecchi yang finis di posisi keenam dalam balapan sprint di COTA.
Saya lebih menyukai balapan sprint ini dibandingkan dengan di Argentina yang lebih banyak masalah. Saya start dengan bagus dan berusaha tancap gas dengan baik, dan mencetak pace saya, dan itu cukup untuk melebarkan jarak.
”Saya lebih menyukai balapan sprint ini dibandingkan dengan di Argentina yang lebih banyak masalah. Saya start dengan bagus dan berusaha tancap gas dengan baik, dan mencetak pace saya, dan itu cukup untuk melebarkan jarak,” ungkap Pecco.
”Kondisi hari ini cukup sulit dengan temperatur udara yang panas, dan dalam pengereman sangat, sangat licin. Saya sangat senang, dan kami akan fokus untuk besok (balapan utama) yang akan jauh lebih sulit,” ungkap Pecco.
Balapan utama yang menempuh 20 putaran akan berlangsung pada Senin (17/4/2023) mulai pukul 02.00 WIB. Balapan diperkirakan akan kembali berlangsung dalam kondisi udara yang panas, sehingga menambah berat tekanan fisik bagi para pebalap. Tantangan itu akan menguji Pecco untuk mempertahankan levelnya yang jelas di atas para pebalap lain dalam balapan sprint.
”Dalam lap pertama Alex Rins berusaha sangat keras, tetapi menurut saya Pecco memiliki pace yang berbeda (lebih cepat), dan dia menunjukkan itu kemudian, di mana dia sepenuhnya mengendalikan balapan,” ungkap Direktur Olahraga Ducati Corse Paolo Ciabatti kepada BT Sport.
”Kami sangat senang, khususnya setelah kecelakaan di Argentina, dengan mengawali akhir pekan ini dengan kemenangan. Semoga besok tidak sepanas hari ini karena para pebalap sangat kelelahan hanya dengan setengah jarak tempuh karena panas. Jadi, semoga besok lebih teduh dan semoga kami mendapat balapan yang bagus lagi,” lanjut Ciabatti.
Balapan ini dinilai oleh Ciabatti menjadi bukti tekad Pecco untuk terus memperbaiki diri, dengan belajar dari kesalahan supaya tidak melakukan kesalahan lagi. Dia sempat sangat marah karena kecelakaan di Argentina dan serius memahami penyebab kesalahan itu.
”Pecco tidak suka melakukan kesalahan. Dia melakukan beberapa kesalahan tahun lalu sehingga dia tertinggal hingga 91 poin setelah balapan di Jerman karena terlalu banyak kecelakaan. Tahun ini dia mengatakan, 'saya tidak akan melakukan kesalahan lagi', tetapi kondisi di Argentina sangat tidak mudah. Dia sangat kritis pada dirinya sendiri dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan dua kali, dan hari ini dia menunjukkan itu,” ujar Ciabatti.
”Menurut saya, dia memiliki pace yang berbeda dan level yang berbeda dibandingkan pebalap lainnya,” tegas Ciabatti.
Pecco memang tampil brilian akhir pekan ini. Dalam sesi latihan, dia sudah menunjukkan pace yang sangat kompetitif dengan ban yang sudah terpakai. Juara MotoGP 2022 itu kemudian mencetak rekor putaran tercepat di COTA dengan 2 menit 1,892 detik dalam kualifikasi, yang membuahkan pole position. Dia juga dengan mudah mematahkan serangan Alex Rins yang akhir pekan ini bak oase bagi Honda yang masih mengalami kesulitan dengan motor RC213V.
”Ini sungguh luar biasa. Saya kehilangan banyak waktu dalam putaran kedua saat saya berada di belakang Pecco dan meluncur lurus di tikungan karena saya tidak bisa membelokkan motor,” ujar Rins.
Kesalahan itu membuat dirinya turun ke posisi ketiga, karena pebalap Aprilia, Aleix Espargaro, masuk. Rins kemudian membuntuti Espargaro dan merebut kembali posisi kedua pada lap ketujuh.
”Kemudian saya bersaing dengan Aleix. Saya berusaha mendahului dia, tetapi itu tidak mudah. Kemudian saya menaikkan pace saya dan itu cukup bagus,” ujar Rins.
”Kami menjalani balapan dengan bagus. Saya bisa mendahului Aleix di tempat yang tepat dan kemudian saya tancap gas karena Martin mendekat dengan sangat cepat,” lanjut mantan pebalap Suzuki itu.
”Saya senang dengan balapan ini. Ini untuk Lucas putra saya, untuk istri saya, serta semua orang yang percaya kepada saya tahun ini,” ungkap Rins yang semakin menyatu dengan motor Honda.
Posisi kedua dalam balapan sprint yang diraih oleh Rins ini membuat Honda tersenyum. Itu menjadi penyejuk di tengah kesulitan yang mereka alami dengan RC213V, performa kurang bagus dari pebalap tim pabrikan Repsol Honda, Joan Mir, serta cedera yang dialami oleh Marc Marquez. Para petinggi tim pabrikan Honda pun memberi selamat kepada tim satelit LCR Honda. Rins kini fokus untuk kembali tampil maksimal dalam balapan utama yang akan lebih sulit secara fisik, serta manajemen ban.
”Akan bergantung pada cuaca karena hari ini sangat berat bagi motor dan ban. Jika panas seperti ini, kami perlu lebih mengontrol ban,” ungkap pemenang balapan seri Amerika pada musim 2019 itu.
Target meraih podium juga menjadi tekad Martin yang finis ketiga dalam sprint meskipun dalam kondisi fisik yang belum prima karena demam. Dia berharap balapan utama tidak terlalu panas sehingga dia bisa lebih kompetitif.
”Saya mengerahkan 100 persen. Anda boleh tidak percaya, tetapi saya tidak bisa bernapas setelah tiga atau empat putaran, tidak ada napas lagi, jadi sangat sulit untuk mencetak pace,” ujar Martin terkait balapan sprint.
”Namun, saya berusaha tetap tenang. Saya tahu Aleix sedikit lebih cepat. Namun, saya bisa mendekat di beberapa titik dan akhirnya saya bisa mendahului. Itu manuver yang bagus. Saya memanfaatkan ruang saya (setelah Espargaro melebar di tikungan 12),” ujar Martin.
”Saya merasa kuat untuk besok (balapan utama) dan semoga besok lebih baik karena hari ini saya sangat kesulitan. Jadi, saya memerlukan kekuatan besar untuk besok,” tegas pebalap asal Spanyol itu.
Balapan ini tidak berjalan mulus bagi pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, yang mengawali balapan dengan bagus. Juara MotoGP musim 2021 itu start dari posisi ketujuh, tetapi bisa berada di posisi keempat setelah start. Quartararo sudah berjuang sangat keras memacu YZR-M1, tetapi kekuatan motor Ducati tidak mampu dia bendung. Dia akhirnya digusur oleh Martin ke posisi kelima dan kemudian turun ke posisi keenam setelah didahului oleh pebalap Gresini Racing, Alex Marquez.
Quartararo kemudian terjatuh di tikungan 1 dalam putaran kelima. Dia bisa melanjutkan balapan, tetapi hanya mampu finis di posisi ke-19 terpaut 27,169 detik dari Pecco. Hasil buruk ini semakin menjauhkan Quartararo dari persaingan juara. Dia kini di posisi ke-12 dengan 18 poin, tertinggal 36 poin dari Bezzecchi di puncak klasemen sementara.