Langkah Napoli mulai gontai. Boleh jadi karena "Si Keledai Kecil" harus membagi energi besar ke Serie A dan Liga Champions. Mereka perlu menentukan prioritas agar tidak kehilangan peluang juara dari salah satu ajang itu.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
NAPOLI, MINGGU – Napoli ditahan imbang 0-0 oleh tim tamu Hellas Verona pada laga pekan ke-30 Serie A Liga Italia, Sabtu (15/4/2023). Itu menjadi hasil negatif ketiga Napoli dalam enam pekan terakhir. ”Si Keledai Kecil” tampaknya kewalahan untuk membagi energi menjaga peluang scudetto alias juara Serie A dan memperpanjang rekor baru di Liga Champions. Maka itu, mereka patut memilih prioritasnya agar dua gelar di depan mata tidak melayang begitu saja.
Hari ini, kami tidak bisa menemukan terobosan. Tetapi, secara keseluruhan, performa kami bagus. Kami bisa menggerakkan bola lebih cepat dalam penguasaan bola, seperti yang sering kami lakukan.
”Hari ini, kami tidak bisa menemukan terobosan. Tetapi, secara keseluruhan, performa kami bagus. Kami bisa menggerakkan bola lebih cepat dalam penguasaan bola, seperti yang sering kami lakukan,” ujar pelatih Napoli Luciano Spalletti mengomentari hasil imbang kontra Verona di laman resmi Napoli.
Hasil seri melawan Verona membuat Napoli gagal menjaga keunggulan 16 poin atas Lazio di urutan kedua Serie A. Kini, Napoli unggul 14 poin atas Lazio menyusul kemenangan 3-0 ”Si Elang Ibu Kota” atas tuan rumah Spezia, Sabtu. Bahkan, bisa saja, Napoli ikut dipepet oleh Juventus kalau banding pengurangan 15 poin akibat kasus laporan keuangan palsu mereka diterima pada 19 April.
Situasi kurang menguntungkan itu terjadi karena hasil kurang memuaskan yang didapat Napoli dalam enam pekan terakhir. Sebelumnya, ”Gli Azzurri” alias ”Si Biru” kalah 0-1 dari tim tamu Lazio pada pekan ke-25 dan takluk 0-4 dari tim tamu AC Milan pada ke-28. Itu menjadi fase paling buruk mereka sepanjang musim ini usai seri secara beruntun, yakni 0-0 dengan tuan rumah Fiorentina pada pekan ketiga dan 1-1 dengan tim tamu Lecce pada pekan keempat. Selebihnya, kecuali kalah 0-1 dari tuan rumah Inter Milan pada pekan ke-16, mereka selalu menang.
Memang, di atas kertas, Napoli tetap menjadi kandidat utama scudetto musim ini. Apalagi Serie A tinggal menyisakan delapan laga. ”I Ciucciarelli” alias ”Si Keledai Kecil” membutuhkan tambahan 12 poin untuk merebut scudetto ketiga sepanjang sejarah mereka setelah musim 1986/87 dan 1989/90. Kalau bisa kembali konsisten di jalur kemenangan, paling lambat, mereka akan mengamankan gelar itu saat menjamu Fiorentina pada pekan ke-34, Minggu (7/5/2023).
Namun, melihat grafik negatif mereka akhir-akhir ini, bukan tidak mungkin Napoli gigit jari di akhir musim. Lagi pula, tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola. Musim lalu misalnya, Inter yang memimpin klasemen dari pekan ke-17 hingga ke-24 bisa disalip oleh Milan pada pekan ke-25 dan akhirnya meraih scudetto.
Momen lebih dramatis setidaknya terjadi pada musim 2009/10, AS Roma yang susah payah mencapai puncak klasemen dikudeta Inter pada pekan ke-35 yang membawa ”La Beneamata” alias ”Si Ular Besar” mengangkat trofi Serie A. Waktu itu, hingga akhir musim, kedua tim hanya terpaut dua poin.
Laga berat
Belum lagi, Napoli masih akan mengarungi sejumlah laga berat sepanjang delapan laga sisa musim ini. ”I Partenopei” akan meladeni tuan rumah Juventus pada pekan ke-31, Senin (24/4/2023) dan menjamu Inter pada pekan ke-36, Minggu (21/5/2023). Sisanya, ada beberapa tim "kuda hitam" yang berpotensi mengacaukan rencana mereka, yaitu tuan rumah Udinese pada pekan ke-33, Rabu (3/5/2023); menjamu Fiorentina pada pekan ke-34 Minggu (7/5/2023); tuan rumah AC Monza pada pekan ke-35, Minggu (14/5/2023); dan tuan rumah Bologna pada pekan ke-37, Minggu (28/5/2023).
Keempat tim itu menjelma sebagai pembunuh tim besar di musim ini. Udinese sempat mengalahkan tim tamu Milan 3-1 pada pekan ke-27, menang 3-1 atas tim tamu Inter pada pekan ketujuh, dan menang 4-0 atas tim tamu Roma pada pekan kelima. Fiorentina menumbangkan tuan rumah Inter 1-0 pada pekan ke-28 dan menang 2-1 atas tim tamu Milan pada pekan ke-25.
Monza mengandaskan tuan rumah Inter, 1-0, pada pekan ke-30 dan dua kali menang atas Juventus, yakni 0-2 dalam laga tandang pada pekan ke-20, serta 1-0 dalam laga kandang pada pekan ketujuh. Adapun Bologna menghempaskan tuan rumah Atalanta 2-0 pada pekan ke-29, dan menang 1-0 atas tim tamu Inter pada pekan ke-24.
Untuk itu, Napoli harus waspada dan menetapkan skala prioritas mereka. Tak bisa dipungkiri, rentetan hasil buruk ”Si Biru” akhir-akhir ini karena mesti membagi energi untuk mengarungi Serie A dan Liga Champions. Selain berpeluang juara Serie A, mereka bermain apik dan mengukir sejarah baru menembus perempat final Liga Champions untuk pertama kalinya.
Paling tidak, fase negatif Napoli terjadi sepanjang Maret dan April. Itu artinya bertepatan dengan jadwal Giovanni Di Lorenzo dan kawan-kawan menjalani 16 besar dan perempat final Liga Champions. Walau kalah 0-1 dari tuan rumah Milan pada laga pertama perempat final, mereka tetap berambisi lolos ke semifinal dengan membalikkan keadaan ketika menjamu "Il Diavolo" alias "Si Setan" pada laga kedua perempat final, Rabu (19/4/2023).
”Para pemain selalu percaya bahwa kami bisa melakukan sesuatu yang luar biasa, bahkan saat tidak ada orang lain yang percaya kami bisa. Kasih sayang dari kota luar biasa (dari para fans), saya belum pernah menerima cinta sebesar ini. Saya tidak sabar untuk merayakannya bersama mereka di stadion (Stadion Diego Armando Maradona),” ungkap penyerang Napoli Victor Osimhen kepada TG5 dikutip Football-Italia, Minggu.
Andai lolos ke semifinal, Napoli mau tidak mau membagi energi lebih besar ke Liga Champions. Itu bukan perkara baik untuk Napoli yang notabene belum berpengalaman menghadapi situasi menentukan nan bersejarah di Serie A dan kompetisi terelite antar klub Eropa tersebut. Oleh karenanya, kalau tidak ingin kehilangan dua trofi sekaligus, lebih baik mereka menetapkan diri ingin fokus ke Seria A atau kompetisi Benua Biru.
Kendati demikian, Napoli sepertinya condong tidak mau melepas peluang scudetto yang ada di depan mata. Bahkan, Corriere della Sera melaporkan, Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis sudah berjumpa dengan perwakilan ultras atau kelompok suporter garis keras untuk merencanakan perayaan juara di akhir musim ini. ”Jika kami memenangi scudetto, prestasi itu akan selamanya tertulis di dinding sejarah,” tegas Spalletti di laman resmi Napoli.