Wujud Stadion Eropa Paripurna di Wayan Dipta
Bali memiliki satu-satunya stadion berkonsep ”sportainment” di Indonesia. Stadion Kapten I Wayan Dipta berpotensi menjadi magnet pariwisata baru ”Pulau Dewata”.
Tidak ada stadion sepak bola di Indonesia yang bisa menyaingi fasilitas hiburan milik Stadion Kapten I Wayan Dipta di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Sebagai stadion yang pengelolaannya dipegang penuh klub Bali United sejak April 2018, Stadion Dipta telah menjelma sebagai tiruan stadion sepak bola milik klub-klub besar di Eropa.
Dalam persiapan untuk menjadi salah satu lokasi pertandingan Piala Dunia U-20 2023, Stadion Dipta juga mendapat suntikan dana besar dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Menurut data Kementerian PUPR, dana Rp 17 miliar dianggarkan pada 2023 untuk menyempurnakan proses renovasi stadion, terutama untuk membenahi rumput.
Jika menghitung dana akumulasi pembenahan stadion sejak 2020, pengerjaan renovasi Stadion Dipta dan empat lapangan latihan di Bali mencatat nilai kontrak proyek sekitar Rp 155 miliar.
Besaran dana itu kian mempercantik Stadion Dipta yang semakin menyerupai suasana stadion di liga top Eropa. Selain dilengkapi kursi tunggal di seluruh tribune, Stadion Dipta juga punya fasilitas kursi naratama dan kotak royal untuk tamu istimewa. Bagi tamu kelas utama, mereka bisa mengakses lift menuju tribune naratama.
Baca juga: Stadion Manahan, Istana Kedua Sepak Bola Indonesia
Selain itu, Stadion Dipta telah memiliki 60 kursi di tribune media yang sesuai dengan standar turnamen level kelompok umur FIFA, U-17 dan U-20. Untuk urusan rumput, Stadion Dipta adalah lapangan pertama di Indonesia yang menggunakan rumput hibrida, dengan perpaduan rumput asli yang disulam dengan rumput sintetis.
Ketika Kompas menginjak langsung rumput itu, Senin (3/4/2023), perasaan nyaman langsung terasa di kaki. Rumput hibrida itu membuat pijakan kaki untuk berlari terasa empuk sehingga kaki tidak akan cepat lelah dan membuat aliran bola tidak tertahan rumput. Saat itu, proses penyulaman rumput juga masih berlangsung.
Di luar penampakan lapangan dan tribune, Stadion Dipta telah sepenuhnya siap menggelar turnamen berstandar FIFA. Hal itu terlihat dari keberadaan empat ruang ganti yang masing-masing dilengkapi 25 loker pemain, pendingin ruangan, delapan bilik mandi, lima toilet, ruangan pelatih, dan sebuah jacuzzi yang dapat menampung minimal delapan orang dewasa untuk pemain berendam setelah bertanding.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gianyar Anak Agung Gede Agung mengungkapkan, renovasi stadion sepenuhnya berasal dari anggaran pemerintah pusat. Proses renovasi telah memenuhi standar yang ditetapkan FIFA dalam tiga kali inspeksi stadion.
Baca juga: Eksistensi ”Sang Bahtera” Sriwijaya untuk Indonesia
Adapun Pemerintah Kabupaten Gianyar mendukung dengan menambah fasilitas lahan parkir yang menjadi catatan FIFA. Selain memiliki lahan parkir tamu utama di sisi barat stadion dengan luas 1.500 meter persegi, pemkab telah merampungkan proses akuisisi lahan seluas 2.500 m persegi di sisi timur untuk menambah lahan parkir penonton.
Untuk kendaraan bus, Pemkab Gianyar telah menyiapkan lahan di kawasan Pasar Blahbatuh yang dapat menampung 60 bus. ”Dengan proses renovasi dan penambahan lahan parkir itu, FIFA telah memberikan nilai Stadion Dipta layak menyelenggarakan ajang Piala Dunia U-20,” ujar Agung.
Daya tarik pariwisata
Meski Piala Dunia U-20 urung dilaksanakan di Indonesia, Agung mengatakan, pihaknya mengambil sisi positif dari renovasi yang telah dilakukan Stadion Dipta. Ia menilai, Stadion Dipta bisa menjadi daya tarik baru bagi pariwisata di Gianyar.
”Pengelolaan stadion selanjutnya kami serahkan kepada Bali United sesuai dengan kontrak hak guna yang akan diperpanjang lagi selama lima tahun pada tahun ini. Kami yakin Stadion Dipta bisa menarik minat masyarakat lokal dan wisatawan yang sudah tidak sabar merasakan pengalaman menyaksikan pertandingan di stadion berstandar FIFA,” ucap Agung.
Bali United menandatangani sewa stadion untuk memiliki hak guna selama lima tahun dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar pada 16 Januari 2017. Klub berjuluk ”Serdadu Tridatu” itu sepenuhnya mengelola stadion itu pada 6 April 2018.
Baca juga: Stadion Gelora Bung Tomo, Estafet Semangat Sepak Bola Surabaya
Menurut laporan keuangan Bali United 2019, biaya sewa Stadion Dipta sebesar Rp 547 juta per tahun. Untuk perjanjian baru, Agung menuturkan, Bali United akan membayar Rp 611 juta setiap tahun.
Sempat terbengkalai
Stadion Dipta sejatinya mengalami perjalanan yang tidak mulus untuk menjadi stadion bertaraf internasional di Indonesia. Sejak dibuka pada 2003 untuk digunakan tim Persegi Gianyar, Stadion Dipta sempat terbengkalai setelah Persegi terlempar dari kasta tertinggi Liga Indonesia 2007.
Kemudian, muncul klub Bali Devata yang bermarkas di Stadion Dipta pada era Liga Primer Indonesia periode 2010-2011. Seiring hilangnya Liga Primer Indonesia, memudar pula eksistensi Bali Devata, lalu Stadion Dipta kembali kehilangan nuansa kompetisi.
Kami yakin Stadion Dipta bisa menarik minat masyarakat lokal dan wisatawan yang sudah tidak sabar merasakan pengalaman menyaksikan pertandingan di stadion berstandar FIFA.
Kehadiran klub Bali United, yang diawali pembelian lisensi dari Persisam Putra Samarinda, akhir 2014, membawa hikmah bagi Stadion Dipta. Klub itu menjadikan Stadion Dipta sebagai markas utama sejak musim 2015.
Tidak hanya bertanding, Bali United juga menyulap Stadion Dipta menjadi salah satu stadion terbaik di Indonesia.
Hak guna yang dipegang klub berjuluk Serdadu Tridatu ini menjadi awal wajah baru Stadion Dipta. Dalam laporan keuangan Bali United pada periode 2019 hingga 2021, manajemen klub telah mengeluarkan dana sebesar Rp 38 miliar untuk membenahi kondisi stadion dan menambahkan sejumlah fasilitas untuk menunjang bisnis klub.
Setelah renovasi itu, wujud Stadion Dipta terasa amat kental dengan identitas Bali United yang dominan warna merah dan hitam. Rumput stadion dipugar, sistem drainase diperbaiki, pergantian kursi tunggal di tribune naratama, serta perbaikan lampu stadion agar lebih layak menggelar laga pada malam hari.
Selain itu, Bali United mengambil inspirasi dari Stadion Old Trafford milik Manchester United untuk memberikan nuansa baru bagi Stadion Dipta. Bali United membangun kafe, toko mega cendera mata klub, dan arena bermain anak-anak di dalam kawasan stadion.
Khusus untuk kafe, manajemen Bali United menawarkan pengalaman khusus di hari pertandingan. Pendukung bisa menyaksikan laga langsung dari dalam kafe, karena lokasi kafe yang sejajar dengan lapangan.
Baca juga: Inovasi Wisata Olahraga Kreasi Bali United
Selain itu, toko cendera mata di dalam stadion yang juga memamerkan dua trofi Liga Indonesia yang telah diraih Serdadu Tridatu, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Stadion Dipta. Dengan beragam fasilitas multi-hiburan itu, fans Bali United dipastikan tidak akan mati gaya selama menunggu waktu pertandingan.
Di sisi lain, fasilitas itu juga hanya dimiliki Bali United di Stadion Dipta. Tidak ada klub Liga Indonesia lain yang mampu menyaingi fasilitas Bali United di markas mereka.
Investasi besar Bali United untuk Stadion Dipta disambut komunitas pendukung sepak bola Bali untuk datang ke stadion. Ketika menjadi juara Liga 1 pada 2019, Bali United mencatat rekor pendapatan bersih dari hari pertandingan sekitar Rp 4,3 miliar. Jumlah itu meningkat pesat dari Rp 1,9 miliar di musim sebelumnya.
Apabila kompetisi tidak dihadang pandemi Covid-19 pada musim 2020, Serdadu Tridatu kemungkinan besar mendulang lebih banyak keuntungan. Pada dua laga kandang di Liga 1 2020 saja, Bali mengoleksi pendapatan bersih Rp 606 juta.
Direktur Utama Bali United Yabes Tanuri mengatakan, investasi besar yang telah dilakukan Bali United adalah bagian dari rencana jangka panjang klub. Bali United berambisi tidak sekadar menjadi klub sepak bola, melainkan sebuah jenama yang menjadi magnet baru bagi pariwisata ”Pulau Dewata”.
Baca juga: IPO, NFT, dan “Semesta Lain” Bali United
”Kami belajar dari sejumlah klub di Eropa untuk terus mengembangkan Bali United. kami berharap klub bisa berprestasi di dalam lapangan, lalu citra jenama Bali United semakin besar di luar lapangan,” ujarnya.