Drama Ambigu Saat Liverpool Menahan Arsenal di Anfield
Asa Arsenal pada awal laga pupus seketika karena kebangkitan Liverpool yang didukung atmosfer intimidatif Stadion Anfield. Mereka pun terpaksa berbagi poin.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
LIVERPOOL, MINGGU – Hasil imbang Liverpool kontra Arsenal dengan skor 2-2 menghadirkan perasaan ambigu untuk kedua sisi. Unggul dua gol lebih dulu, Arsenal seolah rugi karena kehilangan tiga poin. Namun, berkaca dari kekacauan pada paruh kedua, tim tamu harus sangat bersyukur bisa pulang dengan poin dari markas angker Liverpool.
Kiper Arsenal Aaron Ramsdale harus dua kali melakukan penyelamatan heroik pada menit-menit injury time di Stadion Anfield, Minggu (9/4/2023) WIB. Aksi saat skor 2-2 itu semata demi mengamankan satu poin untuk tim tamu.
“Rasanya campur aduk, tetapi satu poin lebih baik dibandingkan tidak sama sekali. Kami berada dalam tekanan (pada babak kedua). Kami memang kehilangan dua poin (setelah sempat unggul), tetapi kami bisa saja kehilangan tiga poin,” ujar Ramsdale.
Liverpool juga cukup beruntung terhindar dari kekalahan berkat gol penyerang pengganti, Roberto Firmino, pada menit ke-87. Mereka baru “panas” setelah Stadion Anfield mulai bergemuruh jelang turun minum. Sebelum itu, mereka sempat tertekan akibat gol cepat penyerang Arsenal Gabriel Martinelli dan Gabriel Jesus pada babak pertama.
Manajer Liverpool Juergen Klopp turut mengungkapkan rasa ambigu dari kubunya setelah berbagi poin. Dia senang karena anak asuhnya mampu bangkit dari ketinggalan, tetapi kurang puas tidak bisa menang dengan hujan peluang yang datang pada 45 menit kedua.
“Pada akhirnya, pertanyaan itu tentang bagaimana kami tidak bisa memenangi laga ini. Tentu hasil ini lebih baik dibandingkan tidak mendapatkan apa pun. Saya baik-baik saja dengan hasil ini, tetapi juga tidak terlalu bahagia,” ujarnya.
Wajar saja jika Klopp merasa layak menang, terlepas tertinggal lebih dulu. Menurut Opta, Liverpool mencatat 4 expected goals (xG), berbanding 1,4 xG milik Arsenal. Sebagai konteks, Liverpool hanya menghasilkan 2,7 xG saat menang 7-0 atas Manchester United, Maret lalu.
Artinya, “Si Merah” kurang efektif dan beruntung di kotak penalti lawan. Terbukti dari jumlah tembakan mereka yang mencapai 21 kali, tetapi hanya 6 kali tepat sasaran. Jumlah tembakan tepat sasaran itu hanya lebih banyak satu kali ketimbang Arsenal yang hanya melakukan sembilan percobaan.
Rasanya campur aduk, tetapi satu poin lebih baik dibandingkan tidak sama sekali.
Salah satu peluang emas yang dibuang adalah hadiah penalti pada menit ke-54. Eksekusi penyerang Mohamed Salah menyamping di sisi kanan tiang gawang “Si Meriam”. Adapun Salah merupakan pencetak gol pertama tuan rumah, pada tiga menit jelang turun minum.
Laga tadi berporos pada bek sayap kanan Liverpool Trent Alexander-Arnold. Dia menjadi titik lemah di pertahanan pada paruh pertama karena selalu diincar Martinelli. Gol kedua Arsenal, lewat umpan silang Martinelli dan sundulan Jesus, berawal dari salah penempatan posisi sang bek tim nasional Inggris tersebut.
Namun, di paruh kedua, Alexander-Arnold menjadi protagonis setelah Liverpool mampu mengepung tim tamu. Dia lebih sering memainkan perain inverted wing back, naik ke posisi gelandang, untuk mengirimkan umpan-umpan silang. Hasilnya, salah satu umpannya berujung gol penyeimbang Firmino.
Alexander-Arnold menyudahi laga sebagai pemain dengan umpan kunci terbanyak, 4 kali. “Laga ini sangat intens. Kedua tim memainkan sepak bola yang hebat pada momen masing-masing. Kami tidak memulai seperti yang diharapkan, tetapi mampu menunjukkan karakter semestinya,” katanya.
Alhasil, dua gol awal Arsenal belum cukup untuk mengakhiri kutukan panjang di Stadion Anfield. “Si Meriam” belum pernah menang sejak terakhir kali pada 2012. Mereka juga kalah beruntun dalam enam laga terakhir sebelum pertemuan tadi.
Tidak hanya Arsenal. Tim-tim besar pada musim ini turut merasakan atmosfer intimdatif Stadion Anfield, seperti Manchester City (0-1) dan Manchester United (0-7) yang pulang dengan tangan kosong. Gemuruh para penonton itu yang mengintai Arsenal setelah unggul.
Semua bermula dari konflik antara Alexander-Arnold dengan gelandang Arsenal Granit Xhaka. Drama itu membuat situasi antarpemain jadi memanas. Para pendukung Liverpool di tribun pun seakan terbangun. Mereka yang terbilang hening sejak tertinggal dua gol, mulai bersorak lagi.
Semenit setelah perseteruan itu, Liverpool langsung membuka keran gol lewat Salah. Adapun gol jelang turun minum itu memberikan momentum ke tim tuan rumah. Mereka pun semakin berapi-api saat babak kedua dimulai.
“Gol itu memberikan mereka harapan lebih. Saat skor 2-0, kami memegang kendali penuh. Itu kesempatan terbaik kami untuk mengakhiri laga ini, tetapi kami justru membuat kesalahan. Kami harus lebih tenang lagi ke depannya. Saya pikir seri adalah hasil yang adil,” kata manajer Arsenal Mikel Arteta.
Liverpool mendominasi mutlak pada paruh kedua dengan 66,3 persen penguasaan bola dan 13 kali tembakan. Mereka tidak membiarkan lagi para pemain membangun serangan dari bawah dengan nyaman. Mereka menekan sangat intens dengan pertahanan blok tinggi. Serangan Arsenal selalu terputus di tengah jalan.
Perubahan strategi Klopp pada 15 menit terakhir, berpengaruh besar pada hasil. Dia memainkan empat penyerang sekaligus. Firmino diturunkan untuk mengganti gelandang Fabinho. Sosok lebih di kotak penalti diharapkan bisa menjadi titik terang.
Arteta merespons dengan memasukkan bek tengah Jakub Kiwior menggantikan gelandang Martin Odegaard. Arsenal turut mengganti formasi dari 4-3-3 ke 5-4-1. Tiga bek tengah bermain bersama untuk menjaga kotak penalti dari hujan umpan silang.
Masalahnya, Arteta terlalu lama memainkan bek sayap kiri Oleksandr Zinchenko. Dia yang bukan pemain spesialis bertahan, biasanya akan ditukar pada penghujung laga dengan Kieran Tierney. Tierney andal dalam bertahan dan lebih cocok dalam situasi untuk mempertahankan keunggulan.
Adapun gol kedua Liverpool berasal dari sisi pertahanan Zinchenko. Alexander-Arnold melewatinya dengan mudah, sebelum mengirim umpan silang. Semenit setelah gol tersebut, Zinchenko baru digantikan oleh Tierney.
Dengan hasil ini, Arsenal masih memimpin klasemen sementara dengan 73 poin. Hanya saja keunggulan mereka menipis jadi 6 poin dengan peringkat kedua Manchester City. Sementara itu, Liverpool masih bertengger di peringkat ke-8 (44 poin), berjarak 12 poin dari zona empat besar. (AP/REUTERS)