Maraton Abstrak City dan Arsenal
Arsenal sudah dinanti lawan-lawan berat bulan ini. City akan dihadang tren buruk setelah bermain pada tengah pekan.
LONDON, MINGGU — Perebutan juara Liga Inggris musim ini akan terasa amat panjang, bagai lomba lari maraton. Arsenal memang masih nyaman di puncak klasemen, tetapi gambaran tim pemenang masih terlalu abstrak untuk ditebak. Jadwal, momentum, pengalaman, hingga cedera akan berpengaruh besar pada sisa musim.
Arsenal dan Manchester City sama-sama merebut tiga poin pada pekan ke-29, Sabtu (1/4/2023) WIB. Klasemen sementara pun tidak berubah. Arsenal masih memimpin klasemen dengan keunggulan 8 poin atas City yang masih menyisakan tabungan satu laga.
Terlepas dari klasemen, City sebenarnya lebih diuntungkan seusai hasil pekan ini. Mereka mampu menang atas Liverpool, 4-1, di Stadion Etihad setelah tertinggal lebih dulu. Padahal, kemenangan itu diraih tanpa dua penyerang andalan, Erling Haaland dan Phil Foden.
Baca Juga: Hadapi Manchester United, Newcastle Perlu Hindari Distorsi
”The Citizens” telah menyisihkan satu tim besar dalam 10 laga tersisa. Berbeda dengan Arsenal yang masih harus bertandang ke markas angker Liverpool, Stadion Anfield, pekan depan. City tinggal menyisakan dua laga besar yang akan berlangsung di kandang, yaitu versus Arsenal dan Chelsea.
Wajar jika Arsenal sempat mengharapkan City tersandung. Skuad ”Si Meriam” menyaksikan laga City versus Liverpool di bus, dalam perjalanan menuju Stadion Emirates.
”Kami menonton, tetapi sangat singkat karena harus fokus setelah sampai,” ujar manajer Arsenal Mikel Arteta.
Beruntung saja, fokus Arsenal tidak terganggu. Mereka menang telak atas Leeds dengan skor serupa, 4-1, di Stadion Emirates, dua jam setelah laga City versus Liverpool berakhir. Arsenal saat ini hanya butuh sembilan laga untuk menjuarai liga. Namun, kata Arteta, perjalanan mereka masih amat panjang.
Baca Juga: Penebusan Martinelli dan Penegasan Saka dalam Pesta Gol Arsenal
”Kami masih ada sembilan laga lagi. Kami butuh energi dan keyakinan untuk melewati itu. Kami hanya ingin menatap target selanjutnya dan membawa pulang kemenangan. Cukup menikmati momen saat ini (belum berpikir juara). Hal terpenting adalah melewati hari demi hari,” kata Arteta.
Lima laga Arsenal berikutnya bisa menentukan peraih juara musim ini. Mereka akan menghadapi tiga laga sulit, bertandang ke Liverpool dan City, serta menjamu Chelsea. Posisi Gabriel Jesus dan rekan-rekan bisa dikudeta seketika jika kehilangan poin.
Meskipun begitu, ”Si Meriam” unggul dalam hal momentum. Mereka tengah berapi-api dengan catatan tujuh kemenangan beruntun di liga. Manajer City Josep Guardiola bahkan berkata, sulit melihat tim rival kehilangan ritme, mengingat mereka hanya bermain di satu kompetisi.
Kami masih ada sembilan laga lagi. Kami butuh energi dan keyakinan untuk melewati itu. Kami hanya ingin menatap target selanjutnya dan membawa pulang kemenangan.
”Arsenal sudah menunjukkan konsistensi dengan hanya bermain sepekan sekali. Mereka bisa luar biasa fokus dan mempersiapkan diri untuk pertandingan (liga). Saya merasa mereka tidak akan kehilangan banyak poin (pada sisa musim),” jelas Guardiola.
Jadwal padat
City memang memiliki lawan lebih ringan. Namun, mereka tidak diuntungkan karena jadwal padat. ”The Citizens” masih terlibat dalam tiga kompetisi. Salah satunya adalah Liga Champions yang menjadi fokus utama dari Guardiola.
Faktanya, City sering kali tergelincir sepanjang musim ini setelah berlaga di tengah pekan. Mereka sudah kehilangan poin dalam 8 pertandingan di liga. Sebanyak 6 kali di antaranya terjadi seusai laga tengah pekan, ketika tim hanya punya waktu istirahat rata-rata 3 hari.
Tim asuhan Guardiola setidaknya akan menghadapi tiga laga pada tengah pekan, April ini. Dua kali dalam perempat final Liga Champions versus Bayern Muenchen, dan satu semifinal Piala FA versus Sheffield United. Adapun lawan mereka di liga bulan ini, antara lain Arsenal dan Leicester City.
Bagi skuad City, pengalaman juara dua musim terakhir akan sangat membantu. Mereka selalu bisa konsisten pada akhir musim. Fokus tim meningkat bagai pebalap yang memasuki putaran kemenangan. Adapun Arsenal yang diisi manajer dan skuad termuda, tidak memiliki kelebihan itu.
Baca Juga: Samarnya ”Taring” Manchester City Menghadapi Liverpool
Guardiola berbeda pandangan. Menurut dia, pengalaman tidak terlalu penting dalam kondisi tertinggal poin. ”Saya lebih memilih berada di posisi Arsenal saat ini dibandingkan dengan bermodal gelar juara empat kali dalam lima musim terakhir. Masa lalu sudah lewat. Pengalaman tidak dihitung,” pungkasnya.
Di sisi lain, faktor ketersediaan pemain turut menjadi penentu. Arsenal bisa tersenyum karena Jesus telah kembali ke performa terbaik, mencetak dua gol versus Leeds, setelah cedera lutut selama 4 bulan. Hanya, bek andalan mereka, William Saliba, masih menepi akibat cedera punggung.
City kehilangan Haaland dan Foden sekaligus. Mereka belum bisa dipastikan tampil dalam waktu dekat. Haaland mengalami cedera di pangkal paha sejak laga Piala FA versus Burnley, pertengahan Maret. Foden sedang dalam pemulihan setelah operasi usus buntu.
Peran pemain pelapis akan sangat krusial, seperti penyerang City Julian Alavarez yang bisa menggantikan peran Haaland dengan sempurna saat versus Liverpool dan bek Arsenal Rob Holding yang tampil solid dalam dua laga terakhir bersama Gabriel Magalhaes.
Baca Juga: Waspada, “Badai” Jesus Kembali Menerjang
Gelandang veteran Arsenal Granit Xhaka menilai, perebutan gelar juara masih penuh ketidakpastian. Karena itu, energi mereka akan habis jika berfokus ke para pesaing. ”Kami hanya ingin fokus ke diri sendiri dan meraih kemenangan di setiap laga tersisa,” ujarnya. (AP/REUTERS)