Setelah mendapat hasil tak terlalu buruk pada tiga turnamen lain di Eropa, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati memiliki peluang terakhir untuk juara. Mereka menjaga asa dengan lolos ke semifinal Orleans Masters.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
ORLEANS, JUMAT — Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati menjaga asa membawa gelar juara dari tur di Eropa. Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia itu akan bersaing pada turnamen Orleans Masters BWF World Tour Super 300.
Meski berhadapan dengan lawan yang levelnya berada di bawah mereka sejak babak pertama hingga perempat final di Palais des Sports, Orleans, Perancis, Jumat (7/4/2023) bukan berarti setiap kemenangan diraih dengan mudah. Rehan/Lisa, yang menjadi unggulan keempat, bermain tiga gim saat melawan pasangan Amerika Serikat peringkat ke-38 dunia, Vinson Chiu/Jennie Gai, dengan skor 21-9, 17-21, 21-14.
Orleans Masters menjadi peluang terakhir untuk membawa pulang gelar juara sebagai tanda penampilan yang tak terlalu buruk pada tiga turnamen lain. Mereka mencapai semifinal All England, babak kedua Swiss Terbuka, dan perempat final Spanyol Masters.
Pasangan Indonesia peringkat ke-14 dunia itu bermain pada turnamen keempat dalam empat pekan beruntun di Eropa. Orleans Masters menjadi peluang terakhir untuk membawa pulang gelar juara sebagai tanda penampilan yang tak terlalu buruk pada tiga turnamen lain. Mereka mencapai semifinal All England, babak kedua Swiss Terbuka, dan perempat final Spanyol Masters.
Hasil semifinal All England, yang merupakan salah satu dari empat turnamen Super 1000, bahkan, dicapai pada debut mereka di sana. Rehan mengatakan, meski bermain dengan kondisi fisik yang menurun, dia berusaha untuk tetap menjaga fokus pada setiap pertandingan.
Juara Hylo Terbuka 2022 itu memelihara peluang ganda campuran Indonesia menjadi juara bersama rekan mereka, Adnan Maulana/Nita Violina Marwah. Berada pada paruh undian berbeda dengan Rehan/Lisa, final sesama pemain Indonesia bisa tercipta jika kedua pasangan memenangi semifinal.
Adnan/Nita, yang mendapat promosi dari babak kualifikasi, mengalahkan Chan Peng Soon/Cheah Yee See (Malaysia) 17-21, 21-12, 21-9 untuk melawan Ye Hong Wei/Lee Chia Hsin (Taiwan) yang menyingkirkan pasangan Indonesia lain, Amri Syahnawi/Winny Oktavina Kandow.
Pada ganda putri, tiket semifinal dari turnamen BWF World Tour didapat Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto untuk pertama kalinya setelah memenangi ”perang saudara” pada perempat final. Mereka mengalahkan rekan latihan sehari-hari di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, 21-15, 21-9.
Lanny/Ribka berpasangan sejak Oktober 2022 sejak Ribka tak lagi berduet dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti karena rekannya itu bermain bersama Apriyani Rahayu. Menapaki kembali perjalanan dari turnamen level rendah, Lanny/Ribka menjuarai Indonesia dan Bahrain International Challenge, menjelang akhir 2022.
Tahun ini, pasangan yang diharapkan bisa mendekati prestasi Apriyani/Fadia itu menjalani ajang lebih tinggi dalam struktur turnamen BWF, yaitu di level World Tour. Lanny/Ribka bermain hingga babak kedua Indonesia Masters Super 500, perempat final Thailand Masters Super 300, serta babak pertama Swiss Terbuka dan Spanyol Masters Super 300.
Pada nomor tunggal putri, Putri Kusuma Wardani kalah dari pemain Jerman, Yvonne Li, 18-21, 12-21. Dengan demikian, tak ada lagi wakil Indonesia pada nomor tunggal.
Harus percaya diri
Ketika rekan-rekannya tampil pada perempat final, pada Sabtu dini hari waktu Indonesia, langkah Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan terhenti pada babak kedua, Kamis. Ganda berperingkat ke-21 dunia itu kalah dari pasangan Perancis yang mendapat promosi dari kualifikasi, Julien Maio/William Villeger, 19-21, 21-17, 20-22.
Pramudya/Yeremia tak bisa menyamai Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang bersaing memperebutkan tiket semifinal. Bagas/Fikri, yang menjadi unggulan ketiga, berhadapan dengan Ayato Endo/Yuta Takei (Jepang), sementara Leo/Daniel (2) melawan M.R. Arjun/Dhruv Kapila (India/7).
Meski lawan memiliki peringkat lebih rendah, yaitu ke-73, Pramudya/Yeremia sulit mengungguli mereka pada hampir sepanjang gim pertama dan ketiga. Pada gim ketiga, Pramudya/Yeremia bahkan tertinggal hingga enam poin pada skor 12-6, sebelum akhirnya bisa mendekat.
Dengan hasil tersebut, Pramudya/Yeremia mengakhiri empat turnamen beruntun di Eropa dengan hasil terbaik perempat final pada Spanyol Masters yang selevel dengan Orleans Masters, pekan lalu. Pada dua turnamen sebelumnya, mereka tak bisa melewati babak pertama di Swiss Terbuka Super 300 dan All England Super 1000.
Hasil-hasil tersebut dan pada tiga turnamen lain pada tahun ini memperlihatkan belum kembalinya mereka pada performa terbaik sebelum Yeremia mengalami cedera lutut kiri pada pertengahan 2022. Dia cedera saat menjalani perempat final Indonesia Terbuka, pada Juni, hingga tak bisa mengikuti turnamen hingga akhir tahun tersebut. Momen itu terjadi ketika Pramudya/Yeremia berada pada performa terbaik dengan mencapai semifinal Swiss Terbuka dan menjadi juara Asia.
Pelatih ganda putra pelatnas Herry Iman Pierngadi menilai, penampilan Pramudya/Yeremia belum konsisten karena kurang yakin dengan kemampuan sendiri. ”Dengan rasa tidak percaya diri, mereka pun sering ragu-ragu mengambil keputusan di lapangan,” kata Herry.
Selain itu, Herry menilai, pengalaman cedera lutut membuat Yeremia masih ragu saat harus bergerak dengan cepat. Akibatnya, mereka belum bisa tampil agresif seperti ketika Yeremia belum cedera.