Tidak Ada Waktu Adaptasi untuk Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo
Dengan masa tugas sekitar 1,5 tahun dan sejumlah problem olahraga yang ada, Dito Ariotedjo yang baru dilantik sebagai Menpora harus segera tancap gas. Tak ada waktu adaptasi. Dia mesti belajar sambil berlari kencang.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
NINA SUSILO
Presiden Joko Widodo melantik Ario Bimo Nandito Ariotedjo atau Dito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga serta Komisaris Jenderal Rycko Amelza Dahniel sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Senin (3/4/2023) sore. Pelantikan dilangsungkan di Istana Negara, Jakarta.
JAKARTA, KOMPAS — Dengan masa tugas kurang lebih 1,5 tahun dan sejumlah problematika olahraga yang harus dituntaskan, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo yang baru dilantik 3 April 2023 diminta tidak lagi menyisihkan waktu untuk beradaptasi. Pengganti Zainudin Amali yang mundur per 13 Maret itu dituntut tancap gas untuk melakukan koordinasi dan konsultasi bersama sejumlah pihak terkait agar semua tugas yang ditinggalkan oleh Zainudin bisa tertangani dengan baik.
Menpora Dito Ariotedjo harus belajar sambil berlari kencang karena waktu yang dimilikinya sangat singkat. Namun, dengan usianya yang masih muda, energik, banyak pengalaman, dan mau belajar, saya rasa Dito bisa mengemban tanggung jawab dan menyelesaikan semua problematika yang ada.
”Menpora Dito Ariotedjo harus belajar sambil berlari kencang karena waktu yang dimilikinya sangat singkat. Namun, dengan usianya yang masih muda, energik, banyak pengalaman, dan mau belajar, saya rasa Dito bisa mengemban tanggung jawab dan menyelesaikan semua problematika yang ada,” ujar Profesor Djoko Pekik Irianto, pakar manajemen prestasi olahraga dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta saat dihubungi dari Jakarta, Senin (3/2/2023).
Djoko mengatakan, ada dua poin utama yang perlu diperhatikan Dito, yakni koordinatif dan konsultatif secara vertikal maupun horizontal. Dito harus berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan, seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan para pengurus induk cabang olahraga.
Tujuannya, untuk mengakselerasi kesiapan Indonesia yang akan ikut dan menjadi tuan rumah sejumlah ajang internasional. Tim Merah-Putih bakal berpartisipasi dalam SEA Game Kamboja 2023, Asian Games Hangzhou, China 2022, dan kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
NINA SUSILO
Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat kepada Ario Bimo Nandito atau Dito Ariotedjo yang baru dilantik sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/4/2023).
Selain itu, Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket FIBA, World Beach Games Bali 2023, dan berupaya mencalonkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2036. Belum Indonesia bakal menyelenggarakan kegiatan rutin, seperti ajang bulu tangkis Indonesia Master, Indonesia Terbuka, balap mobil Formula E Jakarta, dan balap sepeda motor MotoGP Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Pastikan anggaran DBON
Sementara itu, Dito harus berkonsultasi dengan Wakil Presiden, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kementerian keuangan untuk memastikan dukungan anggaran bagi program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Kemarin, sebelum mundur pada Februari kemarin, Zainudin menyebutkan bahwa belum ada alokasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menjalankan DBON.
Padahal, sesuai amanah dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 tentang DBON, program itu mestinya digerakkan oleh 21 kementerian/lembaga. Adapun DBON diharapkan sebagai peta jalan olahraga Indonesia menuju target tinggi menembus peringkat kelima Olimpiade 2044 atau setahun sebelum perayaan 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
”Saya khawatir, setelah ditinggal Zainudin, DBON mangkrak. Saya berharap DBON bisa terus berlanjut, jangan senasib seperti program-program sebelumnya, antara lain Garuda Emas, PAL (Program Atlet Andalan), Prima (Program Indonesia Emas), dan PPON (Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional). Tentunya, untuk dijalankan, DBON butuh suntikan anggaran. Sejauh ini, DBON sudah diimplementasikan dengan SLOMPN (Sentra Latihan Olahragawan Muda Potensial Nasional). Tetapi, sumber dana SLOMPN baru sebatas dari Kemenpora,” kata Djoko.
KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo (paling depan) saat berjalan melintasi halaman di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/4/2023). Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melantik Dito sebagai Menpora di Istana Negara, Jakarta.
Terakhir mengenai sepak bola, lanjut Djoko, Dito harus segera berkonsultasi FIFA untuk memperbaiki ataupun menjaga kepercayaan komunitas sepak bola dunia terhadap Indonesia setelah dicoret sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Di sisi lain, Dito patut menuntaskan kasus Tragedi Kanjuruhan yang mendapatkan perhatian besar di level internasional. Lalu, percepat implementasi Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepak Bola Nasional.
”Untuk timnas U-20, sekiranya mereka tidak dibubarkan. Dengan kualitas yang dimiliki, sangat disayangkan kalau mereka dibubarkan. Maka itu, biarkan mereka terus berada dalam satu tim. Apalagi dalam waktu dekat, ada banyak kejuaraan yang bisa mereka ikuti, antara lain SEA Games dan Asian Games,” pungkas Djoko.
Bagi Ketua Kontingen (Chef de Mission/CdM) Indonesia di SEA Games 2023 Lexyndo Hakim, ditunjuknya Dito sebagai Menpora yang baru membawa angin segar dan harapan untuk para atlet yang akan berangkat ke SEA Games. Setidaknya, Dito diharapkan bisa langsung memperjelas segala hal terkait SEA Games yang hingga kini masih abu-abu.
Belum lagi, SEA Games hanya menyisakan waktu 32 hari sebelum hari penyelenggaraan pada 5-17 Mei mendatang. ”Kita sangat bersyukur karena di sela-sela terbatasnya waktu menuju SEA Games, kita diberikan Menpora yang pasti akan bergerak cepat. Harapan kami semua, kehadiran Menpora yang baru bisa membawa optimisme dari Presiden kepada alet karena telah memercayai anak muda untuk menjadi Menpora. Jadi, ini waktunya kaum muda berbicara,” tutur Lexy.
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN
Perwakilan pemerintah dan petinggi organisasi keolahragaan Indonesia dan Kamboja dalam acara Torch Relay atau Pawai Obor SEA Games 2023 sedang berpose di area Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/4/2023),
Sebelum menjadi Menpora, Dito ditunjuk sebagai staf khusus bidang hubungan antar lembaga di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada April 2022. Dito yang kelahiran Jakarta, 25 September 1990 atau masih berusia 32 tahun itu pun pernah menjadi Ketua Umum Angkatan Muda Pembaruan Indonesia 2016-2022.
Di dunia olahraga, Dito berpengalaman menjadi Ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Provinsi DKI Jakarta 2015-2019. Pada akhir 2021, Dito bersama selebritis Raffi Ahmad dan CEO Prestige Motor Rudy Salim berkolaborasi membentuk dan membesarkan RANS Sport. Sejauh ini, Dito masih tercatat sebagai salah satu komisaris klub Liga 1 RANS Nusantara FC.
Dengan segudang pengalaman itu, Lexy berharap, Dito segera gerak cepat dalam satu-dua hari ini untuk menuntaskan urusan SEA Games. ”Semoga dalam waktu dekat, Menpora bisa mengumumkan cabang-cabang mana saja yang akan dikirim untuk mewakili Indonesia di SEA Games nanti,” ungkap Lexy yang ditunjuk sebagai CdM per 14 Februari lalu.