Fabio Quartararo mengalami kondisi tersulit bersama Yamaha karena tidak tahu mengapa dirinya sangat lambat dalam dua sesi latihan di Argentina. Juara MotoGP 2021 itu hanya berada di posisi ke-14 dan harus menjalani Q1.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
TERMAS DE RIO HONDO, JUMAT — Fabio Quartararo semakin terpuruk di Sirkuit Termas de Rio Honda, Argentina, karena dirinya kehilangan kecepatan dan tidak memiliki daya cengkeram yang bagus. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu pun hanya bisa berada di posisi ke-14 sehingga harus berjuang sejak kualifikasi pertama. Quartararo menilai ini kesulitan terbesar selama dirinya bersama Yamaha karena tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya sangat lambat. Sebaliknya, rekan setimnya, Franco Morbidelli, menemukan feeling bagus dan bisa menempati posisi kesembilan.
Quartararo mengalami kesulitan sejak sesi latihan pertama (P1) MotoGP seri Argentina itu, Jumat (31/3/2023) pagi. Saat itu, dia di posisi ke-15, terpaut 0,909 detik dari pebalap tercepat, Maverick Vinales (Aprilia). Dalam sesi latihan dua (P2), Quartararo belum menemukan solusi atas masalah yang dia alami, yaitu tidak ada daya cengkeram, terutama saat memasuki tikungan, dan pace sangat lambat. Setelan motor yang biasanya jitu untuk mengatasi kendala di trek yang minim daya cengkeram, yaitu dengan mengurangi panjang dan ketinggian motor, tidak berfungsi kali ini. Dia pun hanya bisa berada di posisi ke-14, terpaut 0,746 detik dari pebalap tercepat, Aleix Espargaro (Aprilia).
”Saya tidak tahu harus mengatakan apa karena feeling tidak jelek, tetapi juga bukan yang terbaik, tidak ada performa. Saat memasuki tikungan, tidak ada daya cengkeram. Kami akan menganalisis ini dan berusaha menemukan apa yang terjadi,” tutur Quartararo kepada MotoGP seusai sesi latihan kedua yang berakhir Sabtu (1/4/2023) pukul 02.00 WIB.
”Pada dasarnya kami kesulitan di semua area, khususnya pagi ini, pace dan semuanya kami sangat lambat. Pada sesi siang pace sedikit meningkat, tetapi kami masih sangat jauh,” kata Quartararo melanjutkan.
Pebalap asal Perancis itu bahkan menggunakan dua motor dengan setelan berbeda untuk menemukan solusi. Namun, kedua motor itu tidak memberikan hasil yang signifikan. ”Tidak, jujur kami tidak merasakan ada peningkatan nyata. Dalam pace saya bisa sedikit lebih baik, tetapi masih super lambat dalam dua kali rangkaian putaran (dengan kedua motor),” ujar Quartararo.
Dia pun mengakui ini merupakan kendala tersulit yang pernah dia alami selama membela Yamaha. ”Ya, ini yang tersulit karena saya tidak tahu mengapa kami begitu lambat. Ketika anda mengetahui, akan mudah untuk memahami. Namun, saat ini saya tidak tahu mengapa kami selambat itu,” ucapnya.
”Pace kami biasanya cukup bagus, tetapi hari ini pace sejak awal FP2 jelek. Saya tidak tahu mengapa kami sejauh itu karena kami tidak banyak mengubah motor dan saya merasa ini bukan motor saya lagi,” kata Quartararo dikutip Crash.
Quartararo kini mengalami masalah besar karena berpotensi besar kembali start dari posisi belakang. Kondisi bisa lebih parah karena dia tidak memiliki pace balapan yang kompetitif. Ini berbeda dengan di Portimao saat dia tidak bagus ketika kualifikasi, tetapi memiliki pace balapan yang setara dengan pebalap lima besar. Usaha dia mencetak pace lebih baik tidak berhasil karena tidak memiliki daya cengkeram saat masuk dan keluar tikungan. Dia juga sudah mencoba lebih agresif membuka gas saat keluar tikungan, tetapi hasilnya ban belakang spin terlalu banyak.
Saya tidak tahu harus mengatakan apa karena feeling tidak jelek, tetapi juga bukan yang terbaik, tidak ada performa. Saat memasuki tikungan, tidak ada daya cengkeram.
Kondisi yang dialami oleh Quartararo kontras dengan rekan setimnya, Franco Morbidelli, yang bisa masuk 10 besar sejak P1. Pebalap Italia itu berada di posisi kedelapan dalam sesi pagi dan kesembilan pada sesi siang. Hasil itu menempatkan dirinya langsung lolos ke Q2.
”Hari ini bagus bagi kami, kami bisa lolos langsung ke Q2. Akhir pekan ini langsung diawali dengan ritme yang berbeda dibandingkan di Portimao dan saya sangat senang melihat itu,” ujar Morbidelli yang kesulitan di Portimao.
”Kami perlu terus membaik dan terus bekerja serta berusaha menjadi cepat. Besok akan menyenangkan jika bisa start dari dua baris depan. Itu mimpi akhir pekan saya dan kita lihat saja apakah itu mungkin diraih. Secara pace, kami jauh lebih dekat dibandingkan dengan waktu satu putaran. Akan tetapi, melihat rata-rata performa saya tahun lalu, saya jelas perlu merasa senang,” tutur Morbidelli.
”Menurut saya, daya cengkeram yang rendah membantu. Saya berharap menemukan kemajuan, tetapi saya tidak tahu. Kami perlu terus berusaha dan melihat hasilnya,” ucap Morbidelli.
Perebutan posisi start terdepan pada Sabtu ini akan menjadi panggung persaingan dua pebalap Aprilia, Vinales dan Espargaro. Mereka bergantian menguasai sesi latihan pertama dan kedua berkat performa RS-GP yang sangat solid. Bahkan, motor Aprilia RS-GP mengungguli Ducati Desmosedici GP. Pebalap tercepat Ducati, Francesco Bagnaia, pun hanya bisa berada di posisi keenam di akhir P2. Musim lalu, Aprilia berjaya dalam balapan di Argentina dengan Espargaro sebagai pemenang.