Pesenam Menunggu Kepastian dengan Tetap Berlatih secara Intens
Tim pelatnas senam masih menunggu hasil tim review terkait pemberangkatan dua pesenam putra pada SEA Games Kamboja. Saat ini tingkat kemampuan atlet sudah sekitar 80 persen dan ditargetkan capai 90 persen pada awal Mei.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim pemusatan latihan nasional senam Indonesia menurunkan dua pesenam putra untuk memenuhi target medali pada SEA Games 2022 di Kamboja. Saat ini, mereka masih menunggu hasil tim review dari Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), apakah kedua atlet tersebut dinilai layak mengikuti SEA Games atau tidak. Meskipun demikian, para atlet tetap intens berlatih dan meningkatkan kesiapan hingga mencapai 90 persen.
Dua pesenam senior muda yang dipersiapkan yakni Abiyu Rafi (21) dan Joseph Judah Hatoguan (20). Abiyu akan fokus pada alat palang tunggal, sedangkan Joseph fokus pada senam lantai. Abiyu mulai bergabung di pelatnas pada Agustus 2022, sedangkan Joseph baru bergabung di pelatnas pada November 2022.
Pelatih sekaligus mantan pesenam Indonesia, Jonathan Mangiring Sianturi, memfokuskan para atlet untuk latihan pada alat yang kurang dikuasai para lawan pada kejuaraan-kejuaraan sebelumnya. Ia pun memilih untuk fokus pada dua alat, yakni palang tunggal dan senam lantai. Ia juga menargetkan kesiapan dan kemampuan para atlet bisa mencapai 90 persen saat SEA Games tiba. Adapun saat ini tingkat kemampuan atlet sudah mencapai 80 persen.
”Kalau bukan sekarang, kapan lagi waktu untuk menunjukkan kemampuan mereka? Kalau menunggu generasi selanjutnya, mereka harus memulai dari awal lagi,” ujar Jonathan di GOR Senam Radin Inten, Jakarta Timur, Jumat (24/3/2023).
Berbagai program latihan telah disiapkan pelatnas sejak awal Oktober 2022. Para atlet senam pun mendapat latihan intens selama dua sesi dalam satu hari. Sesi pagi dimulai pada pukul 08.45-11.00. Sementara itu, sesi sore dimulai pada pukul 15 00-17.30.
Joseph dan Abiyu harus belajar banyak gerakan baru lantaran mereka bukanlah atlet senior berusia matang yang sudah beberapa kali mengikuti SEA Games dan tinggal mengulang berbagai gerakan pada tahun-tahun sebelumnya. Para atlet senior biasanya hanya latihan pematangan gerakan menjalang ajang bergengsi tersebut.
Meskipun para atlet minim pengalaman dan kurang matang dalam bertanding, faktor kesulitan para atlet di kelas SEA Games sudah sejajar dengan lawan-lawannya.
”Meskipun para atlet minim pengalaman dan kurang matang dalam bertanding, faktor kesulitan para atlet di kelas SEA Games sudah sejajar dengan lawan-lawannya,” ujar Jonathan.
Jonathan berharap, pihak terkait tidak membuat para atlet kecewa karena mereka telah fokus berlatih sejak lama. Apalagi, jika melihat progres Abiyu dan Joseph, target medali pada SEA Games bisa terpenuhi.
Sebelum berlaga untuk SEA Games, Abiyu dan Joseph telah mengikuti ajang Piala Dunia Senam Artistik dari Federasi Senam Internasional di Qatar pada 1-4 Maret 2023. Kejuaraan tersebut untuk memantapkan kesiapan atlet demi memenuhi target medali pada SEA Games. Selain itu, ajang tersebut juga bertujuan untuk melihat perkembangan negara Asia Tenggara lain yang kemungkinan turut berpartisipasi pada SEA Games.
Pada kejuaraan tersebut, kemampuan para atlet masih 70-75 persen. Namun, mereka sudah mampu menunjukkan hasil yang mumpuni. Adapun suhu udara tempat pertandingan kerap menjadi suatu hal yang mengganggu para atlet karena mereka sudah terbiasa latihan di GOR tanpa AC.
Lebih lanjut, kejuaraan Piala Dunia Senam Artistik merupakan kejuaraan tertinggi bagi Abiyu dan Joseph yang masih minim pengalaman pertandingan tingkat internasional. Adapun Joseph merupakan salah satu atlet yang gagal mendapatkan kesempatan bertanding pada SEA Games Vietnam 2021.
”Atlet senam kurang mendapat kesempatan pada pertandingan-pertandingan internasional. Contohnya saat SEA Games 2022. Awalnya ada lima atlet yang bakal bertanding, termasuk saya, tetapi yang jadi diberangkatkan hanya dua atlet. Satu perwakilan atlet senior (Dwi Samsul Arifin) dan satu atlet yunior (Abiyu Rafi),” kata Joseph.
Ia pun berharap rencana pemberangkatannya pada SEA Games kali ini berjalan sesuai rencana awal. Peraih medali perak nomor senam lantai pada ASEAN School Games 2018 itu kurang setuju jika kelayakan bertanding hanya dinilai dari hasil tes fisik.
Joseph mengatakan akan memberikan hasil terbaik pada SEA Games Kamboja. Beberapa gerakan senam yang sebelumnya belum matang telah ia tingkatkan dan menunjukkan hasil positif selama latihan. Ia menyebut, pola latihan menjelang SEA Games lebih tertata sehingga tingkat kesiapannya meningkat, dari yang sebelumnya 75 persen menjadi hampir 90 persen.
Lebih hati-hati
Berbeda dengan Joseph yang tidak jadi mewakili Indonesia pada SEA Games tahun lalu, Abiyu saat itu berkesempatan menjadi wakil Indonesia pada kategori yunior. Namun, saat SEA Games Vietnam 2021, fisik Abiyu sedang tidak dalam kondisi terbaik.
Sepuluh hari sebelum berangkat bertanding, Abiyu menderita cedera engkel atau pergelangan kaki. Cedera itu terjadi saat ia berlatih gerakan alat meja lompat dengan tingkat kesulitan tinggi. Sialnya, pendaratannya kurang mulus sehingga berujung cedera engkel.
Abiyu pun bertanding dengan kondisi cedera engkel pada SEA Games 2021 dan sempat jatuh-bangun pada beberapa alat senam. Alhasil, ia terpaksa menyudahi penampilannya. Saat itu, ia menempati peringkat ke-13 dengan nilai cukup rendah, yaitu 61.200, dari penampilan enam alat. Untuk itu, kali ini ia lebih berhati-hati saat latihan agar hal tersebut tidak terulang lagi.
”Saya ingin menebus kekalahan pada SEA Games sebelumnya. Saya ingin membuktikan, terutama kepada tim review, kalau atlet senam mampu dan bisa memperoleh hasil terbaik,” tutur peraih medali emas PON Papua 2021 itu.
Demi ingin menunjukkan hasil terbaik, Abiyu terus berlatih meskipun ia tengah berpuasa. Abiyu beberapa kali menunjukkan kepiawaiannya bermain pada alat palang tunggal atau horizontal bar.
Pesenam asal Riau itu beraksi dengan berayun-ayun di palang tunggal dengan teknik-teknik tertentu. Peralatan yang digunakan ialah palang baja tebal dengan diameter 2,4 sentimeter dan tinggi dari permukaan sekitar 2,5 meter.
Meski bertumpu pada tangan, berbagai gerakan dalam senam palang tunggal membutuhkan hasil pendaratan yang sempurna. Oleh karena itu, landing atau pendaratan yang sempurna merupakan salah satu kendala Abiyu dengan kondisi pergelangan kakinya yang masih belum sepenuhnya pulih akibat cedera.
Namun, ternyata masih terdapat beberapa kendala pada peralatan di GOR Senam Radin Inten. Kondisi beberapa matras sebagai alas para pesenam sudah tidak layak. Busa-busa pada matras juga sudah mencuat keluar.
Padahal, para atlet harus mendapatkan posisi mendarat yang tepat dengan alas yang memadai. Matras pun sangat berguna untuk melindungi anggota tubuh atlet dari kemungkinan cedera akibat benturan langsung dengan lantai. Apalagi, beberapa atlet masih dalam tahap pemulihan cedera.
Sementara itu, secara terpisah, manajer tim nasional senam Indonesia, Dian Widjaja Kesumawati Arifin, mengatakan, dana pelatnas saat ini telah cair sekitar 70 persen. Cairnya dana tersebut merupakan suatu kepastian bahwa pesenam putra bakal bertanding pada SEA Games Kamboja 2022. Namun, dana tersebut hanya untuk persiapan berbagai kejuaraan dan tidak bisa digunakan untuk pembelian alat senam yang sudah lapuk.