Nasib baik belum mau mengarah ke Italia. Kekalahan dari Inggris menjadi peringatan agar pembenahan harus dilakukan skuad ”Gli Azzurri”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
AFP/ALBERTO PIZZOLI
Suporter cilik timnas Italia memberi semangat untuk timnya dalam pertandingan kualifikasi Piala Eropa Grup C antara Italia dan Inggris di Stadion Diego Maradona, Napoli, Italia, Juma (24/3/2023) dini hari WIB. Inggris mengalahkan Italia, 2-1 dalam pertandingan tersebut.
NAPOLI, JUMAT — Dukungan sekitar 37.500 pedukung yang memadati Stadion Diego Armando Maradona di Napoli tetap belum mampu mengangkat performa Italia pada laga pembuka Grup C kualifikasi Piala Eropa 2024 melawan Inggris, Jumat (24/3/2023) dini hari WIB. Untuk pertama kali dalam 62 tahun, Italia bertekuk lutut dari tim ”Tinga Singa” di kandang sendiri.
Kekalahan 1-2 dari Inggris menunjukkan belum ada perkembangan yang dicapai skuad ”Gli Azzurri” setelah gagal menembus Piala Dunia 2022. Kualitas dan mentalitas permainan Italia belum berada di level terbaik.
Itu ditunjukkan dengan dua gol yang bersarang ke gawang Gianluigi Donnarumma diawali kesalahan pemain bertahan Italia mengantisipasi dua sepak pojok Inggris. Declan Rice mencetak gol di menit ke-13 tanpa mendapat pengawalan di dalam kotak penalti Italia.
Peluang itu tercipta setelah bek sayap kiri Italia, Lorenzo Spinazzola, melakukan blok sepakan Harry Kane yang justru masuk ke dalam kotak penalti sendiri. Sebanyak tujuh pemain Italia di dalam kotak penalti tidak ada yang berjuang untuk mendapatkan bola kedua itu sehingga Rice tidak kesulitan menaklukan Donnarumma.
AFP/ALBERTO PIZZOLI
Kiper Italia, Gianluigi Donnarumma, mengoper bola dalam pertandingan kualifikasi Piala Eropa Grup C antara Italia dan Inggris di Stadion Diego Maradona, Napoli, Italia, Jumat (24/3/2023) dini hari WIB.
Ketika laga menyisakan 2 menit di babak pertama, giliran Giovanni Di Lorenzo salah mengantisipasi sepak pojok Inggris yang membuat bola terkena tangannya. Penalti dieksekusi dengan sempurna oleh Kane di menit ke-44.
Tak cuma sekadar kesalahan mendasar dalam situasi bertahan, skuad Gli Azzurri juga tidak bisa membongkar pertahanan rapat Inggris yang dipimpin duet John Stones dan Harry Maguire. Padahal, dua bek tengah itu berstatus sebagai pemain pelapis di duo tim Manchester.
Sorak-sorai tak kenal lelah ”Neapolitan”, warga Napoli, yang memadati stadion mampu meningkatkan semangat Italia di babak kedua. Mereka mendominasi penguasaan bola dengan catatan 58 persen dan melakukan 827 operan. Namun, permainan bola yang dominan itu tidak bisa menaklukan garis pertahanan rendah Inggris.
Selama 90 menit laga, Italia hanya bisa menghasilkan satu tembakan tepat sasaran dari 10 kreasi peluang. Tembakan itu yang berbuah gol debut bagi penyerang diaspora asal Argentina, Mateo Retegui, pada menit ke-56. Gol itu adalah satu-satunya kesempatan Retegui bisa keluar dari kawalan Stones atau Maguire.
AP PHOTO/ALESSANDRA TARANTINO
Pemain Inggris, Declan Rice, melakukan selebrasi setelah mencetak gol pertama dalam pertandingan kualifikasi Piala Eropa Grup C antara Italia dan Inggris di Stadion Diego Maradona, Napoli, Italia, Jumat (24/3/2023) dini hari WIB.
Retegui menjadi satu-satunya pemain Italia yang menciptakan hal istimewa di balik kekalahan perdana Italia dari Inggris di kandang sejak Mei 1961. Ia pemain pertama Italia yang mencetak debut di laga resmi sejak Ricardo Orsolini pada laga kontra Armenia, 18 November 2019.
Kami kebobolan dua gol yang seharusnya bisa dihindari, jadi kami harus lebih konsentrasi dalam situasi bola mati.
”Kami kebobolan dua gol yang seharusnya bisa dihindari, jadi kami harus lebih konsentrasi dalam situasi bola mati,” kata Pelatih Italia Roberto Mancini dilansir La Gazzetta dello Sport.
Hal itu disepakati pula oleh Donnarumma. Menurut dia, Italia terlalu lembut dalam bertahan di babak pertama.
”Ketika Anda memberikan babak pertama sepenuhnya kepada tim berkualitas seperti Inggris, mereka tentu melukai Anda,” ujar Donnarumma kepada RAI Sport.
AP PHOTO/ALESSANDRA TARANTINO
Pemain Inggris, Harry Kane, kesakitan setelah ditekel oleh pemain Italia, Sandro Tonali, dalam pertandingan kualifikasi Piala Eropa Grup C antara Italia dan Inggris di Stadion Diego Maradona, Napoli, Italia, Jumat (24/3/2023) dini hari WIB.
Meski kalah, Mancini mencoba memetik hikmah karena performa membaik anak asuhannya di babak kedua. Ia memuji semangat juang dan kemampuan skuad Italia menjalankan perubahan taktik setelah turun minum.
”Saya melihat tim yang luar biasa setelah jeda, sayangnya kami gagal membuat skor imbang 2-2. Terkadang meskipun menang secara statistik, hasil akhir tidak sesuai keinginan kami,” ucap mantan Manajer Manchester City itu.
Selanjutnya, Italia akan menjalani laga tandang ke Malta, Senin (27/3/2023) dini hari WIB. Memasuki musim panas ini, Gli Azzurri telah dinanti Spanyol untuk bertarung pada babak semifinal Liga Nasional Eropa.
Rekor Inggris
Inggris tidak hanya mengakhiri kutukan setiap tampil di Italia yang sudah berjalan selama 62 tahun. Mereka sebelumnya terakhir kali membawa hasil positif dari Italia ketika menang 3-2 pada laga uji coba, 24 Mei 1961.
AP PHOTO/ALESSANDRA TARANTINO
Pemain Inggris, Harry Kane, melakukan selebrasi seusai pertandingan kualifikasi Piala Eropa Grup C antara Italia dan Inggris di Stadion Diego Maradona, Napoli, Italia, Juma (24/3/2023) dini hari WIB. Inggris mengalahkan Italia, 2-1.
Inggris juga memiliki pencetak gol terbanyak dalam sejarah, yaitu Kane. Berkat sumbangan satu gol di Napoli, penyerang Tottenham Hotspur itu telah menghasilkan 54 gol yang melewati torehan gol Wayne Rooney.
”Rekor ini berarti segalanya bagi saya karena saya sangat senang setiap mengenakan seragam Inggris,” kata Kane seperti dikutipBBC.
Setelah mencetak rekor, Kane belum ingin mengakhiri ambisinya untuk membawa Inggris merebut trofi mayor. Piala Eropa menjadi target terdekat Kane untuk tim Tiga Singa.
”Piala dunia berakhir dengan sulit bagi kami. Kami adalah salah satu tim terbaik di Eropa dan kemenangan ini menunjukkan kami siap menghadapi segala rintangan,” ucapnya.
Pelatih Inggris Gareth Southgate juga tak ketinggalan menciptakan capaian khusus. Southgate menjadi manajer ketiga Tiga Singa yang mencatatkan 50 kemenangan setelah Sir Alf Ramsey dan Walter Winterbottom. (AFP)