Di Tengah Polemik Tim Israel, Dubes Palestina Bertemu Presiden
Terkait polemik keikutsertaan tim Israel di Piala Dunia U-20, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengajak semua pihak untuk mengedepankan kepentingan bersama.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
KOMPAS/KRIS MADA
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair al-Shun berbicara dalam diskusi Hari Internasional Solidaritas Palestina yang diselenggarakan Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, di Depok, Jawa Barat, Kamis (29/11/2018).
JAKARTA,KOMPAS — Di tengah polemik soal keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 2023 pada Mei mendatang, di Indonesia, Duta Besar Palestina untuk RI Zuhair al-Shun bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Namun, dalam pertemuan, Zuhair membantah ada pembicaraan terkait polemik tersebut.
”Kami datang pagi ini untuk mengucapkan selamat bulan Ramadhan kepada Yang Mulia dan seluruh rakyat Indonesia. Kami berharap agar semua sukses dalam kehidupan,” tutur Zuhair, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Menurut dia, Presiden Jokowi juga hanya menanyakan situasi politik terkini di Palestina. Pemerintah Indonesia pun kembali menegaskan dukungan penuh pada Palestina.
Zuhair menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Palestina dalam kondisi yang baik. ”Indonesia ada di hati kami dan rakyat Palestina selalu mempertimbangkan posisi dan kebijakan dari seluruh masyarakat Indonesia. Kami menghargai dukungan Indonesia sehingga hubungan bilateral bisa terus berkembang,” tambahnya.
KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Tak hanya Zuhair, Presiden juga bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf. Dalam pertemuan, Yahya juga menyampaikan tidak ada pembicaraan khusus terkait keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20.
Meski demikian, ia tidak mempermasalahkan keikutsertaan tim Israel. ”Enggak masalah, belum tentu Palestina rugi, sekarang kalau Israel datang ke sini apakah Palestina rugi? Belum tentu juga. Yang penting perkuat posisi Indonesia dalam platform internasional dan multilateral,” ujar Yahya.
Dalam konteks Israel dan Palestina, lanjut Yahya, yang terpenting adalah memikirkan solusi agar Palestina bisa merdeka. ”Saya sebetulnya berharap semua orang itu ketika mereka berpikir tentang Palestina, ingin membela Palestina. Mereka bukan cuma teriak lalu tidur, apa yang harus dilakukan selanjutnya itu lho, apa, ke mana arah dari solusi ini, ini harus dipikirkan,” ujar Yahya.
Menurut dia, upaya memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional merupakan mandat dari proklamasi kemerdekaan Indonesia. ”Kalau dilihat lanskap persoalan yang ada, yang pertama harus diperkuat adalah itu tadi internasionalisme dan multilateralisme, ini saya kira mandat dari proklamasi, dari bapak pendiri bangsa,” tambahnya.
Stadion Manahan yang akan digunakan untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (20/3/2023).
Kepentingan bersama
Yang juga penting, semua pihak diharapkan tetap mengedepankan kepentingan bersama.
”Kita tidak hanya berpikir tentang Indonesia, berpikir secara parsial, dari kepentingan kelompok tertentu, negara tertentu saja di dunia ini, tapi harus berangkat dari kepentingan semuanya, dan kita harus posisikan Indonesia ini sebagai bagian dari platform internasional dan multilateral yang ada itu, yang merupakan wujud dari kepentingan bersama,” ucapnya.
Yahya juga mendorong adanya solusi yang lebih konstruktif bagi penyelesaian persoalan Palestina dan Israel. ”Tapi kalau kita kembangkan positioning Indonesia melalui FIFA ini sehingga kita betul-betul mempunyai posisi moral yang meningkat untuk terus mengartikulasikan arah dari solusi Palestina, nah, itu saya kira lebih konstruktif daripada sekadar protes, tidur, protes, tidur, enggak ada gunanya,” tambahnya.
Hari lahir PBNU
Adapun dalam pertemuan dengan Presiden, Yahya menyampaikan, topik utama pembahasan soal rangkaian kegiatan peringatan hari lahir (harlah) Satu Abad NU yang sudah terlaksana dengan baik.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Nahdliyin duduk mengikuti ritual dalam rangka menyambut resepsi puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023) dini hari.
”Tidak hanya menghasilkan landasan bagi perencanaan program-program domestik dalam negeri saja, tapi juga menghasilkan titik tolak untuk melakukan kegiatan-kegiatan internasional yang lebih bermakna nantinya, terutama dengan R20 dan Muktamar Internasional Fikih Peradaban,” ucapnya.
Kegiatan-kegiatan internasional ini, menurut Yahya, mengarahkan pada fokus gagasan bahwa upaya perdamaian internasional harus didasarkan pada penguatan internasionalisme dan multilateralisme. Hal ini agar pemecahan masalah dari berbagai konflik yang sekarang masih ada bisa dibingkai di dalam asumsi kepentingan bersama dari semua pihak dan bukan satu pihak saja.
”Itu berarti bahwa platform-platform internasional dan multilateral seperti PBB khususnya yang paling utama, tapi bukan hanya PBB juga organisasi-organisasi yang lain, termasuk FIFA dan lain-lain ini sebagai platform internasional ini harus diperkuat keberadaannya dengan konsisten,” ucap Yahya.
Ketika berkomitmen mengikuti satu platform internasional, Pemerintah Indonesia harus konsisten dengan semua norma-norma yang disepakati.
Ribuan nahdliyin dan simpatisan Nahdlatul Ulama (NU) menyanyikan "Ya Lal Wathon" saat mengikuti apel akbar kader NU Kota Depok, di Rangkapan Jaya, Depok, Jawa Barat, Minggu (29/1/2023). Apel akbar tersebut untuk menyambut satu abad NU yang jatuh pada 7 Februari 2023.
“Sehingga dengan cara itu kita berada pada posisi moral untuk mengartikulasikan dorongan dan desakan penyelesaian masalah-masalah sebagai kepentingan bersama, bukan hanya kepentingan Indonesia atau kepentingan parsial dari satu pihak tertentu saja, tetapi kepentingan universal, itu yang kita harapkan,” tambahnya.
Yahya menegaskan bahwa Presiden menyambut baik semua laporan dari PBNU.
“Kami sudah buat hubungan kerja sama, hampir dengan semua kementerian, MoU-MoU sudah kami tanda tangani, dan kami lanjutkan terus dengan kegiatan yang konkret, program yang kami rancang nanti dieksekusi sampai ke tingkat basis,” kata Gus Yahya.