Manchester City memanfaatkan dengan baik momen unik, yakni menjalani jeda laga sepekan penuh. Crystal Palace bakal menjadi tim pertama yang bakal mengalami dampak energi baru skuad City.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT — Setelah menjalani Februari yang padat dengan memainkan delapan laga dalam 28 hari, Manchester City akhirnya memiliki masa jeda satu pekan, yang amat bermanfaat memulihkan kondisi fisik dan mental. Setelah istirahat yang cukup selama pekan ini, skuad ”The Citizens” kembali tancap gas untuk menjaga persaingan di Liga Inggris.
City menjalani delapan pertandingan selama satu bulan terakhir mulai 5 Februari hingga 4 Maret. Hal itu berarti mereka memainkan satu pertandingan setiap 3,5 hari.
Dalam kurun waktu itu, anak asuhan Pep Guardiola mencetak enam kemenangan dan sempat dua kali ditahan imbang lawan. Guardiola mengakui, delapan pertandingan itu sangat berat bagi skuadnya karena enam pertandingan di antaranya dijalani di kandang lawan.
Mereka sempat dua kali tampil di London, lalu sempat pula bertandang ke Leipzig, Jerman. Kemudian, mereka mengelilingi sisi tengah dan selatan Inggris untuk menghadapi Nottingham Forest dan Bournemouth di Liga Inggris serta Bristol City pada ajang Piala FA.
”Perjalanan itu membuat kami kelelahan karena kami tidak punya cukup waktu untuk beristirahat di satu tempat dalam satu atau dua hari. Belum lagi tekanan mental yang dirasakan pemain di setiap pertandingan,” ujar Guardiola dilansir laman klub, Jumat (10/3/2023).
Namun, setelah mengemas kemenangan, 2-0, atas Newcastle United, Sabtu (4/3), Guardiola memberikan hadiah istirahat kepada semua pemain dan stafnya. Pasalnya, mereka memiliki jeda laga tujuh hari sebelum tampil di kandang Crystal Palace, Stadion Selhurst Park, Minggu (12/3) pukul 00.30 WIB.
Semua anggota tim The Citizens beristirahat pada Minggu dan Senin sebelum kembali berlatih, Selasa (7/3). Masa jeda itu dimanfaatkan dengan maksimal oleh Guardiola untuk memberikan sesi latihan taktikal yang belum pernah ia terapkan dalam sebulan terakhir.
Latihan taktik itu disiapkan Guardiola untuk menghadapi Crystal Palace di Liga Inggris, RB Leipzig pada duel kedua babak 16 besar Liga Champions, serta Burnley di perempat final Piala FA dalam sepekan mendatang. Guardiola pun gembira dengan spirit dan etos kerja yang ditampilkan skuadnya setelah mendapat waktu istirahat pada pekan ini.
”Kami menjalani persiapan yang sangat bagus untuk pertandingan melawan Crystal Palace. Laga tersebut selalu sangat sulit untuk kami,” kata juru taktik asal Catalan, Spanyol, itu.
Ia menambahkan, ”Setelah itu, kami akan menghadapi Leipzig dan Burnley sebelum jeda internasional. Jika bisa memenangi tiga pertandingan itu, kami masih punya harapan di tiga kompetisi dan itu yang menjadi misi kami.”
Pemberi jebakan
Fokus tinggi yang diharapkan Guardiola dari anak asuhannya pada laga tandang ke Selhurst Park cukup beralasan. Meski kedua tim berjarak 11 tingkat di papan klasemen Liga Inggris hingga pekan ke-26, Guardiola belum melupakan kenangan buruk dengan Crystal Palace pada musim lalu.
Kami menjalani persiapan yang sangat bagus untuk pertandingan melawan Crystal Palace. Laga tersebut selalu sangat sulit untuk kami.
Tim berjuluk ”Si Elang” itu kerap memberi jebakan kepada City. Crystal Palace menjadi satu-satunya tim yang gagal ditaklukan City pada musim 2021-2022.
The Citizens menelan kekalahan di kandang, lalu hanya membawa pulang hasil imbang tanpa gol dari London. Musim ini, hattrick Erling Haaland membantu City membalikkan ketertinggalan 0-2 dari Crystal Palace untuk mencatatkan kemenangan 4-2 pada pertemuan pertama.
Selain energi yang telah terisi ulang, pemain City pun kian bersemangat untuk saling memberikan performa terbaik bagi tim. Peningkatan performa apik Phil Foden, yang selalu mencatatkan nama di papan skor dalam tiga laga terakhir menjadi modal City untuk melepaskan sedikit beban gol kepada Haaland.
Penyerang lain, Julian Alvarez, juga tidak ingin hanya menjadi cameo pada perjalanan City musim ini. Alvarez, yang telah berkontribusi 13 gol di musim perdananya berseragam City, ingin menghadirkan gol-gol penting yang dibutuhkan timnya pada masa krusial kompetisi.
”Saya terus belajar hal baru. Saya tahu baru berada di sini selama enam bulan, tetapi saya selalu berusaha untuk beradaptasi dan secepatnya memberikan pengaruh untuk tim,” kata Alvarez, seperti dilansir Manchester Evening News.
Di sisi lain, Manajer Palace Patrick Vieira tidak ingin timnya kembali dipermalukan City. Ia ingin mempertahankan rekor tak terkalahkan selama memimpin Si Elang menghadapi City di hadapan pendukung sendiri.
Namun, hasil imbang menjadi target realistis bagi Palace. Hal itu didasari performa mereka pada tujuh laga paruh kedua musim ini dengan empat hasil seri dan tiga kekalahan. Mereka belum pernah menang ketika liga memasuki tahun baru 2023.
Meskipun mengalami paceklik kemenangan, Palace membuktikan Selhurst Park bukan tempat yang ramah bagi tim enam besar Liga Inggris musim ini. Si Elang telah menahan imbang Manchester United, Newcastle United, dan Liverpool di kandang.
”Rencana kami adalah memanfaatkan ruang sekecil mungkin di zona pertahanan mereka. Kami perlu memaksimalkan setiap momen untuk bisa mengkreasikan peluang menjadi gol,” ujar Vieira, seperti dikutip laman klub.
Poin atas City bukan sekadar kebanggaan bagi Vieira, juga diperlukan bagi Palace untuk menyentuh 40 poin, batas aman bertahan di Liga Primer. Dari 25 laga yang telah dijalani, mereka baru mengoleksi 27 poin. (AFP)