Persembahan Medali Perunggu dari Dua Petembak Pistol Muda
Petembak muda Indonesia, Rihadatul Asyifa dan Alif Satria Bahari, mendapatkan perunggu dalam nomor ”air pistol” tim campuran 10 m Piala Asia Pistol dan Senapan 2023.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Petembak muda wakil Indonesia dalam nomor air pistol tim campuran 10 meter memperoleh medali perunggu Piala Asia Senapan dan Pistol 2023 pada Rabu (8/3/2023) di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta. Tim ini beranggotakan Rihadatul Asyifa dan Alif Satria Bahari. Berada pada posisi ketiga tak membuat mereka cepat puas. Mereka mengaku masih harus belajar mengontrol pikiran saat hendak membidik sasaran.
Raihan medali oleh Asyifa dan Alif merupakan penutupan perlombaan pada disiplin air pistol. Sementara itu, posisi pertama diraih petembak Korea Selatan, Kim Bo-mi dan Lee Won-ho, diikuti pasangan petembak Vietnam, Trinh Thu Vinh dan Pham Quang Huy, pada posisi kedua. Adapun perunggu lainnya didapat tim petembak Jepang, Hikaru Aizawa dan Seiji Morikawa.
Sebelumnya, Asyifa, Lily Sulistyadewi Tirthajaya, dan Arista Perdana Putri Darmoyo telah menyumbang emas pada nomor Air Pistol tim putri 10 meter. Asyifa yang juga bermain dalam nomor air pistol Putri 10 meter pun turut menambah medali perak. Selain itu, perak di nomor air pistol yunior putri 10 meter direbut Benvenuta Alexia Sonia dan perunggu didapat Aisyah Raihanatul Qalbi.
Asyifa dan Alif bukan kali pertama dipasangkan untuk berlomba menembak. Mereka pernah dipasangkan pada kejuaraan Menembak Asia Tenggara 2022 di Bangkok, Thailand. Saat itu, mereka mendapat medali emas pada nomor air pistol tim campuran junior 10 meter.
Kali ini, mereka dipercaya mewakili Indonesia dalam tim campuranair pistol 10 meter kategori senior. Di sisi lain, usia keduanya relatif masih sangat muda, yakni Asyifa berusia 14 tahun dan Alif berusia 18 tahun. Jika berdasarkan usia, Asyifa masih tergolong kategori muda (youth), sedangkan Alif termasuk kategori remaja (yunior).
Menurut Pelatih Air Pistol Indonesia Abdul Kayyum, pemilihan kedua atlet ini bukan tanpa alasan. Asyifa dan Alif dinilai sudah lebih siap, baik secara pengalaman, kemampuan, maupun mental. Ia hanya berpesan kepada kedua atletnya tersebut untuk tetap tenang selama berlomba dan tidak melupakan berbagai teknik yang telah diajarkan.
”Olahraga ini memerlukan konsentrasi sepanjang perlombaan. Jika atlet lengah sedikit saja, maka tim lawan akan lebih unggul. Jadi, mereka harus mengendalikan pikirannya agar tetap fokus,” ujar Kayyum.
Setelah kejuaraan ini selesai, Asyifa mengatakan akan terus berlatih. Ia ingin bermain lebih baik pada Asian Games 2023 dan juga ingin bersaing memperebutkan kuota Olimpiade Paris 2024.
Saya tidak mau cepat berpuas diri. Saya perlu meningkatkan fokus lagi dengan banyak berlatih. Semoga setelah ini saya lebih sering ikut ajang internasional untuk mengasah kemampuan juga menambah pengalaman.
”Saya tidak mau cepat berpuas diri. Saya perlu meningkatkan fokus lagi dengan banyak berlatih. Semoga setelah ini saya lebih sering ikut ajang internasional untuk mengasah kemampuan juga menambah pengalaman,” kata Asyifa.
Asyifa dan Alif merasa tidak mengalami kendala serius sepanjang perlombaan. Namun, mereka mengaku masih harus mengontrol pikirannya saat hendak membidik peluru agar bisa lebih fokus kepada target sasaran.
Untuk mempersiapkan perlombaan tingkat Asia ini, mereka mendapatkan tambahan jam latihan. Mereka berlatih dalam dua sesi. Sesi pertama pukul 09.00-12.00. Lalu, sesi kedua dari pukul 13.00-17.00 setiap hari. Jika tidak ada perlombaan, mereka mendapatkan libur pada Sabtu dan Minggu.
Perlombaan pada nomor air pistol tim campuran 10 meter dimulai dengan adu tembakan pada babak kualifikasi. Dalam satu tim terdapat dua atlet perwakilan negara, satu perempuan dan satu laki-laki. Terdapat 20 atlet yang tergabung dalam 10 tim.
Indonesia menurunkan dua tim pada nomor ini, yakni pasangan Rihadatul Asyifa dan Alif Satria Bahari, serta pasangan Arista Perdana Putri Darmoyo dan Muhamad Iqbal Raia Prabowo. Korea Selatan mengirim dua tim, pasangan Kim Bo-mi dan Lee Won-ho dan pasangan Nam Da-jung dan Kim Mo-se. Dua pasangan petembak perwakilan Vietnam ialah Trinh Thu Vinh dan Pham Quang Huypada, serta Nguyen Thuy Trang dan Lai Cong Minh.
Sementara itu, Jepang, Filipina, Malaysia, dan Qatar hanya mengirim satu tim. Perwakilan petembak Jepang diperkuat Hikaru Aizawa dan Seiji Morikawa, dan Filipina memercayakan Franchette Shayne dan Valdez Carlo Deniel. Tim petembak Malaysia diisi Dina Batrisyia Binti Adi Azhar dan Wan Muhamad Syafiq Wan Mustaza. Terakhir, ada pasangan Nasra Mohammed Mohamud dan Osama Abdulnasser A Al Shaiba yang mewakili Qatar.
Para atlet mengenakan balutan kaus bertuliskan negara masing-masing dan celana panjang sepanjang berlomba. Tatapan mereka lurus ke arah papan target dengan titik hitam di tengahnya. Tangan kanan mereka lurus ke depan untuk menembak, sementara tangan lainnya masuk ke dalam saku celana. Mata kiri mereka pun ditutup dengan penutup mata atau eye blinder shooter.
Satu per satu peserta melepaskan tembakannya untuk menuju papan sasaran yang berjarak 10 meter. Peserta diberi kesempatan 30 kali menembak yang terbagi menjadi tiga seri. Satu seri berisi 10 kali tembakan. Raihan posisi bergantung pada akumulasi skor setiap tim. Nilai yang didapat peserta berkisar dari 7.0 hingga 10,9. Jika tepat mengenai titik tengah target, petembak mendapatkan skor 10,9.
Pada babak kualifikasi, pasangan petembak Korea Selatan, Kim dan Lee, menempati posisi tertinggi dengan skor 577-23x. Setelah itu, diikuti pasangan petembak Vietnam, Trinh dan Pham, pada posisi kedua dengan skor 576-15x. Posisi ketiga diraih tim petembak Vietnam lainnya, Nguyen dan Lay, dengan skor 575-20x.
Kemudian, di posisi keempat ada tim petembak Jepang Hikaru dan Seiji dengan skor 570-19x. Sementara itu, petembak Indonesia meraih posisi kelima dan keenam dalam babak kualifikasi. Posisi kelima didapat pasangan Asyifa dan Afif dengan skor 569-12x, sedangkan Arista dan Iqbal menempati posisi keenam dengan skor 568-11x.
Perwakilan Filipina (Quiroz dan Valdez) berada pada posisi ketujuh dengan skor 566-16x, dilanjut peserta Korea Selatan lainnya, Nam dan Kim, dengan skor 563-14x. Kemudian, posisi kesembilan diisi petembak Malaysia (Dina dan Wan) dengan skor 554- 9x, dan terakhir petembak Qatar, Nasra dan Osama, dengan skor 544-10x.
Dari ke-10 tim, hanya enam tim teratas yang dapat melaju ke babak selanjutnya. Posisi pertama dan kedua melanjutkan perlombaan untuk memperebutkan emas dan perak. Posisi keempat dan kelima melanjutkan ke babak perebutan perunggu 1, dan posisi ketiga dan keenam melaju ke babak perebutan perunggu 2. Namun, satu negara hanya boleh mengambil satu tim dengan skor tertinggi.
Perwakilan Indonesia, Asyifa dan Alif, bertemu Quiroz dan Valdez (Filipina) pada babak perebutan perunggu. Babak ini berlangsung dalam 14 putaran. Setiap putaran, para atlet mendapat waktu 50 detik untuk membidik sasaran. Skor akumulasi tim yang unggul di setiap putaran akan memperoleh dua poin. Sebaliknya, petembak yang kalah tidak mendapatkan poin. Jika nilai hasil tembakan sama, keduanya memperoleh poin setara, 1-1.
Asyifa dan Alif bermain dengan apik pada babak ini. Mereka konsisten mendapatkan dua poin di setiap putaran hingga putaran kedelapan. Sebaliknya, Quiroz dan Valdez, masih setia dengan perolehan nol poin. Alhasil, Indonesia sudah dipastikan menang pada putaran kedelapan dan berhak mendapatkan medali perunggu dengan poin akhir 16-0.
Secara total, hingga hari kelima Piala Asia Senapan dan Pistol 2023, Indonesia sudah mengumpulkan 3 medali emas, 4 perak, dan 4 perunggu. Rinciannya, 1 emas, 2 perak, dan 2 perunggu dari disiplin air pistol. Kemudian, 2 emas dan 1 perak lainnya didapat dari disiplin air rifle, serta 1 perak dan 2 perunggu dari disiplin running target.
Ketua Umum PB Perbakin Joni Supriyanto bangga dengan pencapaian para atletnya. Satu per satu target perolehan medali terpenuhi.
”Setelah ini kami fokus ke Asian Games 2023 dan juga perebutan kuota Olimpiade untuk Olimpiade Paris 2024. Ada 16 kuota yang diperebutkan untuk Olimpiade Paris 2024. Saya berharap semoga petembak Indonesia semakin mendapat dukungan yang luar biasa dan terus berkembang,” ucap Joni. (Kompas.id, 7/3/2023).