Gelora Istimewa Arsenal
Atmosfer juara mulai menyeruak di Stadion Emirates, markas Arsenal. Semangat tinggi dan ketahanan mental menjadi modal ”Si Meriam” mengejar status raja di Inggris sejak 2004.
LONDON, MINGGU — Segala hal, termasuk persaingan juara, masih amat terbuka memasuki 12 pekan terakhir Liga Inggris edisi 2022-2023. Meski begitu, Arsenal, pemuncak klasemen sementara, kian memamerkan sentuhan tim juara yang membuat mereka secara konsisten bisa meraup hasil positif dan menjaga jarak lima poin dari Manchester City.
Raihan tiga poin atas Bournemouth berkat kemenangan dramatis, 3-2, Sabtu (4/3/2023) malam WIB, di Stadion Emirates, merangkum identitas sejati ”Si Meriam” di musim ini. Skuad inti Arsenal, yang memiliki rerata usia hanya 24 tahun dan 293 hari, bermain amat dewasa ketika tertinggal dua gol pada 30 menit akhir laga.
Arsenal meraih kemenangan berkat gol pemain pengganti, Reiss Nelson, ketika durasi pertandingan menyentuh waktu 96 menit dan 57 detik. Pemain dan pendukung Arsenal berjingkrak kegirangan menyambut gol itu, lalu Manajer Mikel Arteta berlari dan memeluk semua orang yang berada di wilayah staf dan pemain cadangan tim tuan rumah.
Baca juga : Berkah Kejelian Transfer Arsenal
Gemuruh yang tercipta ibarat merayakan performa tim juara yang tak pernah menyerah untk mengejar gol dan tiga poin. Pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Arsenal hijrah ke Emirates dari markas ikonik, Stadion Highbury, pada musim 2006-2007.
Laga melawan Bournemouth pun menjadi kemenangan keempat Arsenal di Emirates setelah sebelumnya kebobolan lebih dulu.
Dalam 13 laga kandang yang telah dilalui di Liga Inggris musim ini, Arsenal menghadapi situasi tertinggal skor dari lawan pada lima kesempatan.
Dari jumlah laga itu, mereka sukses empat kali membalikkan kekalahan dari tim tamu. Si Meriam hanya gagal menang ketika tumbang 1-3 dari City, 16 Februari lalu.
Secara total, Arsenal telah mengalami delapan situasi tertinggal di Liga Inggris musim ini. Mereka bisa berbalik unggul dan meraih kemenangan dalam lima pertandingan atau mengemas 15 poin.
Itu menjadikan Si Meriam sebagai tim dengan koleksi poin terbanyak setelah tertinggal. Rasio kemenangan Arsenal dalam situasi laga tidak ideal itu mencapai 62,5 persen sehingga mengukuhkan mereka sebagai tim yang enggan menyerah untuk mengalahkan lawan.
Baca juga: Jawaban Lantang Meriam Muda Arsenal
Lebih istimewanya lagi, kemenangan atas Bournemouth membawa Arsenal telah menghentikan catatan negatif mereka dalam 65 laga sejak musim 2011-2012. Dalam durasi laga itu, Si Meriam tidak pernah menang ketika ketinggalan minimal dua gol dari lawan.
Saya pikir tim dan semua individu menunjukkan mereka memiliki level keinginan berbeda untuk menang, determinasi, dan inisiatif karena ketika dalam situasi buruk di gim ada momen dimana Anda bisa kehilangan momentum. Anda mulai bersembunyi dan melepaskan laga.
”Saya pikir tim dan semua individu menunjukkan mereka memiliki level keinginan berbeda untuk menang, determinasi, dan inisiatif karena ketika dalam situasi buruk di gim ada momen dimana Anda bisa kehilangan momentum. Anda mulai bersembunyi dan melepaskan laga,” ujar Arteta seusai laga dilansir BBC.
Ia menambahkan, ”Namun, semua pemain tetap berjuang, setiap menguasai bola mereka berani mengambil risiko, inisiatif dan menyerang terus hingga pertahanan mereka (Bournemouth) runtuh. Kami menampilkan kedewasaan dan ketahanan (mental) untuk bangkit”.
Kondisi tertinggal dari Bournemouth membuat Arsenal tampil menggila. Mereka mencatatkan 81 persen penguasaan bola dan menciptakan 31 tembakan. Jumlah itu telah melampaui jauh catatan rerata 60,2 persen penguasaan bola dan 16,5 tembakan per laga Si Meriam di musim ini.
Raja ”injury time”
Tak hanya soal mengejar skor, gelora juang nan istimewa Arsenal juga terlihat dari kemampuan mereka mencetak gol di masa-masa genting laga di musim ini. Mereka adalah tim yang paling banyak mencetak gol di masa injury time atau perpanjangan waktu.
Baca juga: Misi Balas Dendam Arsenal
Total lima gol, yang terdiri dari dua gol ketika laga memasuki menit 45+ dan tiga gol setelah melewati menit ke-90, telah dihasilkan Arsenal. Melalui gol pada dua periode perpanjangan waktu itu, Si Merah memastikan empat kemenangan.
Ben White, bek sayap kanan, mengatakan, kemampuan mereka bangkit dan mengatasi tekanan di dalam pertandingan adalah buah dari kerja keras mereka di latihan. Tidak hanya soal taktik, kata White, semua pemain Arsenal juga berusaha maksimal mengembangkan sisi non-teknis mereka, seperti mental dan spirit.
”Setiap pekan kami terus meningkatkan diri dan berusaha menang. Menjaga emosi di pertandingan amat penting dan itu telah ditunjukkan oleh teman-teman yang merupakan hasil dari kerja kami setiap hari,” ucap White, yang mencetak gol penyama kedudukan di laga itu, kepada Arsenal TV.
Setelah menjalani 26 laga Arsenal telah mengemas 63 poin. Mereka pun menjaga selisih lima poin dari City, juara bertahan. Keunggulan poin itu, menurut Arteta, belum menjamin timnya bisa mengakhiri penantian juara liga selama 19 tahun. Di sisa musim ini, Si Meriam akan menjalani tiga laga tandang yang berat ke markas Liverpool (9/4/2023), City (27/4/2023), dan Newcastle United (6/5/2023).
Baca juga : Siapa Juara Liga Inggris 2023, Arsenal atau Manchester City?
Mereka juga masih menjalani empat derbi kota London yang bakal penuh jebakan kontra Fulham (12/3/2023), Crystal Palace (19/3/2023), West Ham United (16/4/2023), dan Chelsea (29/4/2023). Di sisi lain, fokus Arsenal juga akan terpecah karena akan menjalani dua laga babak 16 besar Liga Europa dalam kurun waktu 11 hari mendatang kontra Sporting Lisbon.
”Kami ingin bertahan di sana (puncak klasemen), tetapi tentu itu membutuhkan banyak usaha. Masih ada banyak laga, sayangnya setiap pertandingan tersisa akan amat sulit, tetapi itu indahnya Liga Primer,” tutur Arteta, yang berpaspor Spanyol.
Paul Merson, pemain Arsenal periode 1985-1997, menganggap tiga gim Liga Inggris mendatang akan menentukan bagi peluang Arsenal juara. Fulham, Crystal Palace, dan Leeds United, tambah dia, akan menyajikan perlawanan sengit.
”Jika mereka bisa memenangi tiga laga itu, saya tidak bisa menemukan alasan lagi mereka gagal menjadi juara musim ini,” kata Merson, yang mempersembahkan enam trofi mayor bagi Si Meriam, kepada Sky Sports.