Persaingan menuju gelar juara Liga Inggris kembali sengit setelah Arsenal dan Manchester City sama-sama mengemas poin penuh di pekan ke-25. Kemenangan penting itu tidak terlepas dari keberanian taktik kedua manajer.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BOURNEMOUTH, MINGGU — Manajer Manchester City Pep Guardiola dan Manajer Arsenal Mikel Arteta memetik pelajaran berharga dari penurunan performa skuad mereka selama Februari. Enggan timnya memasuki periode buruk yang berkepanjangan, dua manajer asal Spanyol itu kini berani menghadirkan variasi taktik agar timnya konsisten meraih hasil positif.
Tidak bisa dimungkiri, Guardiola dan Arteta adalah duo pakar sepak bola menyerang di Liga Inggris musim ini. City dan Arsenal adalah tim dengan produktivitas terbaik di kompetisi terbaik di dunia itu. City telah mencetak 64 gol dari 25 laga, sedangkan Arsenal, pemuncak klasemen sementara, mengemas 52 gol dari 24 laga.
Permainan ofensif itu membuat mereka sulit dibendung tim-tim lain. Kedua tim itu juga difavoritkan menjadi juara pada akhir musim ini.
Namun, memasuki Februari 2023, City merasakan satu kekalahan dan satu hasil imbang di Liga Inggris. Dua laga tanpa kemenangan itu membuat mereka gagal memangkas jarak poin dari Arsenal. Padahal, City mengalahkan ”Si Meriam”, 3-1, di Stadion Emirates, London, 15 Februari lalu.
Arsenal masih unggul dua poin dan punya tabungan satu laga. Dengan kondisi itu, ”The Citizens” berpotensi tertinggal lima poin jika Arsenal bisa mengalahkan Everton pada laga tunda, Kamis (2/3/2023) WIB.
Di luar persaingan itu, Guardiola menemukan formula baru dalam permainan menyerang timnya setelah berturut-turut ditahan 1-1 oleh Nottingham Forest dan RB Leipzig. Taktik menyerang baru ditampilkan Guardiola dengan ”memupuk keberanian” untuk menurunkan dua penyerang tengah sekaligus, Erling Haaland dan Julian Alvarez.
Dua striker kelahiran tahun 2000 itu diturunkan sekaligus saat menghadapi Bournemouth, Minggu (26/2/2023) dini hari WIB, di Stadion Vitality. Hasilnya, City menang, 4-1. Haaland dan Alvarez, masing-masing, mencetak satu gol.
Memainkan dua ujung tombak sejak menit awal adalah hal tabu bagi Guardiola. Dari total 36 laga pada musim ini, kedua striker itu baru tiga kali tampil bersama sejak menit pertama. Sebelum laga kontra Bournemouth, Haaland dan Alvarez dipasangkan pada laga versus Nottingham Forest dan Tottenham Hotspur. Ketika mereka turun sebagai pemain inti, City selalu mengemas kemenangan dengan menghasilkan minimal empat gol.
Leandro (Trossard) terlibat dalam banyak situasi yang berakhir kesempatan besar bagi kami. Ia punya kreativitas membuka (ruang) bagi pemain lain. (Mikel Arteta)
Bahkan, mereka juga selalu mencetak gol. Dari ketiga laga itu, Haaland mengemas total lima gol, sedangkan Alvarez mencetak empat gol. ”Saya selalu siap kapan pun manajer membutuhkan. Kami harus selalu mendapatkan poin karena musim ini masih panjang,” kata Alvarez dilansir laman City seusai laga kemarin.
Guardiola mengakui, dirinya masih belajar mencari taktik terbaik untuk memaksimalkan peran kedua strikernya itu. Menurut dia, Haaland dan Alvarez adalah tipe striker yang berbeda dibandingkan dua penyerang City terdahulu, Sergio Aguero dan Gabriel Jesus, yang bisa tampil sebagai false nine.
”Lini serang kami akhirnya kembali bermain lebih dinamis yang membantu kami meraih hasil bagus. Kami harus lebih sering memberikan bola ke penyerang. Itu akan membantu mereka lebih sering mengancam lawan,” ujar Guardiola kepada Sky Sports.
Ketika Guardiola mulai menemukan resep mujarab untuk mendongkrak gol City, Arteta kembali berani memainkan striker false nine seiring belum pulihnya Gabriel Jesus dari cedera dan anjloknya performa Eddie Nketiah. Posisi false nine itu ditempati Leandro Trossard, pemain yang sejatinya penyerang sayap, pada laga versus Leicester City di Stadion King Power, Sabtu (25/2/2023) malam waktu Indonesia.
Mobilititas tinggi Trossard membuat rekan setimnya, terutama Gabriel Martinelli, lebih leluasa bergerak di kotak penalti lawan. Meskipun dimainkan sebagai striker tengah, Trossard sering bergerak melebar, serupa dilakukan Jesus. Sementara Nketiah, striker cadangan, berperan sebagai striker tengah murni. Ia lebih sering menunggu bola di kotak penalti, alih-alih turut serta membangun serangan.
Kolaborasi Trossard dengan Martinelli dari sisi kiri lini serang menjadi penentu kemenangan Arsenal, 1-0, atas Leicester. ”Leandro (Trossard) terlibat dalam banyak situasi yang berakhir kesempatan besar bagi kami. Ia punya kreativitas membuka (ruang) bagi pemain lain,” tutur Arteta.
Arteta menambahkan, Trossard dan Martinelli bisa saling bergantian posisi untuk mengisi tugas penyerang tengah dan sayap kiri. Adapun Bukayo Saka mengemban peran lebih bebas di sisi kanan. Trisula baru Arsenal itu akan diuji Everton pada laga Kamis mendatang.
Laga itu membuka peluang Arsenal menuntaskan dendam. Pada pertemuan sebelumnya di Goodison Park, mereka takluk, 0-1, dari Everton. Kekalahan itu memicu rentetan hasil buruk. Arsenal lalu ditahan Brentford dan dibekap City. ”Si Meriam” telah bangkit dan mengemas dua kemenangan beruntun.
Tren positif itu diraih dengan kontribusi maksimal dua pemain terbarunya yang didatangkan pada jendela transfer Januari, Trossard dan Jorginho. ”Mereka sangat cocok dengan cara bermain kami. Kedua pemain punya kecerdasan untuk memahami apa yang kami inginkan dengan gaya bermain mereka. Mereka juga telah berpengalaman di liga ini,” ucap Arteta. (AFP)