Tiga klub Italia memulai fase gugur Liga Champions dengan sempurna. Namun, perjalanan mereka lolos bersama ke perempat final masih jauh. Kali terakhir Italia menempatkan tiga wakil di fase itu adalah pada 2006 silam.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/MARCO BERTORELLO
Striker Inter Milan, Romelu Lukaku, bertepuk tangan kepada penonton yang mendukung timnya saat melawan FC Porto pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Italia, Kamis (23/2/2023) dini hari WIB. Inter menang 1-0 pada laga itu.
MILAN, KAMIS — Klub-klub Italia kerap diremehkan di ajang Liga Champions Eropa, setidaknya satu dekade terakhir. Namun, stigma itu mulai diruntuhkan AC Milan, Inter Milan, dan Napoli pada musim ini. Mereka menandai era kebangkitan duta Italia dengan permulaan sempurna di babak gugur.
Inter menjadi klub Italia terakhir yang menang pada laga pertama babak 16 besar. Mereka menaklukkan tamunya, FC Porto, 1-0, lewal gol tunggal penyerang Romelu Lukaku di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Kamis (23/2/2023) dini hari WIB. Sebelumnya, Milan membekap Tottenham Hotspur ,1-0, adapun Napoli menumbangkan Eintracht Frankfurt, 2-0.
Tiga kemenangan itu menjadi sejarah baru. Untuk pertama kali, menurut Opta, tiga klub Italia mampu menang bersamaan dalam laga pertama fase gugur Liga Champions. Menariknya, mereka mendominasi di tengah kejatuhan klub-klub Inggris yang selalu berstatus favorit. Empat wakil Inggris tumbang pada laga pertama.
Kemenangan klub-klub Italia itu adalah anomali. Dari tiga wakil, sebenarnya hanya Napoli yang diunggulkan bisa berbicara banyak di Liga Champions. Bersama pelatih Luciano Spalletti, musim ini, mereka memainkan sepak bola ofensif yang dikagumi seantero Eropa.
AP PHOTO/ANTONIO CALANNI
Pemain Inter Milan, Edin Dzeko, menendang bola ke gawang FC Porto, tetapi gagal berbuah gol pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Italia, Kamis (23/2/2023) dini hari WIB. Inter menang 1-0 pada laga itu lewat gol Romelu Lukaku.
Menurut prediksi superkomputer The Analyst, peluang Napoli lolos ke semifinal mencapai 41,1 persen. Angka itu bahkan lebih besar dari juara bertahan, Real Madrid (28,3 persen). ”Napoli berbeda dari tim Italia lainnya. Mereka memainkan antisepak bola Italia,” kata Pelatih Frankfurt Oliver Glasner.
Adapun duo klub Milan kurang diunggulkan. Tidak satu pun dari mereka memiliki angka probabilitas untuk lolos ke semifinal hingga 30 persen. Kualitas mereka jauh dari standar Napoli. Terbukti, Napoli memimpin perburuan gelar juara Liga Italia dengan keunggulan dua digit poin di puncak klasemen.
Di sisi lain, kegagalan di liga domestik barangkali jadi pelecut Inter dan Milan tampil lebih baik di Liga Champions. Mereka mengalihkan fokus untuk berburu trofi ”Si Kuping Lebar”. Tim Italia terakhir yang mampu menjuarai Liga Champions adalah Inter pada 2010 silam.
Pada era saya (1980-1990an), semua pemain terbaik ada di Liga Italia. Sekarang mereka di Inggris dan Spanyol. Liga Champions selalu menjadi tantangan sulit tim-tim Italia. Namun, kita lihat saja nanti karena semua bisa terjadi di sepak bola.
Andre Onana, kiper Inter, berkata, kepercayaan diri mereka naik berkali-kali lipat di kompetisi Eropa. Mereka mendapat modal besar setelah menyingkirkan tim raksasa, Barcelona, di fase grup. Tim asuhan Simone Inzaghi itu juga sedang dalam tren positif, yaitu empat kali menang dari lima laga terakhir di berbagai ajang.
”Kami bisa mengalahkan siapa pun. Saya orang pertama yang meyakini Inter bisa juara musim ini. Kami tahu perjalanan ini akan berat, tetapi tim ini punya kebersamaan untuk meraih hal hebat. Kami sudah membuktikannya kepada Barca,” ucap Onana.
AFP/ANDREAS SOLARO
Pemain Inter Milan melakukan selebrasi di lapangan seusai pertandingan Liga Italia antara Inter Milan dan Udinese di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Minggu (19/2/2023) dini hari WIB. Inter Milang menaklukkan Udinese, 3-1.
Meskipun mengawali fase gugur dengan sempurna, kebangkitan wakil Italia masih jauh panggang dari api. Mereka masih perlu mengamankan laga kedua di babak 16 besar. Hanya Napoli yang diuntungkan karena unggul dua gol dan akan tampil di kandang sendiri pada laga berikutnya. Adapun Inter dan Milan akan bertandang dengan keunggulan satu gol.
Inzaghi menyadari, keunggulan satu gol tidak terlalu menguntungkan mereka. Hal itu yang membuat sang pelatih kurang puas. ”Kami seharusnya bisa mendapatkan hasil yang lebih baik meskipun tidak bisa dimungkiri kedua tim bertarung hebat,” ucapnya.
Pada laga itu, Porto tampil dengan 10 pemain sejak menit ke-78 akibat kartu kuning kedua Otavio. Inter pun jadi leluasa menyerang. Sebelumnya, Inter selalu berhati-hati mengantisipasi transisi serangan lawan meskipun bermain di kandang. Gol pun tercipta lewat Lukaku pada menit ke-86.
Lukaku menjawab keraguan pada waktu yang tepat. Sebelum laga itu, Lukaku tidak mencetak gol dari permainan terbuka dalam delapan laga sepulang dari Piala Dunia Qatar 2022. Namun, dia justru menjadi pahlawan Inter setelah tampil dari bangku cadangan.
Sementara Milan telah dinanti tantangan berat. Mereka akan bertamu ke Stadion Tottenham Hotspur yang dikenal angker. Salah satu korban terakhir Spurs di kandangnya itu adalah Manchester City, kandidat terkuat juara Liga Champions musim ini.
AFP/MARCO BERTORELLO
Gelandang AC Milan, Charles De Ketelaere (kanan), menggiring bola dalam pertandingan Liga Italia antara Monza dan AC Milan di Stadion Brianteo, Monza, Minggu (19/2/2023) dini hari WIB. AC Milan mengalahkan Monza, 1-0.
Spurs terbukti bisa bangkit dari kondisi tertinggal sejak fase grup. Tim asuhan Antonio Conte itu sempat nyaris tersisih di laga terakhir penyisihan grup, yaitu saat tertinggal 0-1 dari Marseille. Namun, mereka lolos dari lubang jarum berkat kemenangan 2-1 di akhir laga itu.
”Pada era saya (1980-1990an), semua pemain terbaik ada di Liga Italia. Sekarang, mereka di Inggris dan Spanyol. Liga Champions selalu menjadi tantangan sulit tim-tim Italia. Namun, kita lihat saja nanti karena semua bisa terjadi di sepak bola,” ujar Ruud Gullit, legenda Milan.
Pada dua musim terakhir, tidak ada satu pun wakil Italia di perempat final. Adapun terakhir kali Italia meloloskan tiga wakil di babak itu adalah pada musim 2005-2006. (AP/REUTERS)