Dugaan pemalsuan laporan keuangan justru menjadi lecutan motivasi Manchester City. Bak singa yang terbangun dari tidurnya, mereka buas menerkam Arsenal di Liga Inggris.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, KAMIS — Manchester City meloncat ke puncak klasemen Liga Inggris, sepekan setelah dugaan pemalsuan laporan keuangan. Sempat terjebak inkonsistensi, City tampil berapi-api pada dua laga terakhir. Tren itu menunjukkan sang juara bertahan hanya butuh sebuah lecutan baru untuk mempertahankan gelar juara.
Untuk pertama kali sejak November 2022, City memimpin perburuan gelar juara liga itu berkat kemenangan atas tuan rumah Arsenal, 3-1, Kamis (16/2/2023) dini hari WIB, di Stadion Emirates, London. Kedua tim sama-sama mengemas 51 poin, tetapi ”The Citizens” unggul dalam selisih gol.
”Tujuan kami hanya bertarung sekuatnya dan tidak memberikan gelar dengan mudah kepada mereka (Arsenal). Bahkan, pada momen sulit, kami tidaklah menyerah dan tetap fokus,” ucap Manajer Manchester City Pep Guardiola.
Pada laga itu, City sempat kesulitan menghadapi permainan eksplosif bertempo tinggi Arsenal. Terbukti, saat itu, mereka mencatat penguasaan bola terendah di Liga Inggris selama 11 musim terakhir, yaitu hanya 36 persen. Tim berbasis penguasaan bola itu kesulitan menguasai bola. Namun, mereka enggan menyerah dan berjuang dengan cara di luar kebiasaan.
Tujuan City saat itu adalah pulang dengan tiga poin, apa pun caranya. Maka itu, mereka rela melepas idealisme dengan bermain lebih pragmatis. City mengandalkan daya juang pemain, alih-alih keunggulan teknik yang selama ini dimiliki.
Kegigihan itu berbuah dua gol penentu kemenangan dari Jack Grealish dan Erling Haaland seusai turun minum. Kedua gol City itu bukan lahir dari permainan indah, melainkan kesalahan lawannya. Tim tuan rumah tidak mampu melepas perangkap City di area sendiri.
”Kami memberikan segalanya untuk memastikan pulang tanpa penyesalan. Kami tahu betapa berbakatnya tim kami, tetapi semua adalah tentang memberikan yang terbaik dari diri kami. Jika mampu, akan sangat sulit bagi tim lainnya untuk mengalahkan kami,” ujar Ruben Dias, bek tengah City.
Setelah peluit panjang dibunyikan wasit, para pemain City langsung berpesta di lapangan. Mereka kemudian berlari menyambut pendukungnya yang hadir di Emirates. Mereka semringah dan bangga setelah menjadi tim pertama yang menang di Emirates, musim ini.
Pemandangan itu sebenarnya kontras dengan situasi skuad sebelum pekan lalu. Mereka seperti mengalami demotivasi dalam pertandingan liga. Tidak terlihat intensitas permainan The Citizens yang selalu ditakuti tim-tim lawan. Tak pelak, mereka ditaklukkan Tottenham Hotspur dan Manchester United dalam sebulan terakhir.
Kami akan bekerja keras dan hanya menatap laga demi laga. Kami harus bangkit dengan kemenangan pada Sabtu nanti (melawan Aston Villa).
Guardiola juga mengutarakan timnya sudah sering menjuarai liga. Sejak rezimnya, City sudah empat kali juara liga, termasuk dua musim terakhir. Maka, menurut dia, wajar para pemainnya kurang ambisius dengan gelar itu. Mereka lebih terobsesi dengan gelar juara Liga Champions Eropa yang belum pernah diraih.
Namun, pola pikir itu berubah seketika setelah City dituduh Premier League, pengelola Liga Inggris, memalsukan laporan keuangan pada kurun 2009-2018. Tuduhan itu merupakan hasil investigasi yang berawal dari laporan tim Liga Inggris lainnya. City pun seolah ditampar dalam tidurnya.
Bara api di skuad City kembali menyala, seperti semangat yang ditampilkan Guardiola dalam konferensi pers pertama seusai kabar tuduhan tersebut. Mereka lantas menyapu bersih dua laga berikutnya dengan kemenangan berkat penampilan penuh energi, yaitu atas Aston Villa, 3-1, dan Arsenal.
Kata Guardiola, perubahan nyata timnya terlihat sejak saat latihan. ”Kami berbicara lebih banyak (tentang penampilan tim) selama sepekan terakhir. Mereka juga berlatih dengan lebih fokus. Kami tahu (motivasi) ini akan membawa ketahanan diri pada momen sulit di lapangan,” ucapnya.
Dua kemenangan beruntun itu sekaligus mengakhiri isu keretakan di ruang ganti City. Kabar itu muncul setelah kepindahan mendadak bek Joao Cancelo ke Bayern Muenchen.
Arsenal tak lagi sama
Terkait gelar juara, Guardiola menilai perburuan trofi Liga Inggris masih jauh dari selesai, apalagi Arsenal punya tabungan satu laga yang belum dimainkan. Namun, Arsenal saat ini tidaklah lagi sama dengan sebelum-sebelumnya.
Mereka tertatih-tatih sepanjang Februari ini. Mereka gagal menang sekali pun dari tiga laga terakhir, termasuk ditahan imbang Brentford dan dikalahkan Everton. Ungkapan legendaris mantan pemain Liverpool, Alan Hansen, pun kini mulai merasuki skuad ”The Gunners”. ”Anda tidak bisa menang dengan anak-anak,” ujar Hansen.
Arsenal adalah tim dengan rerata usia skuad termuda di Liga Inggris saat ini, yaitu 25,1 tahun. Manajernya, Mikel Arteta (40), juga adalah yang termuda di liga itu. Kurangnya kematangan mereka terlihat di tiga laga terakhir. Arsenal selalu bermain kurang tenang di kedua sisi lapangan. Seperti saat melawan City, gol-gol tim lawan datang dari kesalahan Arsenal.
Di lini serang, tim ”Meriam” juga gagal memperlihatkan ketajamannya seperti paruh pertama musim ini. Mereka hanya mencetak satu gol dari permainan terbuka dalam tiga laga terakhir. Padahal, Arteta pernah berkata, timnya butuh rerata dua hingga tiga gol di setiap laga jika ingin menjuarai liga.
Saat melawan City, Arsenal unggul penguasaan bola dan jumlah tembakan. Namun, mereka hanya mencatatkan satu tembakan tepat ke arah gawang. Bahkan, satu-satunya gol Arsenal dicetak melalui penalti.
”Kami akan bekerja keras dan hanya menatap laga demi laga. Kami harus bangkit dengan kemenangan pada Sabtu nanti (melawan Aston Villa),” tutur Martin Odegaard, pemain Arsenal, memotivasi diri.