Barcelona Versus MU, Misi Penaklukan Rashford di Camp Nou
Setelah menguasai Inggris, striker Manchester United, Marcus Rashford, memulai misinya menaklukkan Eropa. Ambisi itu dimulai di Spanyol, yaitu melawan Barcelona.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BARCELONA, RABU — Dominasi Marcus Rashford di Inggris kini sulit tertandingi. Namun, striker Manchester United itu sudah dinanti misi berat, yaitu melawan Barcelona, di Spanyol. Barca, tim dengan pertahanan terkokoh di Eropa saat ini, punya berbagai cara menghentikan Rashford.
MU akan bertamu ke markas Barca di Stadion Camp Nou, Jumat (17/2/2023) dini hari WIB, untuk mejalani laga pertama playoff Liga Europa. Kedua raksasa yang biasa bersua di Liga Champions Eropa itu memperebutkan tiket ke babak 16 besar Liga Europa.
Rashford (25) menjadi sorotan terbesar jelang laga itu. Ia tidak henti-hentinya mencetak gol. Total 13 gol dari 15 laga di seluruh kompetisi telah ia buat. Tidak ada satu pun pemain di Eropa yang melebihi produktivitasnya itu sejak berakhirnya Piala Dunia Qatar 2022, Desember lalu.
Tidak heran, Manajer MU Erik ten Hag menyebut Rashford sebagai penyerang terbaik sejagat saat ini. ”Potensinya sangat tinggi. Saya percaya akan mendapat lebih banyak darinya. Dia istimewa dengan kemampuan mencetak gol dengan kaki kiri dan kanan, serta kepala,” ujarnya.
Kini, Rashford akan menghadapi tantangan berbeda. Untuk pertama kali seusai Piala Dunia Qatar, dia akan bertemu tim di luar Inggris. Dia telah dinanti bek-bek tangguh yang menjadi tumpuan kehebatan Barca musim ini.
Barca memuncaki Liga Spanyol dengan rekor menawan, yaitu baru kemasukan 7 gol dari 21 laga. Statistik itu menjadikan Barca tim paling sedikit kebobolan di lima liga terbaik Eropa. Barca bahkan belum pernah kebobolan dari permainan terbuka di rumahnya, Stadion Camp Nou.
Tim berjuluk ”Blaugrana” itu bisa mengombinasikan gaya penguasaan bola dominan dengan strategi menghentikan transisi serangan balik lawan. Hal itu berkat empat bek sejajar yang memiliki kemampuan berduel satu lawan satu, antara lain Ronald Araujo.
Saya lebih berharap bertemu Barca di final. Xavi telah mengubah tim ini menjadi miliknya. Saya menyukai filosofi menyerang mereka.
Tak pelak, Barca bisa menekan jumlah percobaan serangan lawan. Mereka hanya menghadapi rerata dua kali tembakan tepat sasaran dari 7,6 kali serangan lawan di setiap laga. Dua variabel statistik itu adalah yang paling sedikit di Liga Spanyol. Adapun MU, di Liga Inggris, menderita jumlah tembakan nyaris dua kali lebih banyak dari Barca.
Pelatih Barcelona Xavi Hernandez, menurut AS, sudah punya strategi menghentikan Rashford. Hernandez meminta Araujo mengawal Rashford karena punya keunggulan fisik dan sprint.
Araujo menyambut tugas dan tantangan berat itu dengan kepercayaan diri tinggi. ”Tim ini sedang bermain baik dan saya kini berada dalam masa terbaik sepanjang karier. Namun, untuk menang (atas MU), kami tetap membutuhkan bantuan pendukung,” ujar bek asal Uruguay itu.
Kondisi puncak
Kedua tim akan bertarung di tengah puncak performanya masing-masing. Barcelona memenangi 15 dari 16 laga terakhir di seluruh ajang, tanpa satu pun kekalahan. Adapun MU hanya sekali kalah dari 17 laga terakhir.
”Ini akan menjadi laga menarik. Kedua tim sedang dalam performa terbaik musim ini. Ten Hag telah melewati masa sulitnya. Mereka tim yang sangat potensial dan punya banyak senjata. Laga nanti akan berjalan intens, seperti yang biasanya ditampilkan wakil Inggris,” kata Xavi.
Meskipun punya pertahanan terbaik, Barca tidak akan mudah menghentikan Rashford. Sang striker MU punya fleksibilitas yang didukung taktik Ten Hag. Rashford bisa mengancam dari sayap kiri, kanan, ataupun tengah.
Pada dua laga terakhir MU, misalnya. Rashford menyumbang dua gol beruntun lewat sundulan setelah ditugaskan sebagai penyerang tengah pada setengah jam terakhir laga. Padahal, dia memulai laga itu sebagai penyerang sayap. Ten Hag menggesernya ke tengah ketika lini serang MU buntu.
Musim ini, Rashford telah mencetak empat gol dengan kepala. Menurut catatan Statman Dave, analis sepak bola, sebelum musim ini, dia hanya mencetak lima gol sundulan sepanjang kariernya. Rashford kini menjelma striker lengkap.
Keunggulan Barca
Di sisi lain, lini tengah MU akan diuji untuk bisa mengalirkan bola ke Rashford. MU akan menghadapi pertahanan tinggi ala Xavi. Mereka juga hampir pasti lebih sedikit memegang bola. Barca selalu dominan menguasai bola karena unggul di lini tengah.
Mereka punya banyak gelandang pengatur tempo serangan, seperti Frenkie de Jong dan Pedri. MU tidak memiliki sosok seperti itu setelah Christian Eriksen cedera. Itulah alasan Ten Hag lebih sering mengandalkan transisi serangan balik dengan umpan jauh.
MU hanya bisa bergantung terhadap gelandang jangkar, Casemiro, yang sudah berpengalaman melawan Barca ketika masih membela Real Madrid. MU tidak bisa menggunakan jasa gelandang baru, Marcel Sabitzer, akibat hukuman akumulasi kartu ketika membela Bayern Muenchen di babak grup Liga Champions.
Menurut Ten Hag, laga nanti terlalu berat untuk perebutan tiket 16 besar. ”Saya lebih berharap bertemu Barca di final. Xavi telah mengubah tim ini menjadi miliknya. Saya menyukai filosofi menyerang mereka. Meskipun sulit, kami tetap akan menyambut laga besar ini dengan semangat,” tuturnya. (AP/REUTERS)