Tanpa kehadiran Mbappe dan Messi, PSG nyaris tidak punya peluang untuk mengalahkan Bayern Muenchen di laga pertama 16 besar.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
PARIS, SENIN — Bagi Paris Saint-Germain, saat ini bukan waktu yang tepat untuk menghadapi laga bertajuk ulangan final Liga Champions 2020 melawan Bayern Muenchen. Dua megabintang PSG, Kylian Mbappe dan Lionel Messi, sangat dibutuhkan tim, tetapi belum pasti tampil akibat cedera.
Perjalanan PSG meraih trofi ”Si Kuping Lebar” pertama berlanjut di babak 16 besar Liga Champions. Mereka sudah dinanti tim yang memupus mimpi juara pada partai puncak tiga tahun silam. Laga pertama akan berlangsung di markas PSG, Stadion Parc des Princes, Rabu (15/2/2023) dini hari WIB.
Optimisme tim tuan rumah tidak sebesar setelah final Piala Dunia Qatar 2022, Desember lalu. Ketika itu, Mbappe bersama Perancis dan Messi bersama Argentina memimpin tim masing-masing bertarung di puncak dunia dalam laga final. Sudah terbayang betapa dahsyatnya saat mereka kembali ke PSG.
Mirisnya, Mbappe dan Messi diragukan tampil dalam laga pertama nanti akibat cedera otot paha. Messi absen di pertandingan Liga Perancis lawan AS Monaco, akhir pekan lalu. Mbappe sudah tidak tampil tiga laga setelah hanya bermain 21 menit dalam laga versus Montpellier pada awal Februari.
Menurut media Perancis, Mbappe dan Messi sudah terlibat dalam latihan terakhir tim, Minggu. Namun, belum ada kepastian mereka akan terlibat dalam skuad pelatih Christophe Galtier atau tidak, terutama Mbappe, yang semula dijadwalkan harus beristirahat tiga pekan.
Pelatih Bayern Muenchen Julian Nagelsmann mengatakan, ketidakhadiran dua penyerang lawan akan menjadi berkah bagi timnya. ”PSG adalah tim yang jauh lebih baik bersama Messi dan Mbappe dibandingkan tanpa mereka. Saya tetap akan mempersiapkan tim seolah mereka tampil,” ujarnya.
Mbappe dan Messi adalah kunci kesuksesan PSG di babak grup. Mbappe menjadi pemain tersubur selama fase grup dengan tujuh gol. Messi yang menyumbang 4 gol dan 4 asis merupakan pemain dengan keterlibatan terbanyak dalam tembakan tim (6 kali tembakan, 8 kali menciptakan peluang).
Mirisnya, mereka baru dua kali bermain bersama setelah Piala Dunia. Wajar saja jika performa PSG berada dalam tren menurun, kalah empat kali dalam 10 laga selama 2023. Padahal, tim asuhan Galtier itu sempat tidak terkalahkan dalam 21 laga di seluruh kompetisi pada awal musim.
Penyerang PSG, Neymar Jr, sudah menanti dua rekannya. Daya magis trio berjuluk ”MNM” itu dibutuhkan jika tim tuan rumah ingin menang. PSG tidak bisa mengharapkan lini belakang yang sedang terpuruk, selalu kemasukan dalam lima laga terakhir. Termasuk menjadi sumber masalah ketika takluk kepada Monaco, 1-3. ”Kami kemasukan terlalu banyak gol setelah jeda Piala Dunia,” ucap Galtier.
Bayern akan menghadirkan mimpi buruk ke pertahanan PSG. Mereka datang sebagai tim paling produktif kedua di babak grup dengan 18 gol. Dengan kekuatan lini serang, tim asuhan Nagelsmann ini sukses menyapu bersih seluruh laga fase grup yang berisi tim besar, seperti Inter Milan dan Barcelona.
Nagelsmann memiliki ide bermain sangat dinamis. Dia kerap menggunakan formasi dengan dua gelandang jangkar, 4-2-3-1 dan 4-2-2-2. Empat pemain depan akan akan bergerak bebas, bisa bertukar peran sepanjang laga. Permainan Bayern mengalir karena punya sosok seperti Leroy Sane dan Sadio Mane yang bisa berperan menjadi penyerang sayap atau penyerang tengah.
PSG adalah tim yang jauh lebih baik bersama Messi dan Mbappe dibandingkan tanpa mereka. Saya tetap akan mempersiapkan tim seolah mereka tampil.
Tim tamu akan semakin berbahaya dengan kehadiran bek sayap Joao Cancelo, yang baru didatangkan dari Manchester City pada jendela transfer musim dingin. Cancelo merupakan salah satu pemain paling kreatif saat ini. Dia sudah menyumbang tiga asis ketika membela City di fase grup.
”Bayern adalah tim yang selalu sulit untuk dilawan. Kami menghadapi mereka beberapa kali pada masa lalu. Mereka punya pemain yang sudah sangat berpengalaman di kompetisi ini. Karena itu, kami harus mempersiapkan diri lebih baik dari sebelumnya. Kami tahu apa arti kompetisi ini untuk sejarah klub,” kata bek PSG, Marquinhos.
Penyerang veteran Bayern, Thomas Mueller, menilai kans mereka untuk melaju ke babak selanjutnya lebih besar. Tidak hanya lebih dominan, mereka juga memiliki tim yang lebih seimbang. Bayern merupakan satu-satunya tim yang mencatat lima kali nirbobol di babak grup.
”Untuk lawan di 16 besar, PSG adalah nama yang sangat besar. Tetapi, saya masih tidak tahu ada tim di dunia ini yang ingin menghadapi kami. Messi, Mbappe, dan Neymar bisa menciptakan permainan yang indah. Sayangnya, melawan kami, keindahan itu harus istirahat sejenak,” tutur Mueller.
Laga akan semakin menarik karena pelatih kedua tim sama-sama suka bereksperimen. Galtier yang lebih nyaman menggunakan formasi 3-4-3 pada awal musim mulai mencoba 4-4-2 berlian dan 3-5-2. Sementara itu, Nagelsmann bisa mengubah formasi menjadi tiga bek, 3-1-4-2, tergantung lawan dan kebutuhan tim, seperti dalam laga terakhir versus Bochum.
Di sisi lain, duel ulangan final tersebut juga akan menjanjikan permainan terbuka dan saling serang. Adapun PSG dan Bayern sama-sama sudah mencetak 13 gol dari permainan terbuka pada babak grup. Hanya Napoli yang mencetak lebih banyak, yakni 14 gol. (AP/REUTERS)