Trisula penyerang Paris Saint-Germain semakin mustahil diantisipasi lawan. Kekompakan dan sistem taktik yang tepat membuat mereka tampil tajam untuk menghadirkan kemenangan bagi ”Les Parisiens”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
PARIS, RABU — Trio penyerang Paris Saint-Germain, yang terdiri dari Lionel Messi, Neymar Jr, dan Kylian Mbappe, perlahan memamerkan harmoni yang menegaskan mereka sebagai trisula lini depan terbaik saat ini. Masing-masing dari mereka punya andil pada setiap gol ”Les Parisiens” saat melumat Maccabi Haifa, 7-2, pada laga Grup H Liga Champions Eropa, Rabu (26/10/2022), di Stadion Parc des Princes, Paris.
Kiprah trisula PSG berjuluk ”MNM” itu tidak sepenuhnya mulus pada musim 2022-2023. Mereka sempat diisukan tidak harmonis ketika PSG mengalami paceklik kemenangan sepanjang dua pekan awal Oktober lalu.
Pada periode itu, PSG dua kali ditahan Benfica di Liga Champions, lalu diimbangi Reims, 0-0, di Liga Perancis. Duel melawan Reims menjadi satu-satunya laga ketika PSG dan salah satu dari trio MNM gagal mencetak gol dari 18 laga yang telah dijalani, musim ini.
Di tengah krisis itu, kondisi internal PSG juga diuji seiring munculnya isu Mbappe sudah tidak kerasan bermain untuk PSG meskipun baru memperpanjang kontraknya, Mei lalu. Ia belum memberikan satu asis pun bagi dua rekannya di lini depan pada 15 laga awal Les Parisiens pada musim ini.
”Angin” mulai berubah arah setelah Mbappe memberikan asis untuk Neymar yang berujung gol penentu kemenangan PSG atas rival klasiknya, Marseille, 16 Oktober lalu. Setelah itu, sang penyerang tim nasional Perancis selalu mencetak asis pada dua laga terakhir PSG. Tiga asisnya pada dua laga terakhir itu berbuah jadi gol-gol yang dicetak Messi.
Selain mulai konsisten memberikan asis, Mbppe memimpin daftar gol PSG dengan torehan 16 gol dari 16 laga. Ia pun berpeluang menjaga konsistensinya, yaitu selalu mencetak lebih dari 30 gol dalam semusim untuk PSG sejak edisi kompetisi 2018-2019.
Adapun Messi dan Neymar telah menyamai capaian gol mereka sepanjang musim 2021-2022. Padahal, musim ini baru memasuki bulan ketiga. Messi, misalnya, telah mencatatkan 11 gol untuk PSG setelah memborong dua gol ke gawang Maccabi. Pada musim 2021-2022, yaitu masa debutnya di PSG, Messi mencetak 11 gol dari 34 laga. Musim ini, ia mengemas jumlah gol yang sama dari 16 laga.
Ketika mereka menguasai bola, kita hanya perlu menikmati keindahan yang ditampilkan.
Hal serupa dialami Neymar. Ia telah mencetak total 13 gol pada musim ini, terakhir ke gawang Maccabi. Pada musim lalu, Neymar hanya mencetak 13 gol dari 28 penampilan.
Alhasil, Neymar punya peluang besar untuk mencetak minimal 20 gol bagi PSG di musim ini. Performa terbaiknya bersama PSG hadir pada musim 2017-2018 atau musim perdananya di Paris dengan koleksi 28 gol. Pada tiga musim terakhir, ia hanya bisa maksimal mencetak 19 gol.
Selain itu, Neymar juga telah melampaui jumlah asisnya pada musim lalu yang berjumlah delapan asis. Musim ini ia telah menghasilkan 10 asis dari 17 laga. Messi pun punya peluang melewati koleksi 15 asisnya di musim lalu. Pemain berusia 35 tahun itu telah mencatatkan 12 asis dari 16 laga musim ini.
Pelatih PSG Christophe Galtier menilai, ketiga pemain depannya itu amat menikmati penampilan mereka saat melawan Maccabi. Trio pemainnya itu memeragakan kolaborasi operan dan umpan pendek yang berkali-kali mengelabui bek Maccabi.
Galtier juga tidak melupakan suplai dari tiga gelandang yang diturunkannya pada laga itu untuk melayani trio MNM. Ketiga gelandang itu ialah Vitinha, Renato Sanches, dan Fabian Ruiz. ”Ada koneksi yang sangat kuat di antara tiga penyerang kami. Ketika semua orang bermain untuk tim, itu akan memberikan hasil positif dan penampilan yang indah,” ujar Galtier.
Galtier menambahkan, dirinya hanya perlu mencari sistem terbaik bagi ketiga pemain itu untuk bermain senyaman mungkin. Ia sempat menerapkan taktik 4-3-2-1 yang menempatkan Mbappe sebagai peran penyerang ”pivot”, yaitu membuka ruang bagi Neymar dan Messi yang bermain di sisi luar lapangan. Galtier lalu mengembalikan formasi tiga penyerang sejajar sejak laga kontra Marseille.
Perubahan sistem
Dengan bermain sejajar di lini depan, trio MNM bisa bergerak lebih cair karena diberikan kebebasan bergerak. Bahkan, mereka bisa saling mengisi posisi satu sama lain di sepertiga akhir zona pertahanan tim lawan.
”Kualitas teknik dan hubungan baik mereka di ruang kecil membuka kesempatan kami melakukan transisi (menyerang) cepat. Ketika mereka menguasai bola, kita hanya perlu menikmati keindahan yang ditampilkan,” kata Galtier yang berusia 56 tahun.
Perubahan sistem permainan itu dipuji Samir Nasri, mantan gelandang timnas Perancis yang menjadi pengamat Liga Champions di Canal+. ”Sistem yang dijalankan saat ini sangat sempurna untuk PSG. Tak ada peran pivot membuat Mbappe lebih leluasa bergerak dan Anda bisa saksikan kualitas yang ditampilkan Mbappe dari sisi sayap,” ujar Nasri.
Dylan Batubinsika, bek tengah Maccabi, mengatakan, setiap bek haram kehilangan sedikit pun konsentrasi dan fokus ketika menghadapi Messi, Neymar, dan Mbappe. Meskipun telah berusaha tampil dengan kemampuan terbaik, katanya, Maccabi tetap tidak bisa meredam kolaborasi trisula penyerang itu.
”Kami hanya kehilangan sedikit konsentrasi pada tujuh momen yang berbuah gol untuk mereka. Ketika kami tidak fokus, mereka bisa mencetak gol atau menghasilkan peluang berbahaya,” kata Batubinsika, seperti dikutip laman UEFA.
Dengan menyisakan satu laga Grup H, PSG akan bertandang ke markas Juventus dan Maccabi akan menjamu Benfica di Haifa, pekan depan. PSG mengincar kemenangan untuk menjaga posisi puncak, sedangkan Haifa butuh tiga poin untuk merebut tiket ke Liga Europa.