Ambisi PB Perpani di Bawah Arsjad Rasjid, Targetkan Emas Olimpiade
PB Perpani menyiapkan berbagai program bagi atlet panahan Indonesia agar maksimal di Asian Games 2023. Dengan demikian, Indonesia bisa meraih tiket menuju Olimpiade Paris 2024.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia atau PB Perpani memiliki ambisi ganda, yaitu sukses di ajang Asian Games 2023 di China dan Olimpiade Paris 2024. Kesuksesan di Asian Games akan turut menentukan kiprah Indonesia di Olimpiade Paris. Para pemanah akan berebut jatah tiket Olimpiade di nomor individu, beregu, dan campuran.
”Target PB Perpani adalah mengulang kejayaan saat tiga srikandi panahan Indonesia menyumbangkan medali pertama Indonesia pada ajang Olimpiade 1988 di Korea Selatan. Kalau saat itu hanya perak, di Paris semoga bisa emas,” kata Ketua Umum PB Perpani Arsjad Rasjid pada pelantikan pengurus PB Perpani periode 2022-2026 di lapangan Panahan Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Dalam kepengurusan ini, pria yang juga menjabat Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia ini turut memasukkan tiga srikandi peraih perak di Olimpiade 1988, yakni Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani. Ketiganya bergabung di bidang pembinaan dan prestasi. Pengalaman mereka diharapkan bisa disalurkan ke generasi atlet pelatnas panahan saat ini.
Arsjad optimistis bisa mewujudkan ambisi sukses kembali di Asian Games, bahkan di Olimpiade, berkaca dari prestasi panahan Indonesia yang cukup menjanjikan dalam beberapa waktu terakhir. Keberhasilan tersebut di antaranya mendulang perak dan perunggu di Asian Games 2018, 2 emas, 2 perak, 4 perunggu di SEA Games 2019, serta 5 emas dan 1 perak sekaligus tampil sebagai juara umum panahan di SEA Games 2021.
Pelatnas dan agenda
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Perpani melakukan sejumlah langkah strategis, di antaranya menjalankan sebuah program road to champions yang akan digelar sejak Februari hingga Desember 2023. Agenda awal adalah memulai pelatnas yang sempat vakum selama dua bulan sejak Desember 2022. Pelantikan kepengurusan baru sekaligus menandai dimulainya kembali pelatnas yang diikuti 10 atlet.
Sekretaris Jenderal PB Perpani Antonius Riva Setiawan menyebut, akan ada sejumlah agenda pelatnas yang diikuti para atlet, mulai dari kejuaraan tingkat Asia hingga dunia. Sebelum menuju ke Asian Games 2023, atlet panahan Indonesia akan terlebih dulu berebut tiket Olimpiade di Kejuaraan Dunia di Berlin, Jerman, pada Juli 2023.
Riva menyebut, sebagai ajang pemanasan sebelum Asian Games 2023, atlet pelatnas akan mengikuti sejumlah agenda, seperti Piala Dunia Panahan di Turki (April 2023) dan China (Mei 2023), serta Piala Asia di Uzbekistan (April-Mei 2023) dan Singapura (Juni 2023).
”Meskipun di Berlin hanya ada dua nomor Olimpiade yang dipertandingkan, kami tetap mengupayakan atlet tetap berlatih di Jerman sebelum kejuaraan dunia tersebut,” ujar Riva.
Adapun sebelum Asian Games 2023, para atlet direncanakan mengikuti Piala Dunia di Paris, Perancis, pada Agustus 2023. Setelahnya, sebelum bertarung di ajang pesta olahraga Asia pada September-Oktober, kamp pelatihan direncanakan kembali digelar di Korea Selatan.
Adapun setelah Asian Games, para atlet juga diagendakan mengikuti Kejuaraan Asia Panahan di Thailand, November 2023.
”Traget kami, atlet panahan Indonesia harus berada 10 besar peringkat Federasi Panahan Dunia, di dua disiplin compound dan recurve, baik perorangan putra, putri, maupun beregu, dan campuran,” kata Riva.
Keikutsertaan di kompetisi di bawah naungan Federasi Panahan Dunia disambut baik atlet pelatnas untuk memperoleh poin peringkat. Atlet panahan Indonesia, Diananda Choirunisa (25), menyebut kompetisi level internasional penting bagi atlet.
Apalagi di dalam skuad pelatnas saat ini banyak dihuni atlet muda yang minim pengalaman. Keikutsertaan tersebut diharapkan bisa meningkatkan dan mengasah pengalaman, keterampilan, kepercayaan diri, dan daya kompetisi atlet.
”Di dalam skuad banyak atlet muda yang belum menjalani pertandingan internasional. Sebelum berlaga di ajang besar seperti Asian Games atau kualifikasi Olimpiade, perlu sering berlaga di ajang-ajang internasional lainnya,” ujar Diananda.