Rashford telah menjadi ketakutan terbesar untuk tim lawan di seluruh Inggris, termasuk tim dari Divisi Championship, Reading.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT – Setiap berbicara tentang Manchester United, tim lawan selalu langsung tertuju kepada penyerang bintang Marcus Rashford. Pemain berusia 25 tahun itu sedang menjadi predator gol paling ditakuti di tanah Inggris saat ini. Ketakutan serupa dirasakan Reading jelang putaran keempat Piala FA.
Reading, tim Divisi Championship, akan bertandang ke markas MU di Stadion Old Trafford dalam lanjutan Piala FA, Minggu (29/1/2023) dini hari WIB. Mereka datang bersama pelatih Paul Ince, yang merupakan mantan gelandang MU pada 1989-1995.
Di tengah aroma nostalgia, Ince mengatakan, saat ini bukanlah waktu terbaik untuk menghadapi ”Setan Merah”. Selain MU sedang dalam trend positif di bawah manajer Erik ten Hag, skuad Reading juga khawatir harus berhadapan langsung dengan Rashford.
”Saya berharap dia tidak bermain nanti,” kata Ince sambil bercanda tentang Rashford. ”Seperti pemain lain, semuanya adalah tentang percaya diri dan manajer yang tepat. Rashford sempat menurun dalam dua musim terakhir, tetapi kembali menjadi sosok tidak terhentikan saat ini,” lanjutnya.
Ince terkagum-kagum dengan gol Rashford saat melawan Nottingham Forest di semifinal pertama Piala Liga Inggris, Kamis lalu. Ketika itu, Rashford menunjukkan aksi individu dengan dribel dari tengah lapangan, melewati 2-3 pemain lawan, sebelum mencetak gol dengan tendangan kerasnya.
Ince menyimpulkan dari gol itu, tidak ada pertahanan yang mampu menahan laju Rashford saat ini. Adapun sebelum bertemu Forest, Rashford juga mencetak gol nyaris serupa versus Arsenal. Dia bahkan terlebih dulu mengecoh salah satu gelandang jangkar terbaik di Inggris musim ini, Thomas Partey.
Sepulang membela tim nasional Inggris di Piala Dunia Qatar 2022, Rashford sudah mencetak 10 gol dalam 10 pertandingan. Tidak ada satu pun penyerang di Inggris yang melampaui catatan itu, termasuk striker Manchester City Erling Haaland.
Bukan tanpa alasan performanya terus menanjak setelah dari Qatar. Menurut legenda hidup MU Roy Keane, Rashford melanjutkan momentum di Piala Dunia. Di Qatar, dia menjadi pencetak gol terbanyak timnas Inggris, 3 gol, meskipun hanya bermain sebagai penyerang cadangan.
Saat bersamaan, ikon MU Cristiano Ronaldo hengkang dari klub setelah Piala Dunia. Rashford pun mengambil alih tanggung jawab besar yang ditinggalkan Ronaldo. Penyerang asal akademi klub itu berada dalam bayang-bayang Ronaldo selama dua musim terakhir.
”Dia sudah 25 tahun, bukan bocah lagi. Dia tampaknya telah siap dari fisik dan mental untuk mengambil tanggung jawab besar di tim ini. Percaya diri memang bisa mengubah performa di lapangan. Saya bisa bilang dia sedang berada dalam laju performa terbaik sepanjang kariernya,” kata Keane kepada Sky Sports.
Rashford sempat menurun dalam dua musim terakhir, tetapi kembali menjadi sosok tidak terhentikan saat ini.
Dari sisi teknis, Rashford bisa bersinar karena didukung langsung skema permainan Ten Hag. Dia dibiarkan berekspresi untuk bermain lebih individualis. Pemain yang punya sprint sangat cepat itu bebas mendribel bola atau menendang dari jarak jauh.
Penyerang utama
Rashford juga dijadikan ujung tombak utama ”Setan Merah”, terlepas posisinya di sayap. Tidak dituntut lagi menciptakan peluang bagi rekan-rekannya. Adapun dia mencatat salah satu rerata umpan dalam 90 menit paling rendanh sejak berseragam MU, hanya 17,9 kali.
Dari beberapa laga terakhir, pemain setinggi 1,8 meter itu juga mendapat tugas bertahan paling ringan di antara pemain lain. Bahkan posisinya lebih tinggi dari penyerang tengah Wout Weghorst saat bertahan. Rashford lebih ditugaskan untuk meneror garis akhir pertahanan lawan.
Kata Ten Hag, tidak ada penyerang yang lebih efektif dibandingkan dengan Rashford saat menunggu di garis pertahanan lawan. ”Kami harus bisa memfasilitasi kelebihannya. Jika dia bisa menjaga spirit dan suasana hati, dia tidak akan terhentikan,” jelas Ten Hag.
Reading patut khawatir. Pertahanan mereka sedang tidak baik-baik saja seusai ditaklukkan empat gol tanpa balas dari Stoke City pada laga terakhir di liga. Rashford akan berhadapan dengan bek sayap Junior Hoilett (32) yang lebih banyak menghabiskan karier di Divisi Championship.
Seperti kata Ince, Reading pun hanya bisa berharap agar MU melakukan rotasi. ”Setan Merah” telah bermain setiap 3-4 hari sejak akhir Desember. Adapun Rashford selalu menjadi pemain mula dalam 6 dari 7 laga terakhir. Namun, dia hanya bermain selama 57 menit lawan Forest.
Jika dilihat dari urgensinya, Ten Hag kemungkinan besar tetap memasang Rashford sejak menit awal. Sang manajer baru akan merotasi tim pada semifinal kedua Piala Liga di Stadion Old Trafford, Kamis depan. Mereka sudah unggul agregat 3-0 atas Forest.
”Saya cukup kecewa karena mereka menang telak (di Piala Liga). Dengan hasil itu Rashford kemungkinan tampil melawan kami. Sebab, laga semifinal (lawan Forest) bisa dibilang sudah selesai dengan agregat tersebut,” kata Ince. (AP/REUTERS)