“Setan Merah” Mendekati Wembley dengan Beberapa Catatan
MU mencatat hasil sempurna di kandang Nottingham. Namun, masih banyak celah dalam penampilan mereka.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
NOTTINGHAM, KAMIS – Manchester United menapakkan satu kaki pada partai puncak Piala Liga Inggris lewat kemenangan telak atas Nottingham Forest. Meskipun sudah sangat dekat ke Stadion Wembley, tempat berlangsungnya laga final, “Setan Merah” pulang dengan catatan karena hasil akhir tidak sepenuhnya mencerminkan performa mereka.
MU menaklukkan tim tuan rumah 3-0 dalam semifinal pertama di Stadion City Ground, Kamis (26/1/2023) dini hari WIB. Gol dari Marcus Rashford, Wout Weghorst, dan Bruno Fernandes membuat MU kembali jadi mimpi buruk para pendukung Nottingham.
“Setan Merah” datang lagi ke stadion berkapasitas sekitar 30.000 penonton itu setelah terakhir kali pada 1999, saat pulang dengan kemenangan 8-1. Adapun mantan manajer MU Sir Alex Ferguson yang menjadi otak kemenangan pada 24 tahun silam, turut menonton laga tadi dari tribune.
Lewat hasil itu, tugas tim asuhan manajer Erik ten Hag akan jauh lebih mudah saat semifinal kedua di Stadion Old Trafford, pada pekan depan. Nyaris mustahil bagi Nottingham sebagai tim promosi untuk mengejar ketertinggalan itu di markas angker MU.
“Hasil yang bagus untuk kami. Kemenangan ini membuat peluang kami ke final sangat baik. Kami hanya harus menyelesaikannya pada pekan depan. Hari ini juga spesial karena saya bisa mencetak gol. Gol itu sangat penting,” kata Weghorst yang mencetak gol pertama untuk MU setelah didatangkan pada pertengahan Januari 2023.
Meskipun begitu, penampilan skuad “Setan Merah” sebenarnya tidak terlalu spesial. Mereka hanya lebih efektif di depan gawang dengan kualitas pemain level dunia. Tidak seperti Nottingham yang kalah kualitas dan harus tampil tanpa penyerang veteran, Chris Wood, dan kiper utama, Dean Henderson.
Terbukti, sosok yang terpilih sebagai pemain terbaik di laga itu adalah bek tengah Lisandro Martinez. Bukan salah satu dari ketiga pencetak gol tim tamu. Martinez mendapatkan penghargaan itu karena begitu sigap mengadang badai serangan Nottingham. Dia mencatat statistik terbanyak dalam tekel (5) dan intersepsi (2).
Ten Hag menurunkan nyaris seluruh skuad inti, termasuk gelandang Casemiro yang kembali bisa bermain seusai absen akibat hukuman akumulasi kartu pada pertandingan Liga Inggris sebelumnya. Hanya dua pemain pelapis yang dimainkan, yaitu bek tengah Victor Lindelof dan bek sayap Tyrell Malacia.
Kami hampir saja membiarkan mereka membalikkan situasi. Kami tidak boleh melakukan itu setelah memulai laga dengan baik.
Ekspektasi ten Hag terhadap skuad terbaik itu tidak sesuai. Dia terlihat tidak puas, terutama pada pertengahan babak pertama setelah unggul 1-0. “Kami hampir saja membiarkan mereka membalikkan situasi. Kami tidak boleh melakukan itu setelah memulai laga dengan baik. Hanya satu momen bisa mengubah segalanya,” ucapnya.
MU unggul cepat pada menit keenam lewat aksi individu Rashford. Pemain yang sedang berapi-api itu mencetak gol lewat aksi individu dari tengah lapangan. Dia melewati dua pemain sekaligus di sisi kiri. Gol itu merupakan yang ke-10 baginya dalam 10 laga terakhir.
Namun, gol indah tersebut nyaris percuma. MU bermain terlalu terbuka dengan garis pertahanan sangat tinggi setelah unggul. Nottingham yang memakai formasi 4-3-3, dari biasanya 4-3-1-2, sangat berbahaya ketika posisi bertahan dengan medium blok. Tiga pemain depan mereka selalu siap untuk menyerang balik.
Nottingham pun sempat menyeimbangkan kedudukan lewat gol penyerang Sam Surridge dari skema serangan balik. Sayangnya, gol itu dianulir oleh video asisten wasit (VAR). Surridge sudah berada di posisi offside saat menerima umpan.
Dalam sekejap, momentum berpindah ke arah tuan rumah. Mereka mendapatkan beberapa peluang dengan penyerang sayap cepat seperti, Morgan Gibbs-White dan Brennan Johnson. Namun, penyelesaian akhir mereka selalu terburu-buru.
MU beruntung bisa menutup paruh pertama lewat gol Weghorst yang memanfaatkan bola muntah di kotak penalti. “Saya merasa kami sangat dekat untuk bisa membalikkan keadaan, tetapi terlalu terburu-buru di depan gawang. Setelah tertinggal dua gol, pertandingan menjadi lebih sulit,” kata manajer Nottingham Steve Cooper.
Tim asuhan ten Hag bermain dengan garis pertahanan lebih rendah setelah turun minum. Nottingham lebih agresif menyerang, tetapi tetap bermasalah dengan penyelesaian akhir. Hingga akhirnya, Fernandes menutup laga dengan tembakan akurat dari luar kotak penalti.
Terlepas dari hasil, Nottingham cukup bisa meladeni permainan tim tamu. Nottingham mencatat 13 tembakan, sementara MU dengan 15 tembakan. Sementara itu, tim tamu yang tampil dengan formasi 4-2-3-1 mampu mendominasi penguasaan bola, 67,4 persen.
Adapun konsentrasi di pertahanan menjadi masalah MU dalam dua laga terakhir. Mereka ditahan imbang Crystal Palace dan ditaklukkan Arsenal karena kesalahan kecil pada menit-menit akhir pertandingan. Detail kecil itu yang bisa menjatuhkan potensi besar skuad mereka. Beruntung, Nottingham tidak punya senjata untuk memanfaatkan kesalahan minor tersebut. (AP/REUTERS)