Anthony Sinisuka Ginting belum berhasil meraih gelar juara pada tiga turnamen awal tahun. Namun, dia tetap optimistis permainannya semakin baik dan akan dievaluasi terus agar konsisten hingga ke Olimpiade Paris 2024.
Oleh
Stephanus Aranditio, YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting belum berhasil meraih gelar juara pada turnamen ketiga di awal musim 2023. Pebulu tangkis nomor dua dunia itu dikalahkan Shi Yu Qi asal China pada babak kedua Daihatsu Indonesia Masters 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (26/1). Namun, dia tetap puas dengan permainannya yang dianggap terus berkembang.
Anthony dikalahkan Shi dengan dua gim langsung 19-21, 16-21. Pertandingan keduanya berlangsung sengit sejak gim pertama, mereka saling serang dan saling kejar mengejar poin. Namun, Anthony selalu tertinggal, pemainan cepatnya selalu berhasil diantisipasi Shi.
Pebulu tangkis ranking 27 dunia itu bahkan berbalik mengontrol pertandingan dan memaksa Anthony melakukan kesalahan sendiri. Anthony seringkali tidak berhasil menyeberangkan kok karena tersangkut di net dan melebar ke samping.
Gim kedua, Anthony mencoba bermain lebih sabar. Dia lebih sering melakukan pukulan jauh untuk memancing Shi mundur ke belakang dan selanjutnya melepaskan smes ke area depan. Namun, Shi masih tangguh tidak terpancing permainan Anthony, beberapa kali smes Anthony pun berhasil dikembalikan dengan baik.
Sejak memasuki poin 15-14 di gim kedua, Shi semakin tidak terkejar. Dia terus menerus memaksa Anthony jatuh bangun ketika melakukan smes menukik. Strategi ini sukses membuat Anthony kewalahan hingga skor berakhir 21-16 untuk kemenangan Shi selama 40 menit.
Hasil ini memastikan Anthony gagal meraih gelar juara di awal tahun. Sebelum main di Istora, langkahnya terhenti di Malaysia Terbuka pada babak delapan besar dan peringkat ketiga di India. Kekalahan ini juga menambah rekor kemenangan Shi atas Anthony. Dalam delapan kali pertemuan sejak masih yunior pada 2014, Shi menang tujuh kali dan Anthony hanya sekali.
Anthony mengatakan, permainannya kurang maksimal sehingga terbawa oleh kontrol permainan Shi. Namun, dia tidak menganggap hasil minor di tiga turnamen ini sebagai kegagalan karena merasa permainannya terus berkembang.
"Ada hal-hal kecil yang detail di lapangan seperti tadi di poin-poin terakhir saya lebih masuk ke pola permainan musuh, di situ mungkin yang bisa mempengaruhi permainan sih," kata Anthony.
Pebulu tangkis berusia 26 tahun itu akan terus berlatih agar bisa meraih hasil yang maksimal di turnamen selanjutnya. Dia menargetkan bisa meraih gelar juara di YONEX All England Open Badminton Championships 2023, 14-19 Maret mendatang.
"All England nanti memang target saya ada di sana. Saya tidak melihat dari hasil saja, tetapi di dalam lapangan sekarang saya merasa lebih percaya diri, lebih bisa jaga fokus, dan lebih bisa menerapkan strategi. Ke depan harus lebih konsisten," ucapnya.
All England nanti memang target saya ada di sana. Saya tidak melihat dari hasil saja, tetapi di dalam lapangan sekarang saya merasa lebih percaya diri, lebih bisa jaga fokus, dan lebih bisa menerapkan strategi.
Lebih jauh lagi, Anthony akan terus mengevaluasi setiap pertandingan demi menuju ke Olimpiade Paris 2024. Masa persiapan selama 1,5 tahun dia harapkan berjalan maksimal dan tanpa gangguan cedera. Anthony bertekad memperbaiki prestasinya di Tokyo 2020 saat dia meraih medali perunggu.
Shi juga menilai kegagalan Anthony di tiga turnamen awal tahun ini bukan menunjukkan performanya yang menurun. Bagi pemain yang pernah berada di peringkat dua dunia itu, Anthony tetaplah tunggal putra terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.
"Ginting adalah tunggal putra terbaik Indonesia, dia adalah lawan yang sulit dikalahkan. Saya hanya berusaha sebaik mungkin untuk mengalahkan," ucap Shi.
Apriyani/Fadia saling menguatkan
Sementara itu, ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti terus menunjukkan semangatnya untuk bangkit. Mereka ingin kembali bermain maksimal seusai Fadia cedera pergelangan kaki kanan pada Malaysia Terbuka BWF World Tour Super 750 pada 14 Januari lalu.
Pada pertandingan babak kedua Indonesia Masters hari ini, Apriyani/Fadia berhasil mengalahkan pasangan Taiwan, Hu Ling Fang/Lin Xiao Min dengan 22-20, 21-16. Mereka tampil semakin percaya diri dan saling menguatkan di lapangan. Apriyani yang lebih sering bermain di area belakang terus memberikan masukan ke Fadia untuk bermain lebih sabar dan hati-hati.
Mereka mengungkapkan kunci kebangkitannya adalah saling mengungatkan satu sama lain. Ketika Fadia jatuh di Malaysia, Apriyani terus menerus menenangkan juniornya itu untuk tidak terlalu memikirkan kakinya dan mempercayakan proses pemulihan kepada tim dokter.
"Waktu di ruang medis Malaysia waktu itu, saya bilang 'sudah tidak usah mikir banyak-banyak, kita masih banyak turnamen, kamu tenang dulu, kamu bakal sehat dan baik-baik saja. Tidak usah memikirkan aku, koh Eng Hian (pelatih), atau apapun. Pikirkan kesehatan kamu saja," ungkap Apriyani.
Atmosfer Istora Senayan juga memberikan rasa kepercayaan diri lebih bagi Fadia untuk bangkit. Dukungan pecinta bulu tangkis tanah air diharapkan terus ada bagi mereka yang akan bertemu pasangan Malaysia, Vivian Hoo/Maslim Chiew Sien (unggulan 6) atau Pearly Tan/Thinaah Muralitharan di babak delapan besar.