Liga 2 Direkomendasikan Lanjut dengan Sistem Gelembung
Liga 2 direkomendasikan dilanjutkan dengan sistem gelembung. Namun, niat sebagian besar peserta klub Liga 2 agar kompetisi dilanjutkan itu kemungkinan baru bisa dilaksanakan oleh pengurus baru PSSI.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil pertemuan antara PT Liga Indonesia Baru dan perwakilan klub Liga 2 di Jakarta, Selasa (24/1/2023), merekomendasikan kompetisi kasta kedua sepak bola Indonesia itu dilanjutkan dengan sistem gelembung. PT LIB akan menyerahkan rekomendasi itu kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia untuk diputuskan dalam rapat Komite Eksekutif atau Exco PSSI.
”Dari dinamika yang terjadi dalam forum tadi, teman-teman klub ingin Liga 2 dilanjutkan. Tetapi, dengan kendala yang ada, kita siapkan sistem baru dengan cara bubble (gelembung). Usulan ini akan dibawa ke PSSI untuk diputuskan oleh Exco PSSI karena mereka yang punya ranah untuk memutuskan, seperti saat mereka memutuskan Liga 2 dihentikan (per 12 Januari 2023),” ujar Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus dalam konferensi pers.
Ferry mengatakan, sistem gelembung itu rencananya dilakukan secara buka-tutup mulai 24 Februari. Sengaja dipilih tanggal itu karena ingin memberikan ruang kepada klub-klub yang telah telanjur membubarkan tim. Nantinya, kompetisi berhenti sejenak sebelum bulan Ramadhan karena sebagian besar stadion Liga 2 tidak memiliki lampu.
Kemudian, kompetisi bakal berlanjut sehabis Idul Fitri dan kembali berhenti sejenak sebelum Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni. Kompetisi berlanjut lagi selepas Piala Dunia U-20 dan diharapkan tuntas di akhir Juni atau awal Juli.
Ada beberapa daerah yang disarankan sebagai tempat bubble, tetapi yang paling ideal di Jawa Tengah karena ada cukup banyak stadion yang bisa menggelarformat tiga grup.
”Ada beberapa daerah yang disarankan sebagai tempat bubble, tetapi yang paling ideal di Jawa Tengah karena ada cukup banyak stadion yang bisa menggelar format tiga grup,” kata Ferry.
Ditanya soal kelanjutan sistem promosi-degradasi untuk Liga 1 kalau Liga 2 dilanjutkan, Ferry menuturkan, itu bukan ranah PT LIB, melainkan PSSI melalui rapat Exco PSSI. ”Ada atau tidaknya degradasi-promosi di Liga 1, itu hak PSSI untuk memutuskannya,” tuturnya.
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi mengutarakan, berdasarkan keinginan sebagian besar klub, rekomendasi itu akan dibawa ke Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 16 Februari untuk diteruskan kepada pengurus baru PSSI. ”Nantinya, pengurus baru PSSI yang menentukan kelanjutan Liga 2,” ucap Yunus yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Menurut Manajer FC Bekasi City Hamka Hamzah, sejatinya PT LIB ataupun PSSI masih ngotot tidak mau melanjutkan Liga 2. Namun, karena ada 15 klub dari 28 klub peserta Liga 2 yang bersikeras Liga 2 dilanjutkan, akhirnya sempat terjadi kebuntuan. Pada akhirnya PT LIB tidak memutuskan langsung nasib Liga 2, tetapi melemparkannya kepada PSSI lewat rapat Exco PSSI.
”Semua yang dipaparkan tadi, secara teknis, hanya menutupi ketidaksanggupan PT LIB maupun PSSI untuk melanjutkan Liga 2. Maka itu, mereka tidak langsung ambil keputusan. Kami sadar tidak bisa memaksakan kehendak operator yang tidak mau melanjutkan kompetisi dan PSSI yang berada dalam masa transisi kepengurusan. Dengaan demikian, kami ingin rekomendasi ini dibawa ke KLB dan dijalankan pengurus baru PSSI. Yang jelas, kami tidak ingin kompetisi dihentikan,” tegas Manajer Persipura Jayapura Yan Permenas Mandenas.