Kehilangan Momentum Pupuskan Angan Rifqi Melangkah Jauh
M Rifqi Fitriadi takluk di ronde pertama, yakni babak 32 besar saat menghadapi unggulan ketujuh dari India, Niki Kaliyanda Poonacha, 6-4, 2-6, 4-6.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Petenis tunggal putra Indonesia, M Rifqi Fitriadi gagal melaju ke babak 16 besar turnamen tenis Medco Power Tennis Champinships M15 2023 di lapangan tenis Hotel Sultan, Rabu (18/1/2023). Petenis berusia 23 tahun tersebut harus takluk di babak pertama, saat menghadapi unggulan ketujuh dari India, Niki Kaliyanda Poonacha, 6-4, 2-6, 4-6.
Kehilangan momentum pada gim-gim penentuan menjadi penyebab gagalnya petenis berperingkat ke-1.139 ATP tersebut melangkah jauh. Rifqi pun harus puas menjadi penonton di sisa babak turnamen seri pertama ini. Adapun, sehari sebelumnya ketika bermain di nomor ganda berpasangan dengan David Agung Susanto, Rifqi juga mengalami kekalahan di babak 16 besar.
“Situasinya hampir mirip seperti kemarin saat bermain ganda, selalu kehilangan momentum di saat gim-gim krusial. Padahal kalau bisa bermain lebih sabar, hasilnya pasti lebih baik. Sangat mengecewakan, sekarang fokus evaluasi diri untuk seri selanjutnya di minggu depan,” kata Rifqi.
Pertandingan Rifqi dan Poonacha memang berlangsung alot. Dalam perebutan set pertama saja, dari 10 gim yang dimainkan, lima di antaranya harus dilewati melalui deuce. Permainan sabar dan konsisten Rifqi di baseline membawanya sempat unggul di set pertama atas petenis yang pernah menjadi jawara di ajang serupa pada tahun 2018 tersebut.
“Pada set pertama, saya bermain sabar, konsentrasi pada permainan lawan, fokus poin demi poin,” ujar petenis asal Jawa Timur tersebut.
Puncak ketatnya pertandingan set pertama terjadi pada gim kesepuluh di saat skor 5-4 untuk keunggulan Rifqi. Pada momen tersebut, Poonacha yang sedang memegang servis, kerap melakukan pengembalian bola yang kurang sempurna. Di sisi lain, Rifqi bermain cukup cerdik dengan membiarkan permainan berlangsung dengan reli cukup panjang. Setelah melewati enam kali deuce, akhirnya Rifqi berhasil mengamankan gim tersebut sekaligus mengunci set pertama dengan keunggulan 6-4.
Pada set kedua, Poonacha bermain lebih agresif. Kendati Rifqi sempat mengamankan gim pertama dan ketiga, akan tetapi Poonacha mampu bermain dominan pada gim-gim selanjutnya. Petenis berperingkat 728 ATP tersebut akhirnya menyelesaikan set kedua dengan keunggulan, 6-2.
“Pertahanannya tidak sekuat set pertama, mungkin ketika dia merasa sudah tidak bisa mengejar (skor), dia mencoba melepas set untuk fokus pada set penentuan,” kata Poonacha.
Pada set penentuan, Rifqi justru tampil kurang agresif pada dua gim awal. Pengembalian bola Rifqi kerap gagal, baik itu menyangkut di net atau pun keluar dari garis permainan. Keadaan tersebut dimanfaatkan Poonacha untuk melenggang dengan keunggulan 2-0.
Beruntung Rifqi bisa memutus momentum Poonacha dengan merebut gim ketiga, 1-2. Dalam situasi ini, Rifqi justru harus mendapatkan perawatan medis akibat cedera pada lengannya. Akan tetapi, pertandingan yang sempat terhenti sekitar 10 menit tersebut justru membuat Rifqi tampil lebih baik pascaperawatan. “Sebenarnya itu cedera biasa, tapi saya merasa butuh perawatan sekaligus mengembalikan stamina yang terkuras saat mengejar ketinggalan,” kata Rifqi.
Benar saja, setelah rehat perawatan medis, Rifqi berhasil memenangkan tiga gim berturut-turut sehingga dia berbalik unggul, 3-2. Namun, Poonacha berhasil kembali menyamakan keadaan saat dirinya memegang servis. Saling memanfaatkan keuntungan posisi servis terjadi hingga gim kedelapan, skor 4-4.
Fatalnya, saat skor krusial tersebut, Rifqi justru kembali melakukan kesalahan-kesalahan krusial. Padahal saat itu dia sedang dalam posisi memegang servis. “Saya terlalu terburu-buru. Kehilangan fokus, ingin segera mengamankan poin, akhirnya eksekusi saya menjadi kurang maksimal,” ujar Rifqi.
Momentum tersebut tidak disia-siakan Poonacha untuk mengandaskan perlawanan Rifqi. Poonacha akhirnya mengakhiri pertarungan selama 2 jam 11 menit tersebut, 4-6, 6-2, 6-4. Hasil ini membawa Poonacha akan bertemu petenis Hong Kong, Wong Hong Kit di babak 16 besar.
Petenis muda Indonesia lainnya Nathan Anthony Barki harus bernasib sama dengan Rifqi. Sama seperti Rifqi yang bermain lewat jalur wild card di babak utama, Nathan (18) harus takluk dari petenis Korea Selatan, Shin San-hui, 6-2, 6-2.
Sepanjang laga, Nathan hanya mampu mengamankan gim saat dia memegang servis. Selebihnya, dia kewalahan menghadapi permainan Shin yang kerap memancing Nathan bermain di depan net. “Dia (Nathan) punya servis yang sangat baik, tapi tidak dengan pertahanannya. Dia juga seperti gampang terpancing untuk bermain bola depan,” ujar Shin.
Kekalahan Nathan membuatnya kini menyisakan pertandingan di nomor ganda putra berpasangan dengan pemain senior Christopher Rungkat. Nathan/Christopher akan bermain di babak perempat final berhadapan dengan pasangan Jepang, Keisuke Saitoh/Naoki Najima.
Indonesia akhirnya hanya meloloskan satu petenis ke babak 16 besar tunggal putra, yakni Anthony Susanto. Anthony mengalahkan sesama petenis Indonesia yang juga kakak kandungnya, David Agung Susanto, 6-4, 6-2.
Kemenangan tersebut membawa Anthony akan bertemu petenis Perancis yang merupakan jawara turnamen ITF Championships Indonesia M25 pada November 2022, Arthur Weber. Petenis unggulan kedua turnamen tersebut melaju ke babak 16 besar setelah mengalahkan wakil India, Abhinav Sanjeev Shanmugam melalui rubber set, 6-3, 6-7 (6/8), 7-6 (7/5).
“Lawan berat menanti di babak selanjutnya, kendati demikian harus tetap berpikir optimistis agar saat pertandingan bisa tampil maksimal,” kata Anthony.