Fajar Alfian/Muhammad Rian mengawali 2023 dengan menjadi juara pada turnamen Malaysia Terbuka. Banyak hal ”serba pertama” yang mereka raih dengan gelar tersebut.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
KUALA LUMPUR, MINGGU - Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto sukses menunaikan tanggung jawab sebagai satu-satunya wakil Indonesia pada final turnamen bulu tangkis Malaysia Terbuka dengan meraih gelar juara. Mencatat statistik ”serba pertama” dari gelar itu, mereka mendapatkan bekal baik untuk menjalani persaingan penting pada musim 2023 dan 2024.
Gelar juara ganda putra itu diraih Fajar/Rian setelah mengalahkan pasangan China, Wang Chang/Liang Wei Keng, 21-18, 18-21, 21-13, di Arena Axiata, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (15/1/2023). Gelar juara itu menjadi yang pertama bagi Fajar/Rian setelah menjadi ganda putra nomor satu dunia sejak 27 Desember 2022.
Tak hanya Fajar/Rian, semua juara Malaysia Terbuka 2023 berstatus pemain nomor satu dunia. Mereka adalah Viktor Axelsen (tunggal putra/Denmark), Akane Yamaguchi (tunggal putri/Jepang), Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (ganda putri/China), dan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (ganda campuran/China).
Namun, ada keistimewaan lain bagi Fajar/Rian dari kemenangan di final. Untuk pertama kalinya, mereka menjuarai turnamen BWF World Tour Super 1000. Laga melawan Wang/Liang selama satu jam delapan menit itu bahkan menjadi final pertama Fajar/Rian di level itu.
”Alhamdulillah kami bisa bermain dengan baik. Gelar ini untuk Indonesia dan penggemar. Terima kasih untuk dukungan penonton yang ada di sini,” ujar Fajar di hadapan penonton di Arena Axiata.
Malaysia Terbuka tahun ini berlevel Super 1000, naik dari kategori Super 750 pada 2022. Super 1000 adalah turnamen tingkat kedua BWF World Tour sejak struktur tersebut diterapkan pada 2018. Level tertinggi pada kategori BWF World Tour adalah Final BWF yang diikuti delapan wakil terbaik di setiap nomor pada setiap tahunnya. Adapun di bawah Super 1000 terdapat Super 750, 500, dan 300. Pembeda dari setiap level adalah hadiah dan poin ranking yang diperebutkan.
Sebelumnya, hasil terbaik Fajar/Rian pada turnamen Super 1000 adalah semifinal, yaitu pada Indonesia Terbuka 2018, All England 2019, dan China Terbuka 2019. Dengan medali Malaysia, mereka melengkapi gelar juara dari level Super 300 hingga 750. Mereka menjuarai tiga turnamen Super 300, empat Super 500, dan satu Super 750.
Kami selalu ingin menjadi yang terbaik, terus berpikiran positif, serta fokus pada setiap laga. Gelar juara ini pastinya menjadi motivasi kami untuk menyumbang gelar juara buat Indonesia. (Fajar Alfian)
Mereka mencapai prestasi itu setelah melalui perjalanan yang naik-turun. Berpasangan sejak 2014, performa mereka konsisten pada level atas pada 2018. Gelar juara pun mereka raih di kejuaraan Malaysia Masters dan Syed Modi International di India dari empat final.
Pada tahun berikutnya, Fajar/Rian masih bisa merebut dua gelar juara, yaitu dari Swiss dan Korea Terbuka. Namun, mereka tak bisa mempertahankan performa pada 2021, yaitu ketika turnamen bulu tangkis bergulir kembali setelah banyak yang dibatalkan pada 2020 karena pandemic Covid-19.
Fajar/Rian bahkan kalah bersaing dengan pasangan senior, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Hendra/Ahsan dipilih mendampingi Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon karena memiliki peringkat dunia lebih baik.
Sempat diperingatkan
Sebelum memuncaki peringkat dunia untuk pertama kalinya pada 27 Desember 2022, Fajar/Rian sempat mengawali persaingan 2022 dengan buruk. Setelah kalah pada babak kedua Jerman Terbuka dan babak pertama All England, pelatih Herry Iman Pierngadi memperingatkan Fajar/Rian bahwa mereka bisa dilampaui pemain-pemain muda jika tak meningkatkan diri.
Namun, situasi tersebut diterima dengan pola pikir positif hingga menjadi pelecut untuk bangkit. Hasilnya, mereka menjadi ganda putra paling konsisten dengan empat gelar juara dari delapan final. Fajar/Rian telah membuka 2023 dengan gelar juara dari ajang besar. Pada kalender BWF 2023, hanya ada empat turnamen berlevel Super 1000, yaitu Malaysia Terbuka, All England, Indonesia Terbuka, dan China Terbuka.
”Kami selalu ingin menjadi yang terbaik, terus berpikiran positif, serta fokus pada setiap laga. Gelar juara ini pastinya menjadi motivasi kami untuk menyumbang gelar juara buat Indonesia,” kata Fajar.
Pesaing baru
Tantangan akan datang tak hanya dari pemain yang sudah sering bersaing, melainkan juga dari wajah baru, seperti Wang/Liang. Pemain yang sama-sama berusia 21 tahun itu baru berpasangan sejak 2022, tetapi telah mempersulit pasangan top dunia.
Dalam perjalanan menuju final Malaysia Terbuka, Wang/Liang menyingkirkan dua pasangan peringkat sepuluh besar, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark) dan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India), serta Kevin/Marcus sebagai mantan ganda putra nomor satu dunia.
Saat tampil di final, Wang/Liang bisa mengimbangi kecepatan Fajar/Rian dalam menyerang dan adu pukulan datar. Fajar menilai, pasangan China peringkat ke-17 itu juga memiliki servis bagus yang membuat dia dan Rian kehilangan gim kedua.
Pada tunggal putra, dominasi Axelsen belum bisa diruntuhkan pemain lain. Kemenangan atas Kodai Naraoka (Jepang) dengan skor 21-6, 21-15 membuatnya menjuarai delapan dari sembilan turnamen Super 1000 terakhir, sejak 2020. Satu-satunya gelar yang lepas adalah All England 2021 yang didapat Lee Zii Jia (Malaysia).
Meski demikian, Naraoka memperlihatkan potensi untuk terus berkembang. Pemain berusia 21 tahun itu mencapai final Malaysia Terbuka dalam debutnya pada turnamen Super 1000. Meski pada 2022 hanya menjuarai turnamen level Super 100, yaitu Vietnam Terbuka, dia mencapai semifinal sebanyak sembilan kali dari 14 kejuaraan.
Dengan peringkat ketujuh dunia dan kemungkinan akan naik saat daftar peringkat baru dikeluarkan BWF pada Selasa, Naraoka menjadi tunggal putra nomor satu Jepang. Posisi itu ditempatinya setelah berada pada urutan ke-47 pada awal 2022.
Gillian Clark, komentator Malaysia Terbuka untuk BWF yang merupakan mantan pebulu tangkis Inggris, bahkan menilai Naraoka adalah pemain terbaik turnamen tersebut. “Masih banyak yang bisa dia lakukan ke depannya,” kata Clark.