Indonesia memiliki tiga wakil pada semifinal turnamen Malaysia Terbuka. Ketiga wakil dari nomor ganda itu adalah para pemain yang memegang masa depan bulu tangkis Indonesia.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
KUALA LUMPUR, JUMAT — Indonesia menggantungkan harapan pada tiga wakil dari nomor ganda dalam semifinal turnamen bulu tangkis Malaysia Terbuka. Mereka tak hanya menjadi penjaga asa untuk meraih gelar juara dari turnamen BWF World Tour Super 1000 itu, juga untuk masa depan bulu tangkis Indonesia.
Ketiga wakil Indonesia yang akan tampil di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Sabtu (14/1/2023), adalah Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Adapun langkah dua wakil lainnya, yaitu Anthony Sinisuka Ginting dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dihentikan lawan pada perempat final.
Ganda campuran Dejan/Gloria dan ganda putri Apriyani/Fadia akan menantang pasangan nomor satu dunia asal China, yaitu Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Chen Qing chen/Jia Yifan. Adapun Fajar/Rian berhadapan akan menghadapi Kang Min-hyuk/ Seo Seung-jae (Korea Selatan) yang mengalahkan Hendra/Ahsan, 21-13, 19-21, 21-11.
Pada perempat final, Fajar/Rian tak hanya bisa mengatasi tekanan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, juga tekanan dari penonton yang riuh mendukung pasangan tuan rumah tersebut. Ganda Indonesia peringkat teratas dunia itu menang 14-21, 21-16, 21-17 dan tampil pada semifinal Malaysia Terbuka untuk kedua kali secara beruntun.
Sementara itu, kemenangan atas Kim Won-ho/Jeong Na-eun (Korea Selatan), 21-16, 21-19, mengantarkan Dejan/Gloria pada semifinal pertama dalam turnamen level Super 1000. Pada pengalaman pertama dalam ajang selevel, yaitu All England 2022, mereka tersingkir pada babak kedua.
Setelah ajang itu, yang menjadi debut Dejan/Gloria, mereka mengasah kemampuan pada berbagai level turnamen. Meski baru menjuarai turnamen level kontinental (International Series dan Challenge) serta BWF Tour Super 100, performa keduanya meningkat. Pengalaman menghadapi pasangan-pasangan terbaik dunia pun bertambah.
”Tentu senang sekali bisa menembus semifinal, apalagi ini turnamen level atas. Ternyata, kami bisa bersaing dalam turnamen ini,” komentar Dejan, yang berpasangan dengan Gloria sejak seniornya itu tak lagi berlatih di pelatnas Cipayung pada 2022. Mereka pun berlatih di klub asal, PB Djarum.
Gloria menambahkan, kunci kemenangan pada perempat final adalah fokus pada permainan setiap poin, bukan pada hasil. ”Apalagi pada poin-poin besar, ketegangan makin terasa. Kami pun saling mengingatkan untuk tetap tenang,” kata Gloria.
Pemain yang pernah berpasangan dengan Hafiz Faizal di pelatnas Cipayung itu menambahkan, pola pikir yang sama harus dibawa saat melawan Zheng/Huang yang sangat sulit dikalahkan. Mereka mendominasi persaingan ganda campuran dengan meraih sepuluh gelar juara dari 14 turnamen pada 2022.
”Kami harus menjaga komunikasi dan main tanpa beban. Kami juga harus tetap belajar dari apa yang sudah dilalui dan tampil maksimal,” kata Gloria.
Tentu senang sekali bisa menembus semifinal, apalagi ini turnamen level atas. Ternyata, kami bisa bersaing dalam turnamen ini.
Mulai berpasangan pada 2022, Dejan/Gloria memulai persaingan dengan peringkat ke-312 dunia. Kini, mereka berada pada posisi ke-19 dan menjadi ganda campuran nomor tiga Indonesia di bawah dua pasangan pelatnas, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (ranking ke-9) dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati (12).
Ketiga pasangan itu menjadi pembawa harapan baru untuk sektor ganda campuran Indonesia setelah peraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, pensiun. Pasangan senior lainnya, yaitu Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (juara All England 2020), tak bertanding sejak Juni 2022 karena cedera pinggang yang dialami Praveen.
Harapan baru
Seperti Dejan/Gloria, Apriyani/Fadia juga menjadi harapan baru untuk meneruskan prestasi ganda putri Indonesia setelah pensiunnya Greysia Polii. Apalagi, nomor ini menorekan sejarah dengan meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 yang dipersembahkan oleh Greysia/Apriyani.
Apriyani/Fadia lolos ke semifinal Malaysia Terbuka setelah mengalahkan unggulan ketiga asal Korea Selatan, Kim So-yeong/Kong Hee-yong, 22-20, 21-15. Meski diharapkan bisa mempertahankan gelar juara, target untuk Apriyani/Fadia adalah bisa bermain dengan pola yang lebih variatif. Hal ini karena ganda putri top dunia sudah terbiasa dengan pola cepat dan menyerang pasangan yang saat ini berperingkat ke-11 dunia tersebut.
Variasi pola main yang mereka matangkan pada masa persiapan menuju musim 2023 ini diperagakan ketika melawan Kim/Kong. Ketika permainan cepat tak bisa menghasilkan poin, mereka mengembangkan reli, lalu menanti kesempatan mendapat poin melalui smes atau dropshot.
”Saat tertinggal, kami terus berkomunikasi, juga dengan pelatih. Kami juga mencoba keluar dari zona nyaman dengan mengubah tempo permainan saat dibutuhkan,” komentar Apriyani.
Variasi itu serta kesiapan mental dan fisik yang lebih baik harus dimiliki untuk menghadapi Chen/Jia yang menjuarai tujuh turnamen pada 2022, termasuk Kejuaraan Dunia. Meski pernah menang, yaitu pada perempat final Malaysia Terbuka 2022, Apriyani/Fadia tiga kali kalah dari Chen/Jia, termasuk pada pertemuan terakhir dalam penyisihan grup turnamen Final BWF 2022.
Selain Chen/Jia dan Zheng/Huang, China menempatkan tiga wakil lainnya pada semifinal. Mereka menjadi negara yang paling banyak memiliki wakil pada pertandingan Sabtu (14/1/2023).