Yamaha menjadi tim MotoGP pertama yang akan menguak wajah baru motor mereka, YZR-M1, untuk balapan musim 2023. Motor baru yang akan dipacu oleh Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli itu diharapkan juga beraura juara.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tim Monster Energy Yamaha akan meluncurkan motor YZR-M1 untuk MotoGP musim 2023 dengan livery baru di Jakarta pada Selasa (17/1) pukul 10.00 WIB. Motor baru tim pabrikan asal Iwata, Jepang, itu diharapkan memiliki mesin yang kompetitif untuk dipacu oleh Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli dalam persaingan juara musim ini. YZR-M1 yang menjadi satu-satunya motor bermesin empat silinder segaris di MotoGP, mengalami pengembangan besar sejak awal musim 2022 untuk meningkatkan kecepatan puncak.
Yamaha menjadi tim MotoGP pertama yang meluncurkan motor baru mereka untuk musim 2023. Peluncuran wajah baru M1 itu akan dihadiri oleh Quartararo dan Morbidelli yang dijadwalkan mengikuti Yamaha Indonesia Motor Manufacturing's 2023 '3S Dealer Meeting' di Jakarta.
Motor M1 musim ini diharapkan memiliki kecepatan puncak yang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya, tanpa terlalu mengorbankan kemudahan pengendalian. Defisit kecepatan puncak M1 yang mencapai 13 kilometer per jam dibandingkan Ducati Desmosedici, menjadi batu sandungan Quartararo untuk mempertahankan gelar juara pada musim 2022. Titik lemah pada mesin motor itu sudah tidak bisa dikompensasi dengan gaya membalap Quartararo yang selalu berada di limit pengendalian di sepanjang putaran di setiap balapan.
Usaha El Diablo untuk memaksimalkan potensi M1 itu sempat menghasilkan titik terang begitu MotoGP kembali ke Eropa. Dia pun memetik poin-poin krusial hingga memimpin klasemen pebalap. Quartararo bahkan sempat unggul 91 poin atas pebalap Francesco Bagnaia dengan sisa 10 balapan.
Namun, keunggulan itu perlahan namun pasti dipangkas oleh Bagnaia, hingga mampu menggusur Quartararo dari puncak klasemen di Phillip Island, Australia. Pebalap asal Italia itu pun tak terbendung lagi, hingga dirinya meraih gelar juara MotoGP pertamanya di Valencia.
Musim lalu sangat mengecewakan bagi Quartararo, karena gagal mempertahankan gelar juara karena performa motor yang kurang kompetitif. Musim ini, dia berharap M1 lebih kuat dengan pengembangan besar-besaran yang dilakukan oleh Yamaha sejak awal musim 2022. Titik terang perbaikan performa M1 itu terkonfirmasi dalam tes di Barcelona, Misano, serta dua tes privat oleh pebalap penguji di Motegi dan Jerez. Namun, saat tes akhir musim di Valencia, performa prototipe M1 dinilai oleh Quartararo dan Morbidelli menurun, bahkan lebih mirip dengan M1 2022 yang defisit kecepatan puncak.
Anomali itu menjadi pekerjaan rumah para insinyur Yamaha yang bekerja di sepanjang musim dingin untuk menemukan solusi atas masalah yang terjadi. Hasil pengembangan M1 itu baru bisa diketahui dalam tes pramusim pertama yang akan berlangsung di Sirkuit Sepang, Malaysia, 10-12 Februari mendatang.
"Ya, kami sangat tahu dengan apa yang kami harapkan dari paket kami, tetapi juga penasaran bagaimana dibandingkan dengan yang lainnya. Anda bisa selalu mengembangkan paket anda dan anda tahu perbaikan yang anda lakukan, dan jelas kami dalam arah yang tepat. Kami telah menjalani tes di Misano dengan mesin baru dan Fabio serta Franky (Franco Morbidelli) sangat antusias dengan mesin baru," ungkap Managing Direktor Yamaha MotoGP Lin Jarvis pada November lalu.
Kami telah menjalani tes di Misano dengan mesin baru dan Fabio serta Franky (Franco Morbidelli) sangat antusias dengan mesin baru.
"Yang kami miliki di sini adalah versi lanjutan dari itu, dan versi selanjutnya akan ada di Sepang tahun depan, sebelum balapan musim mendatang. Jadi saya cukup percaya diri dengan paket kami untuk tahun depan, tetapi juga sangat ingin tahu apa yag akan dibawa oleh tim-tim lainnya, juga Honda, karena Honda adalah kekuatan yang tidak pernah boleh diremehkan. Mereka mengalami masalah dalam dua tahun terakhir karena cedera Marc (Marquez) dan juga beberapa masalah dengan mesin mereka, tetapi mereka akan bangkit, saya yakin. Ducati super kuat saat ini. Aprilia juga menjalani musim yang sangat baik," ujar Jarvis.
"Level kompetisi di sini sangat tinggi, dan saya baru saja bertemu (Shinichi) Sahara dari Suzuki, dan sesuatu yang gila mereka memenangi dua dari tiga balapan terakhir tetapi mereka kemudian pensiun. Itu menunjukan bahwa secara umum level olahraga ini, balapan, kompetisi, sangat tinggi. Anda tidak bisa meninggalkan masalah yang tidak terselesaikan dan itu yang harus kami lakukan selama musim dingin. Beberapa orang akan istirahat, tetapi para insinyur tidak akan istirahat selama musim dingin ini," lanjut Jarvis.
Pengembangan M1 merupakan salah satu syarat yang diajukan oleh Quartararo dalam perpanjangan kontrak dengan Yamaha di awal musim 2022. Dia ingin tetap bersama Yamaha, tetapi hanya jika M1 memiliki mesin yang lebih kompetitif. Pebalap asal Perancis itu sebenarnya sudah meminta ada perbaikan top speed sejak musim 2020. Namun, permintaan itu baru dipenuhi saat Quartararo menegaskan hanya mau bertahan jika Yamaha melakukan pengembangan M1 dengan serius.
"Ya, ini akan sangat penting, seperti yang anda tahu, saya selalu ingin berada di posisi teratas saya akan melakukan yang terbaik, saya akan bekerja super keras, saya mendorong tim Yamaha melakukan yang sama. Jadi, menurut saya, tahun depan akan menjadi tahun yang bagus dan semoga kami bisa benar-benar menghadirkan performa motor untuk meraih hasil bagus," tegas Quartararo.
Pebalap berjuluk El Diablo itu bertekad bangkit dan kembali meraih gelar juara pada musim 2023. Dia sudah berjuang keras, hingga memacu M1 melebihi limit, tetapi itu tidak cukup untuk menghentikan laju Bagnaia menjadi juara. Seusai balapan di Valencia, dia sangat kecewa, hingga tidak tahan melihat perayaan juara Bagnaia yang ditayangkan di televisi dalam ruangan pribadinya di Sirkuit Ricardo Tormo. Kepedihan itu membuat Quartararo bertekad berjuang lebih keras pada musim 2023 untuk kembali meraih gelar juara.
"Tepat sekali, ada sisi positif dan negatif, bahkan saya harus mematikan tv di ruangan saya, tetapi itu menjadi semacam motivasi untuk mengatakan 'oke, kami kalah dalam persaingan juara, tetapi saya akan kembali', dan tim pun bekerja super keras, jadi tidak ada alasan kami tidak bisa bersaing untuk juara tahun depan (musim 2023)," tegas Quartararo.