Francesco Bagnaia berharap MotoGP 2023 lebih mulus dibandingkan 2022, di mana dia sempat tertinggal 91 poin sebelum membalikan keadaan untuk juara. Awal mulus akan mengurangi tekanan sebagai juara bertahan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
TURIN, KAMIS – Francesco Bagnaia bersiap menghadapi tekanan yang lebih besar dalam persaingan juara MotoGP 2023, dengan status sebagai juara bertahan. Pebalap tim pabrikan Ducati itu merasa dirinya akan dijadikan target untuk dikalahkan oleh rival-rivalnya yang akan semakin kuat musim depan. Bagnaia pun berharap bisa mengawali musim 2023 dengan mulus, sehingga tekanan bisa dikelola relatif lebih mudah.
Awal musim yang mulus akan sangat krusial bagi Bagnaia untuk mempertahankan gelar juara, karena lawan-lawannya akan semakin banyak dan lebih kuat. Pada musim 2022, dia hanya bersaing dengan Fabio Quartararo dan Aleix Espargaro, tetapi musim depan, Marc Marquez sudah bugar dan berpotensi menjadi penantang juara. Selain mereka, ada rekan setim Bagnaia, Enea Bastianini, yang meraih empat kemenangan dan finis di posisi ketiga pada 2022.
Persaingan yang lebih ketat menuntut start yang mulus, tidak bisa lagi seperti musim 2022, saat Bagnaia sempat tertinggal 91 poin dari Quartararo di puncak klasemen. Bagnaia meraih gelar juara berkat performa Ducati Desmosedici GP yang satu hingga dua langkah di depan motor pabrikan lain, serta kegigihan dirinya mencari kunci pengendalian motor.
Motor juara itu tidak akan mengalami perubahan besar pada musim 2023, seperti yang dikonfirmasi Ducati. Desmosedici hanya akan mengalami perubahan kecil untuk membenahi kekurangan-kekurangan yang ditemukan selama musim lalu. Kondisi ini akan memudahkan Bagnaia untuk beradaptasi dengan Desmosedici GP23, yang sangat krusial dalam persaingan juara MotoGP.
"Bagnaia adalah pebalap yang harus dikalahkan. Ada banyak pebalap Ducati di trek, tetapi saya di depan semua pebalap selama dua tahun. Ketika anda menjadi orang untuk dikalahkan, tekanan bisa menimbulkan sesuatu yang buruk," ungkap Bagnaia kepada La Stampa seperti dikutip Crash.
"Saya tidak ingin terburu-buru dengan itu, saya ingin menikmati apa yang saya lakukan karena saya belum selesai," ujarpebalap yang kerap disapa Pecco itu.
"Sudah pasti, strategi untuk tahun depan adalah menang, semoga bisa mengawali musim dengan lebih mudah dan lebih mulus," harap Bagnaia.
Bagnaia ingin menghindari momen seperti awal musim 2022, ketika dia kesulitan menemukan setelan Desmosedici GP. Dia memang bisa cepat, tetapi mudah terjatuh karena belum menemukan kompromi setelan motor yang tepat, serta penyesuaian gaya membalap. Kini, dia sudah memahami karakter motor juaranya, yang tidak akan berubah drastis pada 2023.
Ada banyak pebalap Ducati di trek, tetapi saya di depan semua pebalap selama dua tahun. Ketika anda menjadi orang untuk dikalahkan, tekanan bisa menimbulkan sesuatu yang buruk.
Proses adaptasi yang cepat akan membuka peluang dirinya bisa melesat di awal musim dalam persaingan dengan rival-rivalnya, termasuk Bastianini. Rekan setim Bagnaia itu sudah menegaskan, dirinya akan bekerja sama dalam mengembangkan motor, tetapi saat di lintasan balap akan fokus pada misinya meraih gelar juara MotoGP.
"Saya di sini untuk berusaha (juara). Saya berada di tim pabrikan, jadi sudah pasti saya memiliki peluang untuk memenangi gelar," ungkap Bastianini.
"Kami sudah menjalani beberapa pertarungan yang bagus, tetapi kami harus terus seperti itu. Sekarang sangat penting untuk bekerja sama mengembangkan motor saat tes. Kemudian, di trek, pada saat balapan semua orang akan berusaha utuk diri mereka sendiri, seperti yang seharusnya," ungkap pebalap asal Rimini itu.
Bagnaia pun memastikan dirinya tidak ingin berbagi garasi dengan Bastianini dalam atmosfer yang tegang. Dia berharap persaingan akan fair.
"Kami sudah lama saling mengenal dan kami tahu, menyulut peperangan di dalam garasi tidak akan menghasilkan apapun. Semua orang akan memikirkan dirinya sendiri saat balapan dan musim ini (2022) pertarungan terbaik adalah melawan Enea," ujar Bagnaia, yang bersaing ketat dengan Bastianini di Le Mans, Misano, Aragon, dan Sepang.
Namun, Bagnaia juga menilai, persaingan dengan pebalap lain akan sama ketatnya. Akan ada para pebalap kuat seperti Quartararo, Marc Marquez, Aleix Espargaro, dan para pebalap Italia.
"Ada pebalap Italia lain yang cepat, (Marco) Bezzecchi, (Luca) Marini, dan (Franco) Morbidelli, juga bisa menang. Ini mengingatkan saya pada masa (Valentino) Rossi, (Loris) Capirossi, dan (Marco) Melandri. Kami berlima tumbuh bersama dan akan menyenangkan bisa bertarung satu sama lain," tegas Bagnaia.