Bobotoh dan Jakmania Bisa Jadi Contoh Baik Pasca-tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan tak lantas membuat suporter Persija dan Persib berdamai. Upaya perdamaian itu diharapkan berjalan alami seiring kedewasaan suporter. Laga sore ini bisa menjadi awal dari perdamaian yang nyata.
Oleh
Stephanus Aranditio
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertandingan Persib Bandung versus Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada Rabu (11/1/2023) akan menjadi laga pertama BRI Liga 1 dengan kehadiran penonton pasca-Tragedi Kanjuruhan. Pertandingan ini diharapkan menjadi awal menciptakan kembali tribune stadion yang aman bagi semua.
Pertandingan yang digelar pada Rabu pukul 15.30 ini memperbolehkan suporter untuk memenuhi Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Namun, mengingat rivalitas tinggi kedua tim, pihak kepolisian hanya mengizinkan suporter Persib yang datang. Manajemen Persib menjual sebanyak 26.000 tiket dari total kapasitas Stadion GBLA 38.000 orang.
Pertandingan ini sangat dinantikan karena BRI Liga 1 kembali digelar dengan penonton pasca-Tragedi Kanjuruhan. Enam pertandingan terakhir putaran pertama sebelumnya berlangsung secara bubble di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Ketua kelompok suporter Persib, Bomber, Asep Abdul, mengatakan meski The Jakmania belum diizinkan datang ke Bandung, pihaknya tetap akan menjamin keamanan dan kenyamanan bagi pemain Persija. Bobotoh, sebutan pendukung Persib, juga diminta untuk meningkatkan kesadaran diri agar mendukung dengan rasional meski berhadapan dengan klub rival agar tidak ada lagi korban nyawa akibat sepak bola.
Sekarang itu lebih mementingkan keselamatan sehingga dari nada dukungan tidak rasis, tidak provokatif, ikuti aturan, dan nikmati pertandingan. Siapa pun yang menang kita hargai.
”Sekarang itu lebih mementingkan keselamatan sehingga dari nada dukungan tidak rasis, tidak provokatif, ikuti aturan, dan nikmati pertandingan. Siapa pun yang menang kita hargai,” kata Asep, Rabu.
Asep menyebut, upaya perdamaian dengan The Jakmania juga akan selalu dilakukan. Menurut dia, Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 suporter Aremania beberapa bulan lalu akan menjadi pelajaran besar bagi semua suporter di Indonesia.
Perdamaian suporter Persib dan Persija tidak bisa berlangsung sekali apalagi hanya seremonial, tetapi harus secara bertahap dilakukan melalui komunikasi yang intens antara pengurus dan inisiatif berdamai di kalangan akar rumput.
”Mau sampai kapan, mau berapa banyak korban lagi? Semoga nanti sedikit-sedikit kita akan lebih baik lagi dengan Jakmania, pelan-pelan. Bola tidak sebanding dengan satu nyawa,” ujarnya.
Dia mengakui bahwa sulit mengatur banyak orang ketika pertandingan sepak bola. Kelompok yang biasa mendukung dari tribune selatan ini sudah sering saling mengingatkan agar menjaga perilaku saat mendukung ”Maung Bandung”.
Dihubungi terpisah, Ketua The Jakmania Dicky Soemarno juga mengamini hal tersebut. Sebab, perlu banyak hal yang harus dilakukan sebelum mewujudkan The Jakmania dan Bobotoh bisa hadir dalam satu stadion di tribune masing-masing.
Namun, Dicky mengatakan, kejadian Tragedi Kanjuruhan seharusnya membuat suporter menjadi lebih dewasa ketika mendukung klub. Dia juga berharap panitia penyelenggara dan aparat keamanan untuk bisa menjamin kenyamanan bagi pemain dan penonton.
”Bukan belum bisa berdamai, tetapi mungkin belum siap semuanya untuk kami untuk satu tribune. Kalau kami suporter kan tergantung bagaimana aturan yang dikasih. Kalau polisi memperbolehkan hadir, ya kami hadir,” kata Dicky.
Sementara itu, Pelatih Persib Luis Milla Aspas meminta semua suporter untuk kembali ke tribune dengan tertib agar bisa memberikan contoh awal yang baik pasca-Tragedi Kanjuruhan. Dengan demikian, katanya, penikmat sepak bola nasional bisa terhibur dengan suguhan laga yang menarik untuk disaksikan.
”Saya sangat berharap kita bisa menjadi contoh. Kita bisa mendukung tim kita sendiri di rumah sendiri. Kita juga bisa saling menghargai, menjaga agar pertandingan berjalan dengan baik dan semua juga bisa menikmatinya. Itu yang paling penting,” kata mantan pelatih timnas Indonesia itu.
Pertandingan Persib versus Persija ini adalah laga tunda pekan ke-11 BRI Liga 1. Kepolisian Daerah Jawa Barat akan menerjunkan 1.700 personel untuk menjaga area luar stadion, sementara pengamanan di dalam menjadi tanggung jawab steward.
Di klasemen sementara, Persib menghuni peringkat keenam dengan koleksi 30 poin dari 9 kali menang, 3 imbang, dan 4 kekalahan, sedangkan Persija berada di posisi keempat dengan 32 poin dari 9 kali menang, 5 imbang, dan 2 kekalahan. Persib bisa meneruskan tren kemenangan untuk terus merangsek ke papan atas klasemen.
Persija akan mengandalkan penyerang mereka, Michael Krmencik, untuk menjebol gawang tuan rumah yang dikawal Teja Paku Alam. Sejauh ini, bomber asal Ceko ini sudah mengemas 5 gol dan 1 asis dari 10 pertandingan.
”Kehadiran Krmencik di tim kami tentu saja sangat menambah kekuatan bagi kami. Ditambah lagi jelas dia striker utama tim kami seperti itu,” ujar Sopian Hadi, Asisten Pelatih Persija.
Sementara Maung Bandung mengandalkan penyerang asal Brasil, David da Silva, yang saat ini menjadi pencetak gol terbanyak sementara Liga 1 dengan raihan 13 gol. Selain itu, masih ada Ciro Alves yang juga telah mengoleksi lima gol untuk Persib.