Berkah Kedewasaan Pemain Muda Arsenal
Arsenal melaju ke putaran keempat Piala FA setelah menumbangkan Oxford United, Selasa WIB. Kemenangan penting itu ditopang performa brilian skuad muda Si Meriam.
OXFORD, SELASA – Di tengah tekanan untuk menghindari kejutan di laga putaran ketiga Piala FA menghadapi Oxford United, Selasa (10/1/2023) dini hari WIB, di Stadion Kassam, pasukan muda Arsenal menunjukkan kedewasaan dengan membawa pulang keunggulan mutlak 3-0. Eddie Nketiah dan Fabio Vieira menjadi pemain paling bersinar yang membawa “Si Meriam” menantang Manchester City di babak keempat.
Manajer Arsenal Mikel Arteta menurunkan mayoritas pemain pelapis. Hanya Gabriel Magalhaes, Bukayo Saka, dan Gabriel Martinelli, yang berstatus sebagai pemain utama Si Meriam di musim ini yang tampil sejak menit awal di Stadion Kassam.
Susunan 11 pemain utama Arsenal yang tampil melawan Oxford rerata berusia 24,45 tahun. Angka itu lebih rendah dari rata-rata usia skuad keseluruhan Arsenal yang merupakan tim termuda di Liga Inggris edisi 2022-2023, yaitu 24,7 tahun.
Baca juga : Arsenal Menjaga Harga Diri
Bermain dengan pemain muda, Arsenal sempat tampil tidak sesuai harapan di babak pertama. Oxford, tim Liga Satu, kasta ketiga kompetisi Inggris, mampu menahan Si Meriam. Kedua tim sama-sama hanya mencatatkan dua tembakan hingga turun minum.
Performa Arsenal di babak kedua jauh membaik. Mereka bermain lebih sabar untuk tidak terburu-buru mengalirkan bola ke sepertiga akhir pertahanan Oxford, yang berjuluk “The U’s”.
Arsenal berusaha lebih lama memainkan bola di lini tengah dan memadukan operan-operan cepat satu sentuhan untuk mengelabui pemain bertahan Oxford. Selain itu, Si Meriam juga bisa menampilkan permainan transisi cepat ketika merebut bola dari pemain lawan.
Permainan sabar dan tenang Arsenal itu membuat Oxford melakukan pelanggaran yang menjadi sepakan bebas di sisi kanan pertahanan mereka pada menit ke-63. Itu menjadi awal bagi gol perdana Arsenal yang dicetak Mohamed Elneny.
Kemudian, permainan transisi yang diawali keberhasilan pemain Arsenal memulihkan penguasaan bola menjadi permulaan dua gol selanjutnya yang diborong Nketiah. Brace atau dua gol Nketiah dicetak masing-masing pada menit ke-70 dan 76.
Nketiah, penyerang berusia 23 tahun, mengungkapkan, instruksi Arteta di jeda pertandingan berperan penting untuk mengubah identitas permainan Si Meriam di babak kedua. Perubahan permainan itu, kata Nketiah, berbuah hasil positif yang membawa Arsenal ke babak selanjutnya.
“Kami diminta untuk lebih baik memainkan bola, lebih tenang, dan sabar. Saya pikir mereka (Oxford) menginginkan pertandingan yang cepat dan bertempo tinggi, sehingga kami perlu melambatkan permainan dan memanfaatkan kecepatan kami,” ujar Nketiah seusai laga dilansir Football-London.
Arteta menambahkan, performa menyerang timnya tidak terlalu baik di babak pertama. Kondisi itu membuat beragam upaya serangan gagal memberikan ancaman bagi Oxford.
“Saya intsruksikan kepada pemain untuk menciptakan lebih banyak ancaman,” kata Arteta.
Pergantian tepat
Permainan Arsenal di babak kedua membaik setelah Arteta melakukan pergantian ganda pemain di menit ke-61. Arteta memasukkan Oleksandr Zinchenko dan Granit Xhaka masuk menggantikan Kieran Tierney dan Albert Sambi Lokonga.
Kehadiran Xhaka, utamanya, memberikan ruang lebih banyak bagi gelandang serang, Vieira, untuk lebih fokus mencari ruang di lini depan. Setelah memberikan asis bagi gol pertama Arsenal yang dicetak Elneny melalui eksekusi bola mati, Vieira memberikan operan terukur yang membelah pertahanan Oxford untuk membantu Nketiah mencatatkan nama di papan skor.
Gol kedua Arsenal itu diawali keberhasilan Xhaka merebut bola dari pemain Oxford. Bola menggetarkan jala gawang Oxford hanya dengan melibatkan sentuhan dari empat pemain Si Meriam.
Kami hanya memiliki satu penyerang. Dan, tidak mudah menggantikan peran Gabby (Jesus) sampai ia pulih. Alhasil, kami harus bisa mengeluarkan performa terbaik dari pemain yang tersedia. (Mikel Arteta)
Arteta mengungkapkan, perubahan taktiknya di babak kedua bertujuan untuk memberikan ruang lebih baik bagi Vieira. “Di babak pertama, Fabio (Vieira) dijaga lawan. Ketika momen kami memulai permainan lebih baik, ia menemukan lebih banyak ruang yang memberikan keuntungan untuk tim,” ucapnya.
Selain Vieira, Arteta juga tidak lupa memuji performa Nketiah yang bisa menjadi pengganti yang tepat menyusul masih cederanya Gabriel Jesus. Nketiah adalah satu-satunya penyerang utama tersisa di tim senior Arsenal.
“Kami hanya memiliki satu penyerang. Dan, tidak mudah menggantikan peran Gabby (Jesus) sampai ia pulih. Alhasil, kami harus bisa mengeluarkan performa terbaik dari pemain yang tersedia,” kata Arteta.
Selanjutnya, Arsenal akan menghadapi City di putaran keempat Piala FA, 28 Januari mendatang. Pertandingan dua tim teratas Liga Inggris itu akan berlangsung di Stadion Etihad.
Baca juga : ”Kastil” Peredam Ledakan ”Meriam” Arsenal
Arteta bersama Arsenal sudah pernah berjumpa City yang diasuh mentornya, Pep Guardiola, di duel semifinal Piala FA 2019-2020. Kala itu, Arsenal unggul 2-0 yang kemudian merengkuh trofi Piala FA ke-14.
Membanggakan
Manajer Oxford Karl Robinson tidak menganggap kegagalan timnya melanjutkan perjalanan di Piala FA sebagai sebuah kegagalan. Ia menambahkan, The U’s, yang dimiliki Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dan pengusaha Indonesia, Anindya Bakrie, telah menampilkan perjuangan keras yang memberikan kebanggaan bagi klub.
“Dari sudut pandang saya, pemain telah memberikan kebanggaan kepada klub. Kami bertarung di seluruh area lapangan, sehingga mereka tidak terlihat sebagai sebuah tim yang memiliki kualitas jauh di bawah lawan (Arsenal),” tutur Robinson kepada Sky Sports.
Lebih lanjut, menurut Robinson, timnya tidak berdaya di babak kedua dari Arsenal karena kehilangan kontrol pada zona lapangan tengah.