Pele dimakamkan di Memorial Necropole Ecumenica, Santos, Selasa pagi. Ribuan orang mengiringi perjalanan peti jenazah legenda sepak bola dunia asal Brasil berjuluk ”Sang Raja” itu sebelum menuju peristirahatan abadinya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
SANTOS, SELASA — Ribuan warga mengiringi perjalanan peti jenazah legenda sepak bola dunia asal Brasil, Edson Arantes do Nascimento alias Pele, yang dibawa keliling jalanan Santos sebelum menuju peristirahatan terakhir di Memorial Necropole Ecumenica, Selasa (3/1/2023) pagi waktu setempat. Sebelumnya, warga telah memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah legenda berjuluk ”O Rei” alias ”Sang Raja” itu saat disemayamkan dengan peti terbuka selama 24 jam di tengah markas Santos FC, Stadion Urbano Caldeira, sejak Senin pukul 10.00.
Dari pantauan laporan langsung Mirror.co.uk, Selasa, peti jenazah Pele dibawa oleh semacam mobil pemadam kebakaran. Peti yang dibalut bendera Brasil itu diletakkan pada bagian atas dan dikawal sejumlah petugas berseragam khusus. Sejak keluar dari Stadion Urbano Caldeira, warga sudah menunggu dengan beragam atribut untuk menggenang Pele dan yel-yel bagi sang legenda abadi tersebut.
Selain dihadiri oleh keluarga terdekat, kerabat, dan publik figur ternama, prosesi pelepasan peti jenazah Pele turut dihadiri oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. Dalam perjalanannya, peti itu melewati jalanan tempat tinggal ibu Pele, Dona Celeste Arantes. Menurut keluarga, Celeste yang berusia 100 tahun masih hidup meskipun tidak sadarkan diri dan tidak tahu bahwa anaknya meninggal.
Kemudian, peti itu dibawa menuju Memorial Necropole Ecumenica, yakni kompleks pemakaman vertikal dengan 14 lantai yang diklaim tertinggi di dunia. Proses pemakaman itu berlangsung tertutup hanya untuk anggota keluarga.
Sebelumnya, berdasarkan laporan sejumlah media sejak Senin, suasana tepuk tangan meriah dan letusan suara kembang api menyambut mobil jenazah yang membawa peti jenazah Pele ketika meninggalkan Rumah Sakit Albert Einstein di Sao Paulo, tempat pemenang tiga kali Piala Dunia itu meninggal dalam usia 82 tahun pada Kamis (29/12/2022). Pele meninggal karena kegagalan fungsi organ dampak dari kanker usur besar yang dideritanya.
CNN mengabarkan, putra Pele, Edson Nascimento alias Edinho, mengunggah serangkaian cerita di Instagram tentang perjalanan sekitar dua jam dari Sao Paulo menuju Santos tersebut. ”Membawa pulang raja kami,” tulisnya dalam salah satu unggahan yang menunjukkan konvoi di jalan raya. ”Kami pulang,” tulisnya dalam unggahan yang menunjukkan tangan Edinho di atas peti jenazah ayahnya.
Secara spesifik BBC melihat, orang-orang yang mengiringi peti jenazah Pele di sepanjang jalan bukan hanya dari seluruh Brasil, melainkan pula luar negeri. Tampak, ada warga yang membawa bendera Meksiko dan menggunakan pin Belanda. Orang-orang itu sebagian menggunakan kaus kuning yang identik dengan timnas Brasil, sebagian lain memakai kaus garis hitam-putih khas klub Santos FC, satu-satunya klub yang dibela Pele di ”Negeri Samba”.
Mobil jenazah itu berada di bawah pengawalan ketat kepolisian saat menuju ke Stadion Urbano Caldeira atau disebut pula Vila Belmiro yang menjadi saksi pertama kali Pele menguncang dunia dengan keindahan sepak bolanya yang abadi hingga sekarang.
Sesampai di sana, peti jenazah Pele diusung oleh sejumlah orang, antara lain Edinho dan mantan gelandang timnas Brasil, Ze Roberto. Peti itu dibawa ke lingkaran tengah stadion. Di sana sudah disiapkan tenda untuk meletakkan peti jenazah Pele sebelum dibuka untuk diperlihatkan kepada warga yang ingin memberikan penghormatan terakhir.
Sejak dini hari
Para penggemar telah menunggu kedatangan peti jenazah Pele sejak Senin dini hari. Banyak orang datang dengan membawa atribut untuk mengenang Pele, seperti bendera atau spanduk bertuliskan ”O Rei” dan ”Pele, Kamu Abadi” di jalanan menuju stadion tersebut.
Di tribune sekeliling stadion berkapasitas 16.000 tempat duduk itu, sejumlah spanduk raksasa turut dipasang yang salah satunya bertuliskan ”Hidup Sang Raja”. Sederet karangan bunga penuh warna juga menghiasi sekeliling stadion tersebut.
Sebelum pintu stadion dibuka untuk umum, antrean warga sudah mengular berkilo-kilometer. Meski cuaca panas terik dengan suhu sekitar 30 derajat celsius sedang menaungi Santos, tak mengurangi niat warga untuk melihat wajah Pele terakhir kalinya. Mereka bersabar mengantre berjam-jam sambil terus mengusung atribut untuk mengenang Pele dan menyanyikan yel-yel ”Pele, O Rei”.
Beatrice salah satunya. Sejak pukul 06.00, dia dan suaminya telah berangkat menempuh perjalanan 173 kilometer atau tiga jam 30 menit ke arah tenggara dari kota Sorocaba menuju Santos. Sesampainya di Santos, dia dan suami mesti mengantre selama tiga jam untuk menuju peti jenazah Pele. ”Saya bertekad untuk memberikan penghormatan terakhir saya kepadanya,” ujar perempuan berusia 56 tahun itu dilansir BBC, Selasa (3/1/2023).
Inspirasi dunia
Kami tumbuh bersamanya. Dia biasa pergi ke supermarket di sini setiap hari. Itu normal bagi kami. Dia selalu luar biasa memberikan tanda tangan untuk anak-anak. Dia orang yang luar biasa, sangat menginspirasi.
Marcela Buono, warga asli Santos yang kini tinggal di Miami, Amerika Serikat, turut hadir dalam penghormatan terakhir tersebut. ”Kami tumbuh bersamanya. Dia biasa pergi ke supermarket di sini setiap hari. Itu normal bagi kami. Dia selalu luar biasa memberikan tanda tangan untuk anak-anak. Dia orang yang luar biasa, sangat menginspirasi,” katanya.
Orang-orang yang datang berasal dari segala usia. Mereka berbondong-bondong masuk ke stadion sesaat gerbang dibuka. Banyak penggemar diliputi rasa haru mendalam ketika melihat jenazah Pele. Air mata mengalir dari wajah-wajah mereka.
Suasana khidmat itu diiringi pula dengan lagu ”Meu Legado” atau ”Warisan Saya” yang dinyanyikan Pele. Lagu yang dipopulerkan pada 2006 itu dimainkan berulang kali di dalam stadion sejak peti jenazah Pele masuk stadion. Warga yang berada di stadion pun ikut mengulangi lirik lagu tersebut.
Mantan Presiden Santos FC Marcelo Teixeira mengatakan, Pele adalah manusia yang fantastis. ”Dia orang yang murah hati. Itu bukan hanya karena dia seorang atlet yang dikenal abad ini, melainkan memang karena sifatnya yang tulus terhadap semua orang,” ungkap pria berusia 58 tahun tersebut.
Pesan FIFA
Presiden Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Gianni Infantino menjadi salah satu rombongan pertama yang memberikan penghormatan terakhir untuk Pele. ”Seluruh dunia mengenal Pele dan tahu apa yang dilakukan Pele untuk sepak bola. Dia membuat orang jatuh cinta dengan sepak bola. Dia abadi, raja yang abadi. Kita di sini penuh dengan emosi kesedihan yang luar biasa tetapi juga dengan senyuman karena dia membuat kita semua tersenyum,” ujarnya di laman FIFA, Senin.
Dalam kesempatan itu, Infantino mengatakan, FIFA sudah meminta masing-masing dari 211 anggotanya di seluruh dunia untuk mengheningkan cipta selama satu menit sebelum pertandingan guna mengenang Pele. Mereka pun menyarankan setiap anggotanya untuk menamai setidaknya satu stadion di negaranya dengan nama Pele.
”Saya pikir anak muda di seluruh dunia, generasi mendatang harus mengetahui dan mengingat siapa Pele serta kebahagiaan yang dia berikan kepada dunia. Dalam waktu 20, 30, 50, atau 100 tahun ke depan, ketika gol dicetak di stadion Pele di negara mana pun di dunia, dan orang-orang bertanya siapa dia, mereka akan mendengar Pele adalah pemain hebat yang membawa kegembiraan bagi kita semua,” tutur Infantino.
Selama 60 tahun, nama Pele identik dengan sepak bola. Dia bermain di empat Piala Dunia dan menjadi orang satu-satunya yang memenangkan tiga gelar Piala Dunia sejauh ini. Namun, warisan Pele jauh melampaui jumlah trofi dan rekor yang dicetaknya.
Pele dianggap sebagai pemain yang membawa sepak bola berada di level lebih tinggi dan ikut menyebarkan sepak bola seantero bumi. ”Saya dilahirkan untuk bermain sepak bola, seperti Beethoven yang dilahirkan untuk membuat musik dan Michelangelo yang dilahirkan untuk melukis,” ujar Pele semasa hidup dikutip CNN, Senin.
Sepeninggal Pele, dunia sepak bola berduka. Brasil mengadakan tiga hari berkabung nasional dan semua laga sepak bola di planet ini mengheningkan cipta selama satu menit sebelum pertandingan. Penghormatan kepada Pele mengalir dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk tokoh-tokoh utama olahraga, artis, musisi, dan politisi dari seluruh dunia karena warisan Pele yang tidak sebatas sepak bola ataupun olahraga.