Turnamen tenis untuk sektor putri perlu sering diadakan untuk mengasah kualitas para petenis, baik senior dan yunior maupun saat petenis nasional tampil di kejuaraan internasional.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Turnamen tenis nasional sektor putri saat ini masih minim digelar. Hal ini menyebabkan kesenjangan kualitas antarpetenis senior dan yunior. Di sisi lain, sejumlah petenis mengharapkan turnamen yang lebih sering sehingga ketika mereka tampil di kejuaraan internasional, mereka bisa bermain dengan performa terbaik.
Pada 2022, hanya tiga turnamen tenis putri berskala nasional yang digelar Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PP Pelti). Dua di antaranya diadakan pada Februari, yakni di Jakarta dan Yogyakarta. Yang terbaru, berlangsung pada November-Desember 2022 di Jakarta.
”Karena turnamen jarang, perbedaan kualitas di tenis putri cukup mencolok antara senior dan yunior. Saat turnamen, yang yunior pasti kesulitan berhadapan dengan senior meskipun memiliki PNP (peringkat nasional Pelti) yang jauh lebih tinggi,” kata petenis putri berperingkat ke-5 PNP, Fitriana Sabrina (21), di Jakarta (31/12/2022).
Perbedaan kualitas antara senior dan yunior terlihat pada turnamen Rajawali Terbuka 2022 yang diadakan di Jakarta, 28 November-4 Desember, dan berhasil dijuarai Fitriana yang saat itu menempati unggulan pertama. Petenis non-unggulan, Deria Nur Halisa (25) yang menempati urutan ke-22 PNP, berhasil melaju hingga ke semifinal.
Deria yang hanya tampil pada satu kejuaraan nasional selama 2022 mampu menaklukkan lawan-lawannya. Menurut Deria, dirinya sebenarnya mulai jarang mengikuti turnamen tenis karena lebih memilih fokus pada pendidikan dan pekerjaan. Akan tetapi, ketika tampil, ia justru mampu mengalahkan petenis unggulan bermodal dengan latihan beberapa hari sebelum turnamen.
Pada babak 16 besar, Deria mengalahkan unggulan kedelapan sekaligus petenis berposisi 14 PNP, Keila Mangesti Paath (17), dalam dua set langsung, 6-4, 6-0. Selanjutnya, pada babak perempat final, Deria kembali mengandaskan unggulan kedua, Cylova Zulayka Hukmasabiyya (16), yang mempunyai peringkat ke-6 PNP melalui rubber set, 6-2, 4-6, 6-2.
Hasil di turnamen Rajawali Terbuka cukup menunjukkan kesenjangan kualitas antara petenis senior dan yunior. Menurut Fitriana, turnamen sangat penting untuk menjaga suasana kompetitif pemain. Ketika turnamen nasional juga jarang digelar, mereka kesulitan ketika tampil kejuaraan ITF (International Tennis Federation). Hal itu berakibat mereka gagal mendapatkan poin sehingga kehilangan peringkat ITF. Dengan begitu, mereka kembali kesulitan mengikuti turnamen kalender ITF selanjutnya
Menurut mantan petenis putri Indonesia, Yayuk Basuki, turnamen tenis harus lebih sering digelar, baik itu skala nasional maupun internasional. Dengan demikian, suasana kompetitif petenis senior dan yunior bisa terus terasah.
”Kita berharap dengan kepengurusan PP Pelti yang baru, turnamen sektor putri juga turut diperhatikan,” kata Yayuk saat menyaksikan tenis Rajawali Terbuka beberapa waktu lalu.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP Pelti Suharyadi mengungkapkan, perbedaan tersebut memang disebabkan kurangnya turnamen tenis nasional. Menurut dia, hal tersebut membuat sejumlah petenis kehilangan gairah bermain. Penentuan peringkat nasional pun hanya didasarkan pada sejumlah turnamen sehingga tidak bisa menjadi gambaran kualitas pemain.
Sebenarnya sejumlah atlet yunior mengakali minimnya turnamen tingkat senior dengan mengikuti pertandingan tenis internasional kelompok umur yunior. Akan tetapi, menurut dia, hal tersebut hanya bisa dilakukan petenis yang mempunyai sponsor sendiri.
Suharyadi mengungkapkan, ada kesenjangan kelas antara petenis yang sudah mendapatkan kesempatan main di internasional, seperti Aldila Sutjiadi dan Priska Nugroho, dengan petenis yunior dalam negeri. Dia saat ini tengah mendorong sejumlah petenis muda potensial kembali mendapatkan peringkat ITF. Para petenis ini akan diupayakan mengikuti sejumlah kejuaraan ITF melalui jalur wild card.
Kepengurusan baru PP Pelti yang terpilih pada November 2022 telah menyiapkan sejumlah agenda untuk tenis putri. ”Terdekat (untuk putri) akan ada turnamen nasional pada Februari 2023 dan kejuaraan ITF pada Maret 2023. Kemungkinan tahun 2023 kejuaraan untuk putri akan lebih rutin,” kata Suharyadi.