Jika gagal mengalahkan beban besar di pundaknya, Nunez mungkin akan bernasib pahit seperti Andy Carroll. Bakat besar Nunez bisa terbuang percuma.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT – Setelah jeda Piala Dunia Qatar 2022, Darwin Nunez tampak masih terbebani ekspektasi tinggi sebagai penyerang termahal dalam sejarah Liverpool. Potensi besar pemain 23 tahun itu terancam mandek karena beban mental terus memengaruhi performanya.
Nunez mendapatkan empat peluang ketika laga 16 besar Piala Liga Inggris kontra Manchester City di Stadion Etihad, Kota Manchester, pada Jumat (23/12/2022) dini hari WIB. Salah satunya peluang emas saat Liverpool tertinggal 2-3 pada akhir babak kedua.
Namun, Nunez yang tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Stefan Ortega justru terlihat kebingungan. Bola tendangannya pun melebar jauh dari tiang jauh City. Dampaknya, Liverpool sebagai tim juara bertahan harus tersingkir dari Piala Liga.
Mantan bek Liverpool Jamie Carragher mengibaratkan Nunez seperti berlian mentah. Penyerang yang didatangkan pada musim panas lalu seharga 80 juta euro itu hanya belum dewasa dalam penyelesaian akhir. Meskipun begitu, dia tetap sangat potensial jika dilihat dari kecepatan, pergerakan tanpa bola, dan penempatan posisi.
“Dia tidak pernah mengakhiri laga dengan hening. Entah dia akan mencetak gol atau melewatkan peluang yang didapatkan. Dia bukan pemain dengan teknik tinggi, tetapi Anda tidak akan mau beradu kecepatan dengannya. Saya melihat gayanya mirip Alan Shearer (penyerang legendaris Liga Inggris,” kata Carragher kepada Sky Sports.
Namun, jika dilihat lebih luas, permasalahan Nunez bukan hanya soal penyelesaian akhir. Dia adalah sosok penyerang tajam di klub Portugal, Benfica, pada musim lalu. Dia mampu mencetak 34 gol dari 41 laga di seluruh kompetisi, termasuk 6 gol di Liga Champions.
Manajer Liverpool Juergen Klopp tertarik merekrut Nunez karena penampilan apik setiap laga besar. Seperti di Liga Champions musim lalu, Nunez unjuk gigi dengan mencetak gol ke gawang Barcelona, Bayern Muenchen, dan juga Liverpool.
Sosok predator buas itu sering menghilang pada paruh pertama musim. Uniknya, Nunez tampil penuh keraguan dalam dua laga terakhir lawan City. Liverpool sempat bertemu City sebelum jeda Piala Dunia, pada Oktober 2022. Ketika itu, dia juga mendapatkan 4 peluang dalam 10 menit, tetapi gagal dieksekusi.
Dia bukan pemain dengan teknik tinggi, tetapi Anda tidak akan mau beradu kecepatan dengannya. Saya melihat gayanya mirip Alan Shearer.
Nunez sama-sama tampak bingung seperti duel dini hari tadi. Dia dikritik karena keputusan yang selalu salah dalam momen penting. Penyerang tim nasional Uruguay tersebut menendang saat lebih efektif mengoper ke rekannya, begitu pun sebaliknya. Dia seperti terlalu banyak berpikir.
Beban mental Nunez saat berhadapan dengan City terasa wajar. Mengingat, dia selalu dibandingkan dengan penyerang dunia lawan Erling Haaland. Haaland dibeli dengan harga lebih murah, 60 juta euro, tetapi sudah mencetak 24 gol atau nyaris tiga kali lipat dari jumlah gol Nunez (9 gol). Adapun Haaland juga mencetak gol pembuka City di duel Piala Liga.
Para pendukung City sampai mengolok-olok Nunez setelah gagal mencetak gol penyeimbang, “Anda tidak ada apa-apanya dibandingkan Andy Carroll.” Adapun Carroll merupakan salah satu penyerang muda berbakat Inggris pada 2011 yang dianggap pembelian gagal Liverpool.
Carroll dibeli Liverpool dari Newcastle United dengan mahar sekitar 40 juta euro. Legenda hidup Newcastle Alan Shearer saja mengatakan label harga itu terlalu mahal untuk penyerang minim pengalaman berusia 22 tahun. Kata Carroll, dia gagal karena terkejut dengan beban ekspetasi yang sangat besar karena label harga selangit itu.
Nunez semestinya belajar banyak dari Carroll. Mereka sama-sama pindah ke klub besar dengan segudang ekspektasi pada usia muda. Namun, Carroll tenggelam karena potensinya kalah bersaing dengan beban berat di pundaknya.
Klopp mengatakan, Nunez perlu lebih santai dalam beradaptasi di Inggris. Sebab, sang pemain langsung bergabung dengan pramusim Liverpool hanya setelah jeda sangat singkat. Belum lagi, Nunez juga tidak menguasai bahasa Inggris. Dia harus meminta rekannya menerjemahkan setiap instruksi Klopp.
“Dia masih muda dan dibeli dengan harga mahal. Wajar jika dia seperti berada di ruangan gelap dan dia menjadi satu-satunya cahaya. Semua orang fokus kepadanya. Dia memulai debut sangat baik, tetapi setelah itu mendapat kartu merah. Kejadian itu membuat dirinya malu,” ucap Klopp.
Sejak kartu merah versus Crystal Palace, pada Agustus lalu, Nunez mulai berusaha lebih gigih dalam segala hal. Dia tampak ingin menebus kesalahannya. Namun, kenyataannya, penyerang bernomor punggung 27 itu justru semakin tergesa-gesa ketika di lapangan. (AP/REUTERS)