Menjelang kualifikasi Olimpiade Paris 2024, PP PBSI memiliki tugas awal yang berat, yaitu mencari pelatih ganda campuran. Hal ini karena Nova Widianto mengundurkan diri dan akan melatih di Malaysia.
Oleh
YULIA SAPTHIANI, Stephanus Aranditio
·3 menit baca
STEPHANUS ARANDITIO
Pelatih ganda campuran Indonesia, Nova Widianto di pelatnas bulu tangkis Cipayung Jakarta, Rabu (21/12/2022), usai berpamintan dengan pelatih dan atlet di pelatnas. Nova memastikan menerima kontrak Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), mulai JAnuari 2023.
JAKARTA, KOMPAS - Kepindahan Nova Widianto ke Malaysia untuk menjadi pelatih bulu tangkis di tim nasional terjadi menjelang kualifikasi Olimpiade Paris 2024 pada 2023. PP PBSI memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dengan segera, yaitu mencari pelatih ganda campuran.
Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) mengumumkan bergabungnya Nova melalui laman resmi mereka pada Rabu (21/12/2022). ”Pemain-pemain ganda campuran antusias akan dibantu pelatih sekaliber dia. Pengetahuan dan pengalaman Nova akan sangat berarti bagi pemain, terutama dalam menghadapi kulifikasi Olimpiade Paris yang dimulai tahun depan,” kata Direktur Kepelatihan Ganda BAM Rexy Mainaky.
Kualifikasi Olimpiade akan berlangsung satu tahun, pada 1 Mei 2023-20 April 2024. Poin ranking dari turnamen akan dihitung untuk menentukan kuota maksimal pemain yang bisa didapat setiap negara untuk setiap nomor. Namun, menentukan pemain yang akan tampil di Olimpiade menjadi hak asosiasi bulu tangkis setiap negara.
Nova meraih prestasi tertinggi sebagai atlet saat berpasangan dengan Liliyana Natsir. Mereka menjadi juara dunia pada 2005 dan 2007. Duet itu juga menyumbangkan medali perak Olimpiade Beijing 2008.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pelatih ganda campuran Indonesia, Nova Widianto (kiri), memberi arahan kepada pasangan Rinov Rivaldi/Pitha Haningtyas Mentari, saat jeda laga melawan Seo Seung-jae/Chae Yu-jung (Korea Selatan), pada babak pertama Indonesia Terbuka 2022 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, 14 Juni 2022.
Dengan hadirnya Nova, Malaysia mendapat pelatih baru pada nomor yang pernah ditangani pelatih Indonesia lainnya, Paulus Firman. Sebaliknya, Indonesia kehilangan pemimpin dari nomor yang pernah memberikan medali emas dari Olimpiade Rio de Janeiro 2016 melalui Tontowi Ahmad/Liliyana.
Nova naik menjadi pelatih kepala ganda campuran setelah Richard Mainaky, yang mengabdi selama 26 tahun di Cipayung, mengundurkan diri pada September 2021. Sepeninggal Richard, Nova bertugas untuk mengangkat kembali pamor ganda campuran.
Tugasnya makin berat ketika pemain senior, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, tak dipilih untuk menjadi anggota pelatnas tahun ini.
Nova pun harus membangun kekuatan ganda campuran pelatnas dari awal dengan kekuatan pemain muda. Berkali-kali dia menjelaskan, hal itu menjadi tantangan besar karena tak ada pemain senior yang bisa dijadikan panutan oleh Rinov Rivaldy dan kawan-kawan.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pelatih ganda campuran Indonesia, Nova Widianto mengarahkan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, saat jeda laga melawan Mark Lamsfuss/Isabel Lohau (Jerman) pada babak pertama Indonesia Terbuka 2022 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (14/6/2022).
Potensi muncul
Menjelang akhir tahun, dua pasangan mulai memperlihatkan potensi untuk bisa memasuki peringkat sepuluh besar dunia. Rinov/Pitha Haningtyas Mentari lolos ke turnamen Final BWF World Tour di Thailand, 7-11 Desember, dan menembus semifinal.
Pasangan lain, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati meraih gelar juara turnamen BWF World Tour untuk pertama kalinya, yaitu dari Hylo Terbuka di Jerman, September. Saat ini, Rinov/Pitha menempati peringkat ke-11 dunia dan Rehan/Lisa ke-16.
Tidak mungkin saya ambil tawaran dari luar kalau penawarannya tidak lebih baik. Secara pribadi, saya tidak ada masalah (dengan PBSI).
Akan tetapi, bukan itu alasan Nova pindah ke Malaysia. Sosok berusia 45 tahun itu bercerita, keputusan ini diambil demi jenjang kariernya yang lebih baik.
KOMPAS/DANU KUSWORO
Liliyana Natsir (kiri) dan Nova Widianto meluapkan kegembiraan setelah memastikan gelar juara dunia ganda campuran dengan mengalahkan Zheng Bo/Gao Ling (China) pada laga final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2007 di Stadion Putra, Bukit Jalil, Malaysia, 19 Agustus 2007.
Dia sudah mendapatkan tawaran melatih dari BAM sejak mendampingi atlet dalam turnamen Jepang Terbuka, September. Salah satu yang membuatnya memutuskan pindah adalah kontrak yang menarik. Dia akan mulai menjalani tugasnya mulai Januari 2023.
”Keputusan ini sebenarnya pilihan, ya. Selama di sini, tidak ada kontrak dan kemudian ada penawaran dari BAM. Tidak mungkin saya ambil tawaran dari luar kalau penawarannya tidak lebih baik. Secara pribadi, saya tidak ada masalah (dengan PBSI),” tutur Nova saat berpamitan dengan pengurus PBSI dan atlet pada Rabu di pelatnas Cipayung, Jakarta.
Sebelum pamitan itu, dia sudah bertemu anak-anak didiknya dan menjelaskan alasan kepindahannya. ”Sebenarnya berat sih. Namun, saya sudah bertemu pemain dan menjelaskan ini. Ada faktor keluarga juga yang harus saya pikirkan saat mengambil keputusan,” kata Nova, yang menyerahkan surat pengundurkan diri pada Ketua Harian PBSI Alex Tirta, 15 Desember.
Pengunduran diri Nova ditanggapi PBSI melalui Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Rionny Mainaky. ”Kami tidak bisa menolak atau menahan permohohan pengunduran diri Nova karena ini menyangkut hak seseorang untuk terus melanjutkan karier. Kami tidak kuasa untuk menghalang-halangi pelatih yang mencari tantangan di mana saja, termasuk di luar negeri,” katanya.