Mbappe, Griezmann, dan Messi Berebut Bola Emas hingga Akhir Laga Piala Dunia
Kandidat penerima anugerah bola emas atau pemain terbaik Piala Dunia Qatar 2022 akan berputar pada Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann (Perancis) serta Lionel Messi (Argentina). Ujian terakhirnya ada di partai final.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·5 menit baca
Selain tim mana yang bakal menjadi juara, siapa pemain terbaik dalam Piala Dunia Qatar 2022 sangat dinantikan para penggila sepak bola. Setidaknya, ada tiga pemain besar yang berpeluang besar mendapatkannya. Semuanya bakal berlaga di partai final.
Tanggal 20 Desember 2022 atau dua hari setelah laga final Piala Dunia Qatar di Stadion Lusail, bintang Perancis, Kylian Mbappe, akan berulang tahun. Gelar pemain terbaik saat menaklukkan tim kuat Argentina berpotensi menjadi kado terbaik baginya di usia ke-24.
Sejauh ini, Mbappe sudah mendapatkan satu trofi lewat Piala Dunia Rusia 2018. Dia bahkan menjadi pemain muda terbaik di turnamen tersebut. Jika Perancis kembali menang, peran Mbappe terbilang sangat besar. Luar biasanya, semua direngkuh dalam usia terbilang muda.
Dalam sejarah 22 edisi Piala Dunia sejak 1930, hanya legenda hidup Brasil, yakni Edson Arantes do Nascimento atau Pele, yang lebih baik daripada dia jika menilik dari sisi usia. Pele memegang rekor pemain termuda pemenang dua trofi beruntun.
Saat memenangi Piala Dunia Swedia 1958, Pele berusia 17 tahun. Ketika merebut Piala Dunia Chile 1962, dia baru berusia 21 tahun. Hingga kini, belum ada satu pun tim nasional yang dapat memenangi Piala Dunia beruntun.
Oleh karena itu, jika berhasil menang di Qatar, Perancis berpeluang mematahkan rekor 60 tahun itu. Saat itu terjadi, Mbappe bisa dengan mudah dikaitkan dengan Pele. Apalagi, torehan gol pemain keturunan Kamerun itu juga fantastis. Mbappe mencatatkan 250 gol di 362 laga bersama klub dan tim nasional.
Di Qatar, Mbappe telah menjalani enam laga dan menyumbang 5 gol, 2 asis, 17 tembakan, dan 11 peluang. Dengan catatan itu, Mbappe menjadi salah satu penyerang paling menakutkan. Bola emas atau pemain terbaik jelas bukan hal sulit direbut Mbappe.
Akan tetapi, Mbappe merendah. Dia mengatakan hanya ingin membawa pulang trofi Piala Dunia ke tanah Perancis. ”Aku sangat terobsesi dengan Piala Dunia. Inilah kompetisi yang aku impikan,” ujar Mbappe yang mencetak empat gol di Piala Dunia Rusia 2018, termasuk saat menang 4-2 atas Kroasia di final.
”Pangeran kecil” Griezmann
Selain Mbappe, Perancis memiliki kandidat lain yang berpeluang mendapat bola emas, yaitu Antoine Griezmann (31). Di Qatar, dia dengan cemerlang berubah peran. Dari pencetak gol terbanyak di Piala Eropa 2016 dengan enam gol, dia menjadi penjaga alur permainan Perancis.
”Griezmann luar biasa. Perannya gabungan antara (gelandang) Paul Pogba dan N’golo Kante serta (penyerang) Karim Benzema,” kata mantan bek Argentina, Pablo Zabaleta.
Masih ganas di Rusia 2018 dengan mencetak empat gol, Griezmann menjadi sosok murah hati bagi kawan-kawannya di Qatar. Belum mencetak gol. dia sudah membuat tiga asis dan 21 peluang atau terbanyak di turnamen.
”Peranku (kini) memang bebas,” kata Griezmann yang telah membuat 42 gol bagi Perancis di 116 laga.
”Dengan tiga pemain di depanku, aku punya lebih banyak kemungkinan dan pilihan, tidak dekat dengan lini serang. Aku tidak perlu membuat 50 tembakan dalam satu laga dan tidak cemas jika tidak membuat gol,” kata Griezmann yang dijuluki ”Pangeran Kecil”.
”Tim membutuhkan aku di jantung permainan agar seimbang,” ujar Griezmann yang pernah membela Barcelona. Griezmann bermain di 73 laga beruntun bagi Perancis sejak Juni 2017. Catatan ini jauh melampaui rekor sebelumnya milik legenda Patrick Vieira (44 laga).
Posisi terhormat Messi
Akan tetapi, jalan duo Perancis menjadi yang terbaik di turnamen tidak mudah. Ada Lionel Messi yang sangat berpeluang melengkapi prestasinya di ujung karier.
Sejauh ini, hanya Piala Dunia yang belum dia miliki. Mengangkat 37 piala klub, 7 Ballon D’Or, medali emas Olimpiade, hingga Copa America Brasil 2021 seperti tidak lengkap bagi dia. Catatan gol terbanyak dengan 91 gol di 171 laga di timnas hingga 11 gol di Piala Dunia baru akan sempurna apabila trofi Piala Dunia dibawa pulang ke Argentina.
Jika Messi menjadi juara di Lusail, dia bakal resmi menempati posisi terhormat bersama jajaran legenda lainnya. Dia akan bersanding dengan Pele, Diego Maradona, Alfredo Di Stefano, dan Johan Cruyff.
Sejauh ini, jalan menuju keabadian sudah ia torehkan. Messi telah mencetak 5 gol, membuat 24 tembakan atau terbanyak, 3 asis, dan 18 peluang atau terbanyak kedua di Qatar. Messi juga masih menjadi jantung permainan Argentina yang bergerak lincah di sepertiga pertahanan lawan.
Jika sebelumnya Messi beroperasi dari sayap, permainannya kini lebih banyak dari tengah lapangan di Qatar. Kepiawaian menggiring bola, menggocek, mengecoh, mengumpan, dan mengkreasi gol membuktikannya sebagai pemain lengkap yang sulit ditandingi.
”Menang atau kalah, Messi tidak lebih dan tidak kurang dari Maradona. Apa pun yang terjadi, Messi sudah tertulis dalam sejarah,” kata legenda Argentina, Jorge Burruchaga, salah satu pencetak gol kemenangan 3-2 atas Jerman di final Meksiko 1986.
”Aku tidak ragu menyebutnya terbaik dalam sejarah,” kata Pelatih Argentina Lionel Scaloni.
Messi telah bermain di lima edisi atau sejak Piala Dunia Jerman 2006. Tidak semua bergelimang prestasi. Ia justru menanggung beban besar ketika Argentina gagal di final Piala Dunia Brasil 2014, final Copa America Chile 2015, dan final Copa America Centenario, AS, 2016.
Beban itu baru terangkat ketika Messi memimpin Argentina menang atas tuan rumah di final Copa America Brasil 2021. Hal itu membuktikan mentalnya sangat kuat menantang apa saja.
”Aku amat senang menyelesaikan perjalanan di final Piala Dunia. Bermain di laga terakhir di final dan menyelesaikannya sudah luar biasa,” kata Messi.
Sulit menentukan Mbappe, Griezmann, atau Messi yang bakal menjadi pemain terbaik. Kemenangan tim dalam laga final di Lusail sedikit banyak akan memudahkan prediksi siapa yang bakal mengangkat dengan bangga bola emas dalam Piala Dunia kali ini. (AFP)