Jaya Raya tidak terkalahkan dalam Kejurnas PBSI 2022 kategori beregu campuran dewasa antarklub. Pada kategori perorangan, taruna mereka juga mendominasi.
Oleh
STEPHANUS ARANDITO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Klub bulu tangkis Jaya Raya Jakarta menjadi juara dalam Kejuaraan Nasional Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia atau BNI Kejurnas PBSI 2022 kategori beregu campuran dewasa antarklub. Adapun di kategori perorangan taruna, pebulu tangkis asal DKI Jakarta yang juga berasal dari klub Jaya Raya Jakarta memborong tiga gelar juara.
Jaya Raya Jakarta juara setelah mengalahkan Exist Badminton Club Jakarta dengan skor 3-0 pada final Kejurnas PBSI di Pemusatan Latihan Nasional PBSI, Cipayung, Jakarta, Sabtu (17/12/2022). Ini merupakan gelar juara ketujuh Jaya Raya di Kejurnas PBSI, sebelumnya diraih pada 1996, 2000, 2006, 2012, 2014, dan 2018.
Ganda campuran Jaya Raya, Hafiz Faisal/Della Destiara Haris, membuka kemenangan timnya setelah pada laga pertama mengalahkan ganda campuran Exist, Zaidan Arrafi Awal Nabawi/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, 21-17, 15-21, 15-21, dalam laga yang berlangsung selama 66 menit. Tunggal putra Jaya Raya, Muhammad Sultan Nurhabibullah Mayang, memetik kemenangan kedua setelah mengalahkan Iqbal Diaz Syahputra dengan skor 21-17, 21-17.
Ganda putra Jaya Raya yang tampil di laga ketiga, Muhammad Reza Pahlevi Isfahani/Rian Swastedian, tampil sebagai penentu gelar juara setelah mengalahkan Ade Bagus Sapta Ramadhany/Sabar Karyaman Gutama dengan 21-23, 21-17, 21-13, juga selama 66 menit. Kemenangan ini menyempurnakan Jaya Raya sebagai tim yang tidak pernah terkalahkan di Kejurnas PBSI 2022 kategori beregu campuran dewasa antarklub.
”Alhamdulillah bisa membawa Jaya Raya juara. Ini pertama kali saya bisa mengantarkan Jaya Raya juara kejurnas. Saat bertanding, saya sangat yakin bisa menang dan akhirnya membawa Jaya Raya juara walaupun lawan kami kemarin menjadi penentu comeback mereka di semifinal,” kata Reza Pahlevi.
Ketua Harian PB Jaya Raya Imelda Wigoena juga tidak menyangka klubnya bisa tak terkalahkan sepanjang kejurnas. Sebab, menurut dia, persiapan Jaya Raya tidak terlalu lama dan tim unggulan lain, seperti Djarum Kudus. memiliki materi pemain yang lebih berpengalaman dibandingkan dengan klubnya.
”Kami baru tahu pemain pelatnas dilarang ikut kejurnas itu 10 hari sebelum turnamen. Jadi, kaget juga karena kami harus mengumpulkan lagi atlet-atlet Jaya Raya dan hanya latihan dua kali. Sesungguhnya dari awal tidak terpikir bisa jadi juara,” ucap Imelda.
Jaya Raya Jakarta mendapatkan uang hadiah sebesar Rp 400 juta, peringkat kedua Exist mendapatkan Rp 200 juta. Adapun dua semifinalis, Djarum Kudus dan Sarwendah Badminton Club Jakarta, masing-masing mendapatkan Rp 100 juta.
Dominasi Pulau Jawa
Pada kategori perorangan yang hanya mempertandingkan kelompok taruna, pebulu tangkis asal DKI Jakarta memborong tiga gelar juara. Mereka adalah Muhammad Halim As Sidiq di nomor tunggal putra, Muhammad Fadel Illyasa Duni/Yahya Raska Ananda Suprianto di nomor ganda putra, dan Ariella Naqiyyah/Rachel Agnesia Sabatini di nomor ganda putri. Mereka semua adalah binaan klub Jaya Raya yang mewakili Provinsi DKI Jakarta.
Senin tetap bertahan dan bertarung lagi, jadi tidak ada persiapan, langsung main di seleknas. Saya masih 15 tahun, rasanya senang sekali bisa ikut seleknas. Saya ingin bisa menjadi juara dunia dan membahagiakan orangtua dan pelatih.
Halim mengalahkan tunggal putra Jawa Barat, Muhammad Fachri Akbar Romadhon, dengan skor 20-22, 21-18, 21-7. Fadel/Yahya mengalahkan ganda putra Jawa Tengah Michael Owen/Yuke Gamareza Radjasa dengan skor 16-21, 21-12, 21-15 selama hampir 1 jam. Adapun Ariella/Rachel mengalahkan ganda putri DKI Jakarta lainnya, Nabila Cahya Permata Ayu/Reva Olivia Damayani, 22-20, 21-17.
”Halim memang kami targetkan juara, ganda putri juga dalam setahun ini luar biasa perkembangannya dalam beberapa turnamen mereka berprestasi, yang tak terduga itu ganda putra bisa juara juga. Ini hasil usaha anak-anak,” tutur Imelda.
Jawa Tengah meraih satu medali emas di nomor ganda campuran melalui Verrell Yustin Mulia/Priskila Venus Elsadai yang mengalahkan pasangan DKI Jakarta, M Lutfi Khaidar/Gina Karmila, 21-14, 16-21, 21-14. Adapun final sesama pemain Banten di nomor tunggal putri dimenangi Wening Arviani Sabrina atas Zahra Rahma Kartina dengan 25-23, 18-21, 21-19.
Para juara ini otomatis mendapatkan tiket untuk mengikuti seleksi nasional untuk menghuni Pelatnas PBSI. Seleknas akan berlangsung pada 19-21 Desember di Pelatnas PBSI Cipayung. Peserta di nomor tunggal adalah atlet penghuni peringkat 15 besar nasional dan juara kejurnas. Adapun nomor ganda diikuti oleh peringkat tujuh besar nasional ditambah juara kejurnas.
”Senin tetap bertahan dan bertarung lagi, jadi tidak ada persiapan, langsung main di seleknas. Saya masih 15 tahun, rasanya senang sekali bisa ikut seleknas. Saya ingin bisa menjadi juara dunia dan membahagiakan orangtua dan pelatih,” kata Wening, yang mengidolakan pebulu tangkis putri Spanyol, Carolina Marín, dan legenda bulu tangkis China, Lin Dan, ini.
Terkait dominasi klub-klub asal Pulau Jawa di Kejurnas PBSI 2022, Kepala Bidang Prestasi Pengurus Pusat PBSI Rionny Mainaky menyebut, pihaknya juga tengah menyoroti hal ini, yang berarti pembinaan pebulu tangkis di daerah luar Pulau Jawa masih belum maksimal. Dia berharap, dengan penyelenggaraan kejurnas di Pelatnas Cipayung, mereka bisa menambah pengalaman dan terus mengembangkan perbulutangkisan di daerah.
”Saya harap di sana pelatih-pelatihnya juga lebih belajar lagi tentang bagaimana program dan disiplin. Nanti pelatih di pelatnas bisa untuk membuat seperti sport science atau parameter. Jadi, dalam visi dan misi semuanya, kalau sudah ada, bisa terbagi dan meluas,” tutur Rionny.