Pembuktian Para Perenang yang Tersisih dari Pelatnas
Sejumlah perenang senior dan atlet yang sempat tercoret dari skuad pemusatan latihan nasional menunjukkan penampilan terbaik demi bergabung kembali di skuad tim nasional Indonesia untuk SEA Games 2023.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para perenang kembali unjuk kekuatan pada hari kedua Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka atau IOAC 2022 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (13/12/2022). Sejumlah perenang senior dan atlet yang sempat tercoret dari pemusatan latihan nasional menunjukkan penampilan terbaik demi bergabung kembali ke skuad tim nasional Indonesia untuk SEA Games 2023.
Beberapa waktu lalu, Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) sempat mencoret enam nama dari skuad pelatnas dengan alasan kedisiplinan. Mereka adalah Erick Ahmad Fathoni (22), Joe Aditya Wijaya Kurniawan (21), Farrel Armandio Tangkas (21), Angel Gabriella Yus (21), Azzahra Permatahani (20), dan Flairene Candrea Wonomiharjo (17).
Sekretaris Jenderal PB PRSI Ali Patiwiri mengatakan, setelah permintaan maaf, peluang untuk membela timnas dan bergabung kembali ke pelatnas kembali terbuka untuk enam nama yang tercoret tersebut. Begitu pun bagi perenang senior yang berusia di atas 22 tahun juga kembali diberi kesempatan membela timnas renang Indonesia untuk SEA Games 2023.
”Mereka harus menunjukkan catatan waktu yang bisa bersaing, baik dari ajang ini maupun pada seleksi nasional Februari 2023 mendatang,” kata Ali.
Para perenang yang sempat tersisih seakan ingin membuktikan masih layak membela panji Merah Putih saat berlaga di IOAC 2022. Peraih medali perak di SEA Games 2021 Vietnam, Joe Aditya, tampil impresif. Joe yang turun pada nomor 200 meter gaya bebas putra berhasil mencatatkan waktu tercepat, yakni 1 menit 51,14 detik, unggul 1,21 detik dari atlet pelatnas, Nicholas Karel Subagyo (19).
Pada hari pertama, Joe juga sempat mengungguli Nicholas pada nomor 100 m gaya bebas dengan perbedaan waktu 1,33 detik. ”Cukup puas dengan performa selama dua hari ini meski belum memenuhi target untuk memperbarui catatan waktu terbaik pribadi,” kata Joe.
Dua perenang muda peraih emas renang di SEA Games Vietnam 2021, yakni Flairene Candrea (100 m gaya punggung putri) dan Masniari Wolf (50 m gaya punggung putri), juga beradu kekuatan pada nomor 50 m gaya punggung. Masniari yang selama ini berlatih di Jerman mencatat waktu 29,85 detik, mengungguli catatan waktu Flairene, 30,08 detik.
Perenang putri Indonesia lainnya di SEA Games 2021, Azzahra Permatahani, juga kembali tampil baik dengan menjadi yang tercepat di nomor 400 m gaya ganti putri dengan catatan waktu 5 menit 2,59 detik, unggul 24,07 detik dari peringkat kedua Adinda Kusuma Ningrum (20).
Peraih perunggu SEA Games Vietnam 2021 di nomor andalannya ini merasa siap jika kembali diberi kesempatan membela Indonesia. ”Kalau ada panggilan membela negara, saya pasti siap,” kata Azzahra.
Sementara itu, atlet senior Indonesia, I Gede Siman Sudartawa (28), yang merupakan pemegang rekor SEA Games di nomor 50 meter gaya punggung dengan 25,12 detik, juga kembali tampil apik pada IOAC 2022. Kembali turun di nomor andalannya tersebut, ia mencatatkan waktu tercepat, 25,66 detik. Catatan waktu tersebut mengungguli Farrel yang berada di posisi kedua dengan waktu 26,33 detik.
Siman yang tercoret dari pelatnas merasa masih layak membela Indonesia, apalagi dengan umur yang belum terlalu tua. ”Ini adalah olahraga terukur. Jika berpatokan waktu, dalam penampilan-penampilan terbaru, saya selalu mencatatkan waktu terbaik untuk perenang Indonesia. Saya pikir, dengan catatan waktu saya hari ini sudah bisa mendapatkan emas di SEA Games,” ujar Siman.
Sementara itu, Ali yang juga Ketua Pelaksana IOAC 2022 mengatakan akan menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada tim kepelatihan untuk perenang yang skuad SEA Games 2023. Namun, dalam komunikasinya, jika para atlet senior bisa unjuk gigi, tidak menutup kemungkinan bisa kembali membela timnas.
”Namun, saat ini prioritas pelatnas adalah 23 nama yang tengah menjalani pelatnas, apalagi target kita adalah jangka panjang menuju Olimpiade 2032. Tetapi, bagi atlet senior, kalau catatan waktunya berpotensi untuk emas, mereka bisa saja kembali membela timnas,” kata Ali.
Di sisi lain, dia menekankan, pelatnas jangka panjang hanya akan diisi perenang berusia di bawah 22 tahun. Adapun perenang senior yang telah melewati usia tersebut hanya akan mewakili Indonesia pada ajang jangka pendek saja, seperti SEA Games.
”Jika pun ada atlet senior yang kembali masuk timnas, kami akan tetap membawa 23 nama atlet pelatnas sebagai modal pengalaman mereka tampil di ajang internasional,” ujar Ali.