Keberhasilan Maroko menembus semifinal Piala Dunia menginspirasi negara-negara Afrika. Maroko membuktikan keberhasilan bisa diraih tim dengan skuad yang minim pemain bintang.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
Maroko menginspirasi dunia bahwa tim tanpa bertabur pemain bintang bisa membuat kejutan di Piala Dunia.
Maroko mengukir sejarah sebagai negara Afrika pertama yang bisa menembus semifinal Piala Dunia.
Tim ”Singa Atlas” mengandalkan campuran gaya tim-tim Afrika Utara yang biasa menggabungkan pertahanan yang kuat dengan serangan balik.
DOHA, MINGGU — Maroko mendemonstrasikan cara bertahan hidup yang menggugah di Piala Dunia Qatar 2022. Datang dengan status bukan unggulan, tim ”Singa Atlas” menjungkirbalikkan prediksi hingga lolos ke semifinal. Keberhasilan Maroko disambut sukacita negara-negara Afrika. Perjuangan Maroko mampu menginspirasi bahwa tim ”papa” pun bisa meraih kesuksesan.
Tidak pelak keberhasilan melaju ke semifinal bukan hanya menjadi kebahagiaan bangsa Maroko saja. Lebih dari itu, bangsa-bangsa Afrika merasa terwakili sehingga memicu musim semi Afrika di Piala Dunia. Sebagaimana negara-negara Afrika lainnya di Piala Dunia, Maroko adalah tim yang tidak diperhitungkan. Tidak ada yang menyangka mereka akan melaju hingga semifinal. Paling jauh, sejumlah pihak memprediksi Maroko hanya akan bertahan hingga 16 besar.
Kami sekarang menjadi tim yang disukai semua orang di Piala Dunia ini karena kami menunjukkan bahwa, meskipun tidak memiliki banyak bakat dan uang, Anda bisa berhasil. Kami telah membuat orang-orang kami dan benua kami sangat bahagia dan bangga.
Pelatih Maroko, Walid Regragui, menuturkan, negara-negara yang termasuk bukan unggulan di Piala Dunia kini terinspirasi dari kerja keras Maroko. ”Kami sekarang menjadi tim yang disukai semua orang di Piala Dunia ini karena kami menunjukkan bahwa, meskipun tidak memiliki banyak bakat dan uang, Anda bisa berhasil. Kami telah membuat orang-orang kami dan benua kami sangat bahagia dan bangga,” kata Regragui.
Maroko mengukir sejarah sebagai negara Afrika pertama yang bisa menembus semifinal Piala Dunia. Pencapaian itu mereka dapatkan tanpa banyak nama-nama besar di sepak bola Eropa. Dua nama paling sering terdengar adalah Hakim Ziyech yang bermain untuk Chelsea dan Achraf Hakimi yang membela Paris Saint-Germain.
Regragui paham betul sepak bola bukanlah permainan satu atau dua orang saja. Oleh sebab itu, walau tanpa diperkuat banyak nama besar, Maroko mengandalkan soliditas tim. Apa yang ditunjukkan Maroko seperti mimpi di siang bolong lantaran Regragui baru empat bulan ditunjuk menukangi timnas.
Dalam waktu sesingkat itu, ia mampu membawa Maroko menahan imbang Kroasia 0-0 dan mengalahkan Belgia 2-0 di babak penyisihan grup. Spanyol menjadi korban Maroko berikutnya. Tim ”Matador” disingkirkan melalui adu penalti di babak 16 besar. Di babak perempat final, giliran Portugal mereka kalahkan 1-0 dengan gol semata wayang Youssef En-Nesyri.
Menghadapi Portugal yang bertabur bintang klub Eropa, Maroko kembali menunjukkan ketangguhan dalam bertahan. Sejauh ini, Maroko menjadi tim yang sulit dibobol lawan-lawan mereka di Piala Dunia. Dari lima laga, Maroko hanya kebobolan satu gol saat melawan Kanada di penyisihan grup. Gol itu pun tercipta dari hasil bunuh diri Nayef Aguerd.
Transisi cepat dan ketangguhan kiper Maroko, Yassine Bounou, dalam mementahkan peluang lawan menjadi salah satu faktor penampilan impresif Maroko. Dalam bertahan, Regragui menginstruksikan pemainnya sebisa mungkin menang jumlah dibandingkan pemain Portugal.
Dengan cara itu, Portugal dibuat mati kutu. Hanya tiga dari 13 umpan ke area sepertiga akhir lawan dari gelandang kreatif Bruno Fernandes yang membahayakan gawang Maroko.
”Mereka memiliki rencana permainan yang bekerja dengan baik. Setiap kali pemain Portugal mendapatkan bola, mereka kembali bertahan dan unggul dalam jumlah,” ujar pengamat sepak bola Sky Sports, Graeme Souness.
Resep sukses
Setidaknya ada dua cara Regragui mengubah Maroko menjadi sulit ditaklukkan. Regragui mengandalkan campuran gaya tim-tim Afrika Utara yang biasa menggabungkan pertahanan yang kuat dengan serangan balik yang dipimpin oleh Ziyech.
Hal penting lainnya adalah meski tanpa pemain bintang, para pemain Maroko saling menggantikan satu sama lain. Ini terlihat kala Maroko kehilangan dua pemain belakang andalan, Aguerd dan Noussair Mazraoui, akibat cedera saat menghadapi Spanyol di babak 16 besar. Attiat-Allah yang diturunkan sebagai pemain pengganti mampu bermain apik, bahkan menciptakan satu asis pada gol bersejarah Maroko ke gawang Portugal.
Selain aspek taktikal, Regragui membangkitkan motivasi pemain dengan kebijakannya yang memperbolehkan keluarga pemain Maroko untuk bersama mereka di Qatar. Dengan cara itu, Regragui memotivasi para pemain untuk memberikan 100 persen kemampuan di atas lapangan.
”Momen-momen ini luar biasa. Akan tetapi, seperti yang dikatakan pelatih, kami di sini untuk mengubah perasaan, untuk menghilangkan rasa rendah diri ini. Kami memang telah mengubah mentalitas ini dan generasi berikutnya akan tahu bahwa para pemain Maroko dapat menciptakan keajaiban,” kata Bounou.
Di semifinal, Maroko akan menghadapi juara bertahan Perancis. Maroko, secara di atas kertas, jelas tidak lebih diunggulkan untuk menang. Namun, melihat performa impresif Singa Atlas, bukan tidak mungkin Perancis akan menjadi korban selanjutnya Maroko.
Perlu diingat, Maroko melaju hingga semifinal dengan belum tersentuh kekalahan. Pada masa lalu, ada Perancis di Piala Dunia 1998 dan Italia di Piala Dunia 2006 yang pernah melakukannya. Pada dua edisi tersebut, Perancis dan Italia keluar sebagai juara. (AFP)