Singkirkan Portugal, Tonggak Bersejarah Maroko bak Dongeng di Piala Dunia Qatar
Maroko menciptakan sejarah di Piala Dunia Qatar. Ketangguhan pemain dan dukungan kuat ”fans” menjadi resep ampuh tim ”Negeri Maghribi” menjadi tim Afrika dan kawasan Arab pertama yang lolos ke semifinal.
Oleh
m ikhsan mahar dari Doha, Qatar
·5 menit baca
Kemenangan 1-0 atas Portugal di Stadion Al-Thumama, Doha, Sabtu (10/12/2022) malam, menjadikan Maroko duta Afrika sekaligus tim asal kawasan Arab pertama yang menyentuh babak empat besar Piala Dunia.
Portugal adalah tim keempat di Piala Dunia 2022 yang tidak mampu mencetak gol ke gawang Maroko. Mereka mengikuti jejak Kroasia, Belgia, dan Spanyol.
Siulan dan sorakan pendukung Maroko mencapai rekor tertinggi pada angka 87 desibel. Angka itu setara rentetan bunyi klakson di jalanan yang macet, melampaui batas kenyamanan suara.
DOHA, KOMPAS — Lembaran baru hikayat Maroko tercipta di bidang olahraga. Negara berjuluk ”Negeri Maghribi” itu menorehkan tinta emas di buku sejarah sepak bola mereka karena bisa menembus semifinal Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Kemenangan 1-0 atas Portugal di Stadion Al-Thumama, Doha, Sabtu (10/12/2022) malam, menjadikan Maroko duta Afrika sekaligus tim asal kawasan Arab pertama yang menyentuh babak empat besar pesta sepak bola terakbar itu.
Hasil bersejarah itu tidak lepas dari kejelian taktik Pelatih Maroko Walid Regragui yang dipadukan dengan semangat juang para pemain Maroko. Bermodalkan taktik 4-3-3 di babak pertama, tim berjuluk ”Singa Atlas” itu bisa mengimbangi permainan menyerang Portugal yang berambisi mencapai semifinal ketiga di Piala Dunia.
Demi meredam Portugal, Regragui menginstruksikan anak asuhannya untuk mengepung dua ”otak serangan” Portugal, yakni Bruno Fernandes dan Bernardo Silva.
Setiap salah satu dari dua pemain itu menguasai bola, ada dua pemain Maroko yang mengelilingi mereka. Hasilnya, penyerang Portugal, Goncalo Ramos, tidak sekali pun mendapat peluang di paruh pertama. Sebaliknya, melalui transisi menyerang yang cepat, Maroko bisa mengejutkan Portugal, tiga menit sebelum babak pertama rampung. Sundulan Youssef En-Nesyri, penyerang Maroko, menggetarkan gawang Portugal.
En-Nesyri, pemain klub Sevilla, unggul duel udara melawan dua pemain Portugal, bek Ruben Dias dan kiper Diogo Costa. En-Nesyri membuat sejarah sebagai pencetak gol terbanyak Singa Atlas di Piala Dunia. Total tiga gol ia kemas dari dua partisipasinya, yaitu di Rusia 2018 dan Qatar 2022.
”Ini adalah hasil yang sangat luar biasa. Perjuangan pemain dan dukungan suporter membuat kami bisa menciptakan sejarah,” ujar Regragui dalam konferensi pers seusai laga.
Semua pemain Maroko pun langsung menghampiri keluarga mereka di tribune Stadion setelah mendengar peluit akhir laga. Bek sayap Achraf Hakimi, misalnya, mencium pipi ibunya yang selalu menemani di tribune penonton. Setelah itu, mereka berfoto dengan latar pendukung di tribune selatan.
Sesekali gendang telinga pun berdengung mendengar aksi pendukung Maroko. Berdasarkan pengamatan Kompas, pendukung Maroko adalah suporter terbising di Piala Dunia 2022.
Maroko akan menghadapi Perancis yang mengungguli Inggris, 2-1, pada laga Minggu dini hari WIB. Laga semifinal akan berlangsung pada Kamis (15/12/2022) pukul 02.00 WIB.
Di sisi lain, Portugal yang bermain dengan susunan 11 pemain yang sama ketika melibas Swiss, 6-1, di babak 16 besar, tidak bisa berbuat banyak. Keputusan Pelatih Portugal Fernando Santos untuk memasukkan Cristiano Ronaldo dan Joao Cancelo pada menit ke-51 tidak berpengaruh signifikan terhadap daya gedor Portugal.
”Selecao das Quinas” hanya bisa menghasilkan tiga tembakan mengarah ke gawang. Dua tembakan dihasilkan Joao Felix, sedangkan satu peluang lainnya didapatkan Ronaldo.
Dengan kegagalan membongkar pertahanan kuat Maroko, Portugal adalah tim keempat di Piala Dunia 2022 yang tidak mampu mencetak gol ke gawang Maroko. Mereka mengikuti jejak Kroasia, Belgia, dan Spanyol. Satu-satunya gol kebobolan Maroko di Qatar tercipta lewat gol bunuh diri, yaitu saat melawan Kanada.
Setelah laga usai, semua pemain Portugal sedih. Ronaldo pun menangis dalam perjalanan menuju ruang ganti. ”Semua pemain sangat kecewa karena kami gagal memberikan kebahagiaan bagi warga Portugal. Kami telah menyiapkan strategi terbaik guna mengalahkan Maroko, tetapi itu tidak berjalan sesuai rencana,” kata Santos.
Suporter terbising
Kemenangan bersejarah Maroko tidak lepas dari peran aktif pendukung mereka yang memadati Stadion Al-Thumama. Dari 44.198 pendukung yang hadir di stadion, mayoritas adalah suporter Maroko.
Pendukung Maroko amat total mendukung tim kesayangan mereka. Lagu dan yel-yel dukungan selalu mereka gemakan selama 90 menit. Ketika pemain Portugal menguasai bola, mereka melakukan siulan untuk membuat pemain Portugal tidak nyaman. Hal itu membuat beberapa kali komunikasi dan koordinasi skuad Portugal tidak berjalan baik.
Berdasarkan catatan dari aplikasi Sound Meter, siulan dan sorakan pendukung Maroko mencapai rekor tertinggi pada angka 87 desibel. Angka itu setara rentetan bunyi klakson di jalanan yang macet, melampaui batas kenyamanan suara yang menembus telinga manusia.
Sesekali gendang telinga pun berdengung mendengar aksi pendukung Maroko. Berdasarkan pengamatan Kompas, pendukung Maroko adalah suporter terbising di Piala Dunia 2022. Sebelumnya, pendukung Arab Saudi dan Argentina tercatat menghasilkan maksimal volume suara 85 desibel.
Pesta Argentina
Sementara pendukung Argentina mengalami hari terbaik selama tiga pekan penyelenggaraan Piala Dunia 2022. Ribuan pendukung mereka berpesta seusai ”La Albiceleste”, julukan tim Argentina, mengalahkan Belanda dalam drama adu penalti di perempat final, Sabtu (10/12) dini hari WIB di Stadion Lusail, Lusail.
Mereka tanpa henti bernyanyi seusai penyerang Lautaro Martinez memastikan keunggulan 4-2 Argentina dalam adu penalti. Para pendukung La Albiceleste juga membuka bajunya untuk diayun-ayunkan di atas kepala mereka sebagai ekspresi kegembiraan.
Mereka nekat bertelanjang dada meskipun suhu pada malam hari di Lusail cukup dingin, berada di kisaran 21 derajat Celsius dan angin dari penyejuk buatan di dalam stadion terus berembus. Sekitar satu jam seusai pertandingan, pendukung Argentina baru beranjak dari kursi mereka dan meninggalkan stadion. Itu pun setelah beberapa kali pengumuman digaungkan agar mereka segera meninggalkan tribune.
Setelah keluar stadion, pendukung Argentina tidak berhenti bernyanyi dan mengibarkan bendera mereka. Yel-yel untuk megabintang Argentina, Lionel Messi, paling dominan terdengar dalam perjalanan suporter dari stadion menuju Stasiun Metro Lusail.
”Ini malam yang luar biasa. Kami senang Argentina bisa tampil di semifinal dan semakin dekat mencapai mimpi menjadi juara,” ujar Rodrigo, salah satu pendukung Argentina, yang ditemui di Metro Doha.
Kemenangan atas Belanda itu terasa lebih sempurna menyusul kekalahan Brasil, musuh bebuyutan Argentina, dari Kroasia melalui adu penalti. Dalam kurun sekitar 4 jam, Argentina merayakan dua hal berbeda, yaitu kekalahan Brasil dan tiket semifinal yang diraih La Albiceleste.
”Ciao (selamat tinggal), Brasil,” seru ribuan pendukung Argentina ketika berjalan memasuki tribune Stadion Lusail. Kedua laga itu hanya dipisahkan waktu selama satu jam.