Tangan Ajaib Dominik Livakovic Gagalkan Jepang Melaju ke Babak Perempat Final
Tiga kali menggagalkan penalti Jepang, kiper Dominik Livakovic mengantar Kroasia, finalis Piala Dunia Rusia 2018, menembus perempat final Piala Dunia Qatar 2022.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
AL WAKRAH, SENIN – Penampilan gemilang kiper Dominik Livakovic menggagalkan tiga tendangan penalti Jepang dan mengantarkan Kroasia menang 3-1 (1-1) dalam drama adu penalti Piala Dunia 2022 di Stadion Al Janoub, Al Wakrah, Qatar, Senin (5/12/2022). Dengan hasil ini, langkah Jepang di Piala Dunia kembali gagal menembus babak perempat final.
Keajaiban itu membuat Livakovic, kiper Dinamo Zagreb, menjadi penjaga gawang ketiga yang mampu mengagalkan tiga penalti dalam satu laga di Piala Dunia. Sebelumnya ada kiper Portugal Ricardo saat melawan Inggris di Jerman 2006. Sesama kiper Kroasia, Danijel Subasic, lebih dulu melakukannya saat melawan Denmark di Rusia 2018.
Livakovic menahan tendangan penalti pertama oleh Takumi Minamino, kedua oleh Kaoru Mitoma, dan keempat oleh Maya Yoshida. Hanya tendangan Takuma Asano yang gagal dibendung Livakovic.
Di sisi lain, kiper Shuichi Gonda hanya menggagalkan tendangan penalti ketiga oleh Marko Livaja. Eksekusi pertama oleh Nikola Vlasic, kedua oleh Marcelo Brozovic, dan keempat oleh Mario Pasalic menghentikan mimpi Jepang untuk pertama kali lolos ke perempat final. Kroasia nantinya akan menghadapi pemenang antara Brasil atau Korea Selatan.
Adu penalti ditempuh setelah kedua tim bermain imbang 1-1. Jepang unggul terlebih dahulu lewat gol penyerang Daizen Maeda pada menit ke-43. Maeda memanfaatkan asis Maya Yoshida.
Catatan Opta, itu gol kedua Maeda dalam 11 penampilanya bersama Jepang. Gol itu sekaligus menjadi tembakan akurat Jepang pertama yang terjadi di babak pertama Piala Dunia Qatar 2022.
Kroasia baru membalas di babak kedua lewat gol yang dicetak sayap serang Ivan Perisic memanfaatkan asis bek Dejan Lovren. Di babak tambahan 2x15 menit, tidak ada gol tercipta. Kedua tim tampak ingin menuntaskan laga dengan drama adu penalti.
Kemenangan itu membuat Vatreni atau "Lidah Api", julukan Kroasia, masih berada di jalur yang tepat untuk menyamai atau melewati hasil Rusia 2018. Saat itu, Kroasia terhenti di final dengan skor 2-4 oleh Perancis.
Empat tahun lalu, perjuangan Kroasia mencapai final cukup terjal. Mereka harus dua adu penalti melawan Denmark di 16 besar dan Rusia di perempat final. Di semi final, Kroasia juga mengalahkan Inggris 2-1 lewat babak tambahan waktu.
Selain itu, menurut Opta, Kroasia untuk kelima kalinya terhindari dari kekalahan dalam enam laga Piala Dunia terakhir meski kebobolan terlebih dahulu. Tiga laga di antaranya diakhiri drama adu penalti, termasuk saat melawan Denmark dan Rusia pada 2018.
Sedangkan bagi Ivan Perisic, laga ini juga terbilang istimewa. Dia menjadi pemain Kroasia pertama yang mencetak 10 gol di lima turnamen besar, yakni Piala Dunia dan Piala Eropa. Namun, catatan golnya masih 33 gol atau sama dengan Mario Mandzukic. Bahkan golnya masih jauh di bawah Davor Suker, legenda Kroasia yang mencetak 45 gol.
Di sisi "Samurai Biru", julukan Jepang, kekalahan itu gagal memenuhi ambisi menembus perempat final untuk pertama kalinya. Pencapaian terbaik mereka cuma sampai perdelapan final seperti di Rusia 2018 karena kalah 2-3 dari Belgia.
Selain itu, di Afrika Selatan 2010, mereka kalah 3-5 (0-0) dalam drama adu penalti dengan Paraguay. Sedangkan di Korea Selatan-Jepang 2002, tuan rumah ini takluk 0-1 dari Turki.
Seusai laga, gelandang serang Kroasia Nikola Vlasic mengatakan, adu penalti menandakan Jepang adalah tim yang sangat kuat. Semuanya menebalkan kehebatan Jepang saat mengalahkan tim juara dunia sekelas Jerman dan Spanyol di babak penyisihan. Lebih istimewa, kemenangan itu diraih dalam situasi yang sama, tertinggal lebih dulu lalu unggul di ujung laga.
“Jepang memberikan laga yang amat sulit dan bukan kebetulan mereka dapat mengalahkan Jerman dan Spanyol,” katanya.
Vlasic melanjutkan, sebelum laga dimulai, Kroasia seolah kurang diunggulkan terutama di bursa taruhan. Alasannya, Jepang mengalahkan dua tim kuat Eropa di fase penyisihan Grup E.
Akan tetapi, saat laga di Stadion Al-Janoub, Kroasia lebih mendominasi laga, misalnya, penguasaan bola 50 persen berbanding 36 persen. Selain itu, tembakan yakni 17 berbanding 12, dimana empat tembakan sama-sama mengarah ke gawang.
Kroasia juga membuat umpan lebih banyak yakni 724 berbanding 545. “Kami punya lebih banyak kesempatan dan karena itu kami layak menang,” ujarnya.
Pelatih Jepang Hajime Moriyasu mengatakan, tidak terlalu kecewa meski gagal mencapai perempat final. Perjuangan tim asuhannya sudah luar biasa. Para pemain, kata dia, telah memperlihatkan masa depan, suatu era baru untuk sepak bola Jepang.
“Kami mengalahkan Jerman dan Spanyol. Jika kami percaya dapat mengatasi lainnya daripada sekadar mengimbangi, masa depan akan cerah,” ujar Moriyasu. (AFP)