Walau prestasinya menurun dari finalis Piala Dunia 2018 jadi tempat ketiga Piala Dunia 2022, Kroasia tetap menunjukkan konsistensi prestasi. Sebagai negara kecil, mereka adalah kuda hitam sejati dua Piala Dunia terakhir.

Seperti ada aturan tidak tertulis di Qatar, ”jangan memegang bola terlalu lama jika ingin menang”. Fenomena itu semakin nyata jelang akhir turnamen.

Makna laga perebutan peringkat ketiga tetap besar di mata Maroko dan Kroasia. Kedua tim mengejar warisan penting bagi sejarah sepak bola mereka.

Tangan dingin Zlatko Dalic menjadikan sepak bola Kroasia dari negeri kecil di semenanjung Balkan sebagai kekuatan super yang menembus final Piala Dunia Rusia 2018 dan semifinal Piala Dunia Qatar 2022.

Kroasia memasuki era ketidakpastian setelah Luka Modric menyelesaikan laga di Piala Dunia terakhirnya. Hingga saat ini, belum ada sosok yang dinilai mampu menyamai visi dan kualitas kepemimpinannya

Malam panjang nan melelahkan, yang berujung pada adu penalti, berpotensi menanti Argentina jika mereka tak bisa membongkar pertahanan solid Kroasia. Fleksibilitas taktik tim ”Tango” akan diuji mental petarung Kroasia.

Argentina dan Kroasia akan memperebutkan satu tiket ke final pada duel di Stadion Lusail, Rabu (14/12) WIB. Lionel Messi menjadi poros permainan Argentina, sedangkan Kroasia mengandalkan kolektivitas tim.

Pertarungan tim menyerang dan bertahan tersaji di dua laga semifinal Piala Dunia 2022. Di sisi lain, keempat tim terbaik itu sama-sama bertumpu pada pemain sayap untuk menghukum lawan.