Bermodal gelandang kelas wahid, lima negara menjadi kuda hitam yang patut diperhatikan di Piala Dunia Qatar 2022. Dominasi pertarungan taktik di lapangan tengah menjadi keuntungan tim-tim itu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Modric akan menjalani Piala Dunia keempatnya. Ia menjadi pemain Kroasia dengan jumlah penampilan terbanyak di pesta sepak bola terakbar itu dengan 12 laga.
Tim-tim medioker yang bergantung pada kemilau bintang di jantung permainan timnya tidak bisa diremehkan. Mereka minimal bisa menembus babak 16 besar.
Di Piala Dunia 2022, Serbia bersama Swiss akan menjadi pengusik utama Brasil di Grup G.
ZAGREB, KAMIS – Perang di lapangan tengah tetap akan menjadi sajian utama dalam duel taktik tim-tim di Piala Dunia Qatar 2022. Kondisi itu membuat peran para gelandang kelas dunia akan menentukan perjalanan sebuah tim, terutama mereka yang membela tim-tim non-unggulan.
Qatar 2022 bakal kian mengukuhkan pola permainan modern yang bergantung pada poros permainan di lini tengah. Bukan hanya untuk menciptakan operan dan mengkreasikan peluang, para gelandang juga dituntut menjadi sumber gol alternatif.
Jika merunut sejak Piala Dunia 2010, formasi dengan menumpuk lima gelandang berkat taktik 4-2-3-1 menjadi andalan. Di Qatar, sebagian tim-tim unggulan, seperti Inggris, Jerman, Spanyol, dan Argentina, telah mematenkan taktik tiga bek untuk menyediakan pemain lebih banyak di lapangan tengah.
Tim-tim medioker yang mengandalkan para bintangnya di lini tengah dalam upaya bersaing di Qatar adalah Kroasia, Swiss, Denmark, Uruguay, dan Serbia. Penampilan gelandang itu akan menentukan perjalanan mereka di Piala Dunia edisi ke-22 itu.
Kroasia, yang menjadi runner-up Rusia 2018, tetap mengandalkan gelandang veteran dan kaptennya, Luka Modric, di Qatar. Meski sudah tidak lagi ditemani Ivan Rakitic yang pensiun dari tim nasional, Modric akan berdampingan dengan Mateo Kovacic dan Marcelo Brozovic untuk menjadi kunci permainan tim berjuluk ”Vatreni” itu.
Pelatih Kroasia Zlatko Dalic, dalam pengumuman 26 skuad Kroasia, Selasa (8/11/2022), di Zagreb, mengatakan, timnya tidak akan melakukan banyak perubahan gaya bermain dibandingkan ketika menembus final di Rusia. Pemain senior, katanya, akan menjadi tulang punggung tim sekaligus mendampingi para pemain muda berkembang selama tampil di Qatar.
”Hasil empat tahun lalu membuktikan tim ini memiliki kualitas. Kami optimistis bisa menyamai prestasi itu, tetapi saya harus bersikap realistis karena ada 10 tim lain yang lebih dijagokan juara dibandingkan kami. Tujuan utama kami bisa tampil baik di fase grup, lalu memikirkan babak selanjutnya,” kata Dalic, yang mengantarkan Kroasia menembus semifinal Liga Nasional Eropa 2022-2023.
Modric akan menjalani Piala Dunia keempatnya. Ia pun telah menjadi pemain Kroasia dengan jumlah penampilan terbanyak di pesta sepak bola terakbar itu dengan 12 laga.
Setelah memastikan tempat di Qatar, pemain berusia 37 tahun itu bertekad membantu Kroasia meraih prestasi sebaik mungkin, khususnya bisa melaju dari Grup F. Di grup itu, mereka akan bersaing dengan Belgia, Kanada, dan Maroko.
”Saya sadar ini akan menjadi kompetisi terakhir saya bersama timnas. Kami berharap bisa menjalani pertandingan demi pertandingan dengan hasil baik,” ujar Modric, yang telah mencetak dua gol selama berpartisipasi di Piala Dunia.
Tidak bisa diremehkan
Jika berkaca pada hasil Piala Dunia 2018, tim-tim medioker yang bergantung pada kemilau bintang di jantung permainan timnya tidak bisa diremehkan. Mereka minimal bisa menembus babak 16 besar. Selain Kroasia, tim-tim serupa adalah Swiss, Denmark, dan Uruguay.
Semua pemain telah berkembang dan memiliki kualitas untuk bersaing, tetapi kami wajib menikmati diri di Qatar agar bisa memperbaiki prestasi. (Dusan Tadic)
Hanya Serbia yang gagal menembus babak penyisihan di Rusia. Tetapi, kondisi Serbia saat ini telah berbeda dibandingkan empat tahun lalu.
Gelandang kreatif Serbia, yaitu Sergej Milinkovic-Savid dan Dusan Tadic, sudah tidak akan mengalami demam panggung tampil di Piala Dunia. Pengalaman mereka di level klub dan usia emas sebagai pesepak bola bisa menjadi jaminan Serbia untuk tampil lebih baik, yaitu di Qatar.
”Pengalaman di Rusia 2018 menolong banyak pemain dan menjadi pelajaran penting bagi kami. Semua pemain telah berkembang dan memiliki kualitas untuk bersaing, tetapi kami wajib menikmati diri di Qatar agar bisa memperbaiki prestasi,” tutur Tadic kepada FIFA+.
Kualitas Serbia ditunjukkan dengan keberhasilannya menyegel tiket langsung ke Qatar lewat babak kualifikasi. Mereka mengungguli Portugal di Grup A kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa berkat kemenangan 2-1 di laga pamungkas yang berlangsung di Lisabon, Portugal.
Selain duo gelandang itu, Serbia juga beruntung telah melahirkan kembali penyerang tajam pada diri Aleksandar Mitrovic dan Dusan Vlahovic yang bisa menjadi ancaman bagi tiga lawannya di fase grup. Mereka bak titisan penyerang Serbia yang sempat mencuri perhatian, seperti Savo Milosevic dan Predrag Mijatovic.
Di Piala Dunia 2022, Serbia bersama Swiss akan menjadi pengusik utama Brasil di Grup G. Tanpa mengenyampingkan kualitas Kamerun, Swiss juga bisa melaju ke Qatar dengan mengalahkan Italia di Grup C kualifikasi Piala Dunia 2022.
Kuda hitam
Adapun Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka akan menjadi andalan Swiss di Qatar. Shaqiri, yang juga akan menjalani Piala Dunia keempatnya, sudah tidak sabar kembali tampil di turnamen olahraga terbesar di dunia itu.
”Banyak tim yang difavoritkan, seperi Brasil, Perancis, Jerman, dan Spanyol. Tetapi, selalu juga ada tim kuda hitam yang bisa menghadirkan kejutan. Saya berharap kami bisa menjadi salah satu tim (kejutan) itu,” kata Shaqiri dilansir laman Liga Sepak Bola Amerika Serikat (MLS).
Salah satu tim Eropa dengan kualitas gelandang kelas dunia yang jauh lebih unggul dari lini lainnya adalah Denmark. Christian Eriksen tetap akan menjadi tulang punggung tim ”Dinamit” yang diasuh Kasper Hjulmand.
Kami bermimpi memenangi Piala Dunia dan memberikan hadiah kepada seluruh masyarakat Uruguay. (Federico Valverde)
Pemain Manchester United itu akan bahu-membahu dengan Pierre-Emile Hojbjerg yang juga berkembang di Inggris dengan membela Tottenham Hotspur. Hjulmand menargetkan timnya lolos dari Grup G yang bersaing dengan Perancis, Australia, dan Tunisia.
”Saya senang banyak pihak menganggap kami kuda hitam di Qatar karena itu menunjukkan perkembangan tim ini menuju arah yang benar. Saya tidak menyebut kami lebih baik dari yang lain, tetapi kami bisa bersaing dengan siapa pun,” kata Hjulmand.
Adapun duta Amerika Selatan yang berpeluang menghadirkan kejutan berkat performa apik gelandangnya ialah Uruguay. Bermodal gelandang muda yang tengah naik daun, yaitu Federico Valverde dan Rodrigo Bentancur, Uruguay menatap asa untuk melangkah lebih jauh dibandingkan capaian perempat final di edisi Rusia, 2018 lalu.
”Saya ingin meninggalkan sejarah di dunia sepak bola. Bukan hanya bersama Real Madrid, tetapi juga di timnas. Kami bermimpi memenangi Piala Dunia dan memberikan hadiah kepada seluruh masyarakat Uruguay,” kata Valverde. (AFP/REUTERS)